“Aku tidak gagal. Aku hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil,” Thomas Alva Edison.
Pasti kamu pernah dengar kalimat itu kan, Nabs? Ilmuwan yang satu ini terkenal sekali dengan salah satu penemuannya: lampu pijar. Kau tahu, 31 Desember 1879 adalah pertama kalinya Thomas mendemonstrasikan lampu hasil dari penemuannya itu di muka umum.
Akhir Desember tidak hanya menjadi tanggal penutup tahun. Tapi juga awal dari optimisme baru. Nabs, 31 Desember 139 tahun lalu juga menjadi hari pertama sang Ilmuwan Thomas Alva Edison mendemonstrasikan hasil penemuan terbesarnya di hadapan umum.
Yaps, apalagi kalau bukan sebuah bohlam lampu. Penemuan tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Dan menjadi penerang peradaban manusia, hingga sekarang. Itu alasan kenapa kita harus berterimakasih pada Thomas Alva Edison.
Malam hari bakal teramat gelap tanpa bohlam lampu dari Thomas. Karena itu, di akhir tahun ini, tidak ada salahnya kita kenang sosok sang ilmuwan. Mengingat, besarnya jasa dia yang membikin dunia kian terang.
Thomas Alva Edison lahir di Milan, Ohio, pada 11 Februari 1847. Dia anak bungsu dari tujuh bersaudara. Semasa hidupnya, Thomas dikenal sebagai seorang penemu berbagai benda penting dalam sejarah umat manusia. Semasa kecil bukannya menjadi anak yang berprestasi, malah sebaliknya, Thomas dikeluarkan dari sekolah.
Iya, karena suatu alasan prestasi akademik yang buruk, akhirnya Thomas dikeluarkan dari sekolahnya. Hingga akhirnya sang Ibu Thomas, memutuskan untuk mengajar sendiri anaknya dirumah.
Setelah tidak bersekolah lagi, Thomas kecil lebih banyak berkreasi. Berbekal rasa ingin tahu yang cukup besar, dia mulai membaca semua buku ilmiah dan memulai percobaan-percobaan ilmiah sendiri.
Thomas remaja pernah mengadu nasib berjualan koran. Memasuki usia 15 tahun dia mendalami telegraf, belajar mengirim dan menerima sandi morse. Tujuh tahun lamanya pekerjaan ini dilakukan oleh Thomas sebagai operator telegraf. Hingga akhirnya dia berhasil menemukan mesin telegraf yang lebih baik.
Thomas mendapatkan banyak uang dari hasil penjualan penemuannya tersebut. Hingga akhirnya dia bisa mendirikan laboratorium sendiri. Tahun 1874 dia pindah ke Menlo Park, New Jersey. Di sana Thomas membangun sebuah laboratorium ilmiah yang besar.
Di tempat inilah, Thomas banyak melakukan percobaan-percobaan penting. Salah satunya, lampu pijar. Dan lampu pijar menjadi fokus penelitiannya. Thomas menyadari bahwa teramat penting kehadiran lampu pijar bagi kebutuhan hidup manusia.
Sebenarnya, Thomas bukan yang pertama kali menemukan lampu pijar. Thomas hanya mengembangkan dari hasil penelitian sebelumnya yang sudah ada. Berkat utak-atik lampu pijar, Thomas pun berhasil ciptakan lampu pijar yang nyalanya lebih lama dibanding lampu pijar sebelumnya.
Dan pada 31 Desember 1879 itulah, Thomas mengenalkan hasil penemuannya di hadapan umum.
Nabsky harus tahu, tidak semua yang dilakukan Thomas berjalan mulus. Banyak tantangan yang dilaluinya. Penelitian yang mbulet, biaya yang besar dan kesabaran tingkat tinggi jadi sejumlah tantangan yang dihadapi Thomas.
Untuk menemukan bohlam lampu, Thomas butuh ribuan kali percobaan. Masak kamu yang baru ditolak 3 kali aja udah nyerah sih? Malu dong sama Pak Thomas.
Setelah berpuluh ribu kali gagal, Thomas berhasil membikin lampu pijar yang lebih baik dari sebelumnya. Pada 1882, Thomas memasang lampu hasil penemuannya di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh satu kilometer di kota New York. Ini pertama kalinya lampu listrik di pakai di jalan-jalan.
Jerih payah Thomas Alva Edison, bisa kita rasakan saat malam hari. Kita bisa kerjakan banyak hal di malam hari juga berkat upaya dari Thomas. Sudah selayaknya kita berterimakasih pada Thomas Alva Edison.