Meninggalnya PDP asal Kecamatan Trucuk membuat Pemkab Bojonegoro langsung mengambil langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Yakni dengan menutup sementara sarana transportasi perahu tradisional yang melayani penyebrangan Sungai Bengawan Solo.
Operasional perahu tradisional Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Trucuk, Bojonegoro dihentikan sementara waktu. Tujuannya untuk mengurangi aktivitas masyarakat. Dengan begitu, diharapkan penyebaran Virus Corona atau Covid-19 bisa ditekan, menyusul meninggalnya pasien dalam pengawasan (PDP) asal Desa Sranak, Kecamatan Trucuk.
Warga Kecamatan Trucuk memang biasa menggunakan transportasi perahu tradisional atau gethek untuk menyebrang ke wilayah Kecamatan Bojonegoro. Kecamatan Trucuk memang dibatasi oleh aliran Sungai Bengawan Solo. Dengan menggunakan perahu, perpindahan warga Trucuk yang mau ke Kecamatan Bojonegoro maupun sebaliknya bisa lebih cepat.
Namun tranportasi andalan warga tersebut ditutup di sejumlah titik. Itu dilakukan menyusul meninggalnya Pasien Dalam Pengawasan asal Desa Sranak, Kecamatan Trucuk.
Penutupan dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kecamatan Kota Bojonegoro bekerjasama dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 Kelurahan Ledok Kulon dan pengelola penyeberangan perahu tradisional di Kelurahan Ledok Kulon, mulai Minggu (26/04/2020) pagi.
Kapolsek Kota Bojonegoro, Kompol Hari Adi Agus Wahono, menuturkan bahwa Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di tingkat Kecamatan Kota Bojonegoro melakukan penutupan tambangan perahu tradisional untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona masuk dan menyebar di Kota Bojonegoro. Berdasarkan rilis update sebaran Covid-19 di Kabupaten Bojonegoro bahwa status PDP per tanggal 25 April sebanyak 1 orang di Kecamatan Trucuk dan akhirnya meninggal dunia.
“Dengan adanya PDP warga Desa Sranak Kecamatan Trucuk, akhirnya meninggal dunia. Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di tingkat Kecamatan Kota Bojonegoro bekerjasama dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 Kelurahan Ledok Kulon melakukan penutupan tambangan perahu untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona,” jelasnya.
Berdasarkan Update sebaran Covid-19 di Kabupaten Bojonegoro Per-Tanggal 26 April 2020 Jam 18.00 WIB, dari tiga pasien dalam pengawasan (PDP) telah meninggal semua. Hal itu dikonfirmasi oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Masirin.
“1 PDP kemarin asal Desa Sranak, Kecamatan Trucuk, meninggal dan dimakamkan tadi pagi (Minggu, 26 April 2020),” ujar Masirin yang juga menjabat sebagai Kabag Humas Pemkab Bojonegoro tersebut.
Meski transportasi perahu tradisional ditiadakan sementara, warga Trucuk sebenarnya masih bisa menggunakan Jembatan Sosrodilogo untuk menyebrang. Namun jarak tempuh jadi cukup jauh dan terkadang harus memutar.