Tanggal 12 Desember diperingati sebagai Hari Transmigrasi Nasional. Transmigasi merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk pemerataan penduduk dan ekonomi. Nabs, sampai saat ini, program transmigrasi masih eksis dilakukan pemerintah Indonesia lho.
Sebagai makhluk dinamis, manusia akan senantiasa berpindah tempat. Bergerak berdasarkan insting maupun tujuan. Seperti ketika lapar, kamu akan bergerak menuju meja makan. Begitu juga jika kamu kebelet nikah, kamu akan bergegas menuju rumah calon mertua.
Pada jarak tertentu, pergerakan manusia biasa kita sebut dengan geser. “Geser sik, Dhe”. Ungkapan itu biasa kamu temui ketika temen mau pindah tempat ngopi. Dalam jarak yang lebih jauh bisa kita sebut dengan “pergi”. Namun, jika perpindahan tersebut bersifat permanen istilah yang akan digunakan adalah “migrasi”.
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang bertujuan untuk menetap. Perpindahan yang dimaksudkan disini adalah pindah rumah/tempat tinggal. Dan transmigrasi, kau tahu, adalah proses bermigrasi. Pindah ke rumah mertua juga termasuk migrasi lho, Nabs.
Indonesia adalah negara kepulauan. Tercatat ada 17.504 yang termasuk ke dalam wilayah kedaulatan NKRI. Ironisnya populasi penduduk Indonesia hanya terpusat di pulau Jawa. Di tahun 2017 saja, populasi pulau Jawa mencapai 149.604.000 jiwa atau 57.12% dari keseluruhan penduduk Indonesia.
Pulau Jawa memang didaulat sebagai pusat pemerintahan. Tapi kan nggak harus semuanya ngumpul disitu dong, Nabs. Tidak meratanya jumlah populasi penduduk juga bikin pembangungan tidak merata. Dan hal inilah yang memicu pemerintah mengadakan program transmigrasi.
Transmigrasi sendiri adalah proses migrasi dari daerah padat penduduk ke daerah yang lebih sunyi. Maksudnya daerah yang jumlah penduduknya lebih sedikit, Nabs. Kalau hatimu terlalu riuh, kamu harus segera bertransmigrasi ke hati yang teduh. Biar seimbang. Eh
Program transmigrasi ini dibuat oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa. Transmigrasi juga memberikan kesempatan bagi orang untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain.
Sejarah transmigrasi sendiri berawal dari abad ke-19. Saat itu pemerintah kolonial Belanda memindahkan penduduk dari Jawa ke Sumatera. Kebijakan ini ditujukan untuk mengurangi kepadatan penduduk pulau jawa. Selain itu kebijakan ini juga bertujuan untuk memasok tenaga kerja perkebunan di Sumatera.
Pasca kemerdekaan, pemerintah Indonesia pertama kali menyelenggarakan program transmigrasi pada 12 Desember 1950. Saat itu pemerintah memberangkatkan 25 kepala keluarga atau total 98 jiwa. Dan yang menjadi destinasinya adalah wilayah Lampung dan Lubuk Linggau.
Seiring perkembangan waktu, provinsi-provinsi lain juga dijadikan sebagai tujuan dari program transmigrasi. Kalimantan menjadi daerah yang paling banyak dituju oleh transmigran asal pulau Jawa. Termasuk diantaranya adalah transmigran asal Bojonegoro.
Sudah banyak transmigran asal Bojonegoro yang menetap di Kalimantan. Pada 2018, Bojonegoro mendapatkan kuota dalam program transmigrasi ke Kalimantan Utara. Provinsi termuda tersebut memang jadi pilhan utama dari calon transmigran asal Bojonegoro.
Meskipun program transmigrasi ini bertujuan mulia, nampaknya pelaksanaannya tak semulus yang kamu kira. Banyak kritik sosial dan lingkungan yang melanda. Pemerintah dianggap kurang memberikan perhatian dan tindak lanjut terhadap para transmigran.
Permasalahan seperti eksploitasi alam dan pengabaian terhadap adat setempat perlu diperhatikan dalam program transmigrasi. Sebagai tamu yang baik tentu kita juga harus menghormati tuan rumah dong, nabs. Maka dari itu, kemampuan beradaptasi sebaiknya menjadi syarat penting untuk mengikuti program transmigrasi.
Hari ini, 12 Desember 2018, adalah peringatan Hari Transmigrasi Nasional yang ke-68. Tentu kamu semua berharap agar program ini semakin baik dan memberi manfaat bagi rakyat Indonesia. Dan sebagai warga negara Indonesia yang baik, saya pun berharap dapat ikut program transmigrasi… ke rumah orang tuamu.