Kowe ngiri aku nganan, wes beda ideologi.
Lagu ambyar kali ini menjadi trending di seluruh Indonesia. Bahkan, negara-negera tetangga sudah pada kenal. Tidak diragukan lagi. Jika lagu-lagu ambyar menjadi idaman banyak manusia.
Kali ini saya akan sedikit menafsirkan lagu “Mendung Tanpo Udan” ciptaan Kukuh Prasetya Kudamai. Lagu yang viral dibawakan oleh Ndarboy Genk (Mas Ndaru) ini sempat trending 1 di musik.
Meninjau dari segi lirik sangatlah perlu. Namun dari segi visual videografi juga sangat mempengaruhi maknanya. Simak Berikut ini:
Mlaku Beberengan, bedino sayang-sayangan.
Setiap hari penuh dengan rasa sayang. Jalan bareng atau selalu bersama. Awal lirik lagu ini bahwa kita pernah berjalan melewati duri-duri dalam hubungan. Melewati dengan tulus dan kasih sayang.
Sedih lan kebahagiaan, dilewati tahun-tahunan.
Sedih dan Bahagia, sudah dilewati bertahun-tahun
Memang, sedih dan bahagia selalu mengarungi bathera cinta. Tanpa disadari sudah sangat lama menjadi hubungan.
Dalam video clip tersebut tampak pasangan yang berjalan dan bergandeng. Sembari enikmati keindahan alam dan membayangkan masa depan yang akan dihadapi
Padu meneng-menengan. Barkui kangen-kangenan.
Bertengkar tak saling sapa. Setelah itu merindu. Inilah watak cinta yang sesungguhnya. Gelagatnya seakan tak mau, tapi hati masih rindu. Tidak hanya perempuan, laki-laki kadang seperti itu juga
Kadang bedo pilihan. Nganti pedot balikan.
Terkadang berbeda pilihan. Sampai putus dan balik lagi. Maskudnya bukan berbeda perasaan di sini. Karena konteksnya adalah beda cara berpikir. Sampai-sampai hubungan menjadi dampak dari segalanya.
Mendung tanpo udan. Ketemu lan kelangan.
Iya, mendung belum tentu hujan. Bertemu dan berpisah. Langit tak selalu cerah dan gelap. Ada pertemuan, kamu juga harus kuat menerima perpisahan.
Kabeh kui seng diarani perjalanan.
Semua itu adalah perjalanan. Di sela-sela perjalanan, pasti ada beberapa cobaan. Laki-laki harus kuat mengahdapi cobaan ini.
Jika dilihat dari video clipnya. Si laki-laki tampak berdoa menengadahkan tangannya. Ini menunjukkan bahwa doa adalah hal yang terbaik untuk menghadapi masalah.
Awak Dewe tau duwe bayangan. Besok Yen wes wayah omah-omahan.
Kita sendiri punya angan-angan. Besok ketika berumah tangga. Setiap orang menjalin hubungan pasti mempunyai bayangan, besok akan begini dan begitu.
Aku Moco koran sarungan. Kowe blonjo dasteran.
Aku baca koran (surat kabar) pakai sarung. Kamu belanja pakai daster. Nah, inilah yang menjadi harapan. Dan dinanti-nanti ketika besok sudah berumah tangga.
Nanging Saiki wes dadi kenangan. Aku karo kowe wes pisahan.
Tapi, sekarang sudah menjadi kenangan. Aku dan kamu sudah berpisah. Jika anganmu tak tersampaikan. Maka kenangan yang akan hadir di sela-sela kehidupanmu. Sebab, aku dan kamu sudah tidak bisa bersatu lagi.
Tidak bisa bersatu pasti punya alasan. Bukanae karena perasaan saja, ada unsur lain. Inilah hebatnya mendung tanpo udan. Di lirik akhir ini membuka semua perasaan pasukan patah hati.
Aku kiri Kowe kanan. Wes bedo dalan.
Aku kiri kamu kanan. Sudah berbeda jalan. Di lirik ini. Yang dimaskud buka perasaan saja. Tapi unsur yang vital dalam hubungan adalah agama. Karena menikah beda agama tidak sah.
Jika kamu melihat video clipnya. Pada saat lirik di atas dinyanyikan. Nampak pasangan yang perempuan sholat dan si laki-laki menunggunya. Itu menunjukkan betapa relanya laki-laki. Walaupun sudah jelas akan berpisah. Masih tetap menunggu.
Kiri dan kanan artinya berbeda ideologi. Jalannya sudah berbeda. Agamamu agamamu, dan agamaku adalah agamaku. Sehingga kita tak bisa bersatu.