Selain mengadakan Rapat Pleno Statuta, Pengesahan RKAT 2023-2024 dan Pengukuhan Senat Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) di Karanganyar, kegiatan juga diisi dengan ziarah ke Makam Raden Joko Tingkir, Gedongan, Plupuh, Sragen, Kamis (3/8/23).
Wakil Rektor III UNUGIRI, Nurul Huda menyampaikan bila ziarah ini diadakan untuk berdoa kepada Allah, agar UNUGIRI diberi keberkahan dan kesuksesan melalui tawasul kepada orang saleh.
Nurul juga menambah, bila ziarah ini diadakan selain agar UNUGIRI menjadi terdepan serta bisa memimpin PTNU se-Indonesia, juga agar civitas akademika mengenang kembali Sultan Hadiwijoyo sebagai salah satu Raja Islam di Jawa penyebar Islam.
“Sultan Hadiwoyo itu salah satu Raja Islam penyebar Islam di Jawa,” paparnya.
Hal yang lain, papar Nurul, agar kita memahami geneologi Ulama Nahdlatul Ulama yang kebanyakan keturunan Sultan Hadiwijoyo.
Pada kegiatan ziarah ke Makam Raden Joko Tingkir, tahlil dipimpin oleh Rektor UNUGIRI, K. M. Jauharul Ma’arif. Adapun doa, dipimpin oleh KH Hambali Mudrik.
Nama Tingkir
Menurut Aziz, selaku Kuncen Makam Butuh, bila Karebat adalah panggilan masa kecil Joko Tingkir. Kemudian saat remaja, dipanggil Tingkir. Adapun Sultan Hadiwijoyo, adalah panggilan saat beliau menjadi Raja Pajang 1 (1546-1587).
“Karebet itu panggilan masa anak, tingkir remaja, dan sultan saat jadi Raja Pajang pertama,” tutur Aziz.
Aziz, yang ditemui setelah ziarah juga menyampaikan, bila Raden Joko Tingkir memilih dimakamkan di Sragen, karena ingin dekat dengan orang tuanya yakni, Ki Ageng Kebo Kenongo dan Nyai Agung Kebo Kenongo.
“Joko Tinggi di makamkan di sini, karena ingin dekat dengan orang tuanya,” pungkasnya.
Hadir pada ziarah tersebut, Sekretaris BPP UNUGIRI Mundraz Fahman beserta jajaran Saiful Hidayat, Kun Sucahyono, Syaifuddin Ashari, dan K. Hambali Mudrik.
Hadir pula Rektor UNUGIRI K. M. Jauharul Ma’arif, Warek III Nurul Huda, Warek IV Ifa Khoiria Ningrum, beserta jajaran pimpinan mulai dari lembaga, direktorat, dekanat, dan prodi. (*)