Lapangan pekerjaan kerap menjadi bahan keluhan. Mengingat, setiap orang butuh pekerjaan. Di lain sisi, setiap orang juga punya keahlian mengeluh.
Lalu, benarkah era digital — era orang bisa mengeluhkan apa saja dengan mudah — juga memperlebar lapangan pekerjaan?
Kegiatan job fair tersebar di mana-mana. Namun, masih banyak juga pernyataan kurangnya lapangan kerja. Di era digital, segala hal sudah berkembang. Kalau potensi diri kamu tidak berkembang, bagaimana bisa menjadi calon pekerja yang kompeten?
Dengan didukung teknologi yang semakin maju. Segala hal kini menjadi lebih mudah. Seperti adanya web penyedia lowongan kerja. Tidak perlu lagi susah-susah menilik surat kabar. Atau bahkan menunggu daerah kamu mengadakan acara job fair.
Tapi itu kan tugas para elite? Saya tahu kamu pasti akan bergumam seperti itu. Kalaupun bisa mandiri berdiri sendiri. Kenapa harus menunggu dan selalu menuntut?
Sebaiknya, gunakan waktu menuntutmu, untuk mengasah skill dan potensi diri. Agar kelak, punya kompetensi kerja di era digital. Saatnya berucap selamat datang era kemajuan. Bukannya malah menyambut era kemunduran dengan dalih tidak ada lapangan pekerjaan.
Kalau kamu rajin mengulik, banyak lho lowongan yang tersedia di internet. Belum lagi, job fair yang digelar di masing-masing daerah.
Tapi, jika kau menganggap lowongannya itu-itu saja dan tidak cocok dengan dirimu, cobalah mandiri agar lebih produktif. Syukur-syukur, kamu bisa menyediakan lapangan kerja buat orang lain.
Lapangan Kerja di Bojonegoro
Di Bojonegoro, kegiatan job fair sering digelar. Tujuannya untuk memenuhi permintaan para pencari kerja. Sehingga, nantinya bisa menekan jumlah pengangguran yang ada.
Seperti job fair yang digelar Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten (Disperinaker) Bojonegoro. Job Fair ini digelar di SMK Negeri 2 Bojonegoro.
Dengan menyediakan 12.500 lowongan kerja. Sebanyak 42 perusahaan turut serta dalam acara job fair tersebut. Acara ini digelar selama dua hari. Dari tanggal 10 hingga 11 April 2019.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro Agus Supriyanto juga menerangkan. Acara ini digelar sesuai dengan Perda No. 7 tahun 2017 dan ditindaklanjuti dengan Perbup No. 55 tahun 2018. Tentang mata anggaran penyelenggaraan job fair.
“Tujuan dari job fair ini untuk mempertemukan para pencari kerja dengan penyedia lapangan kerja,” ujar Agus Supriyanto.
Job fair kali ini, berbeda dengan yang sebelumnya. Dalam acara job fair tersebut, terdapat lowongan untuk penyandang Disabilitas. Bahkan, Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto, mengapresiasi tinggi kegiatan job fair ini.
Dia juga menjelaskan, acara ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro. Untuk membuka lowongan kerja baru dan menekan angka pengangguran sampai 0,7% tiap tahun.
Menurut Budi, kegiatan ini memfasilitasi pertemuan antara pencari kerja dan penyedia lapangan kerja. Sehingga kedua pihak dapat bertemu dan langsung menyeleksi pekerja yang sesuai dengan perusahaan.
“Harapannya dengan digelarnya job fair ini. Produktifitas dan kesejahteraan tenaga kerja semakin meningkat,” ujar Wakil Bupati Bojonegoro.
Kalau dilihat lagi, para elite sudah berupaya menyediakan lowongan pekerjaan. Kalau kamu melek informasi, banyak sekali tersedia lapangan pekerjaan. Jadilah job seeker yang smart ya, Nabs.
Upgrade juga kemampuan diri kamu. Jangan cuma upgrade gawai melulu. Percuma punya gawai bagus tapi tidak lebih smart dari gawainya. Segala sesuatu tidak ada yang instan. Kecuali mie yang sedari dulu sudah terkenal instan.
Jadi untuk generasi (yang katanya) penerus. Kamu sudah dimudahkan di era sekarang ini. Dengan kemajuan teknologi dan internet. Segala hal bisa kamu pelajari.
Tinggal bagaimana kamu mau mengembangkan potensi dan skill diri kamu sendiri. Saatnya bergerak sendiri selagi kamu masih muda dan penuh potensi.