Potensi bisnis ikan hias di Bojonegoro bisa dibilang cukup cerah. Jumlah penjual di seputaran kota Bojonegoro yang belum banyak, membuat bisnis ikan hias punya prospek yang baik.
Bagi pencinta ikan hias, keberadaan para penjual aneka ikan hias memang teramat penting. Selain sebagai jujukan untuk menambah koleksi, penjual ikan hias juga dibutuhkan untuk mendapatkan suplai makanan, aksesoris pendukung, hingga akuarium.
Prospek bisnis ikan hias di Bojonegoro memang cerah. Ini dibuktikan oleh Andi Setiawan, pebisnis muda Bojonegoro yang menjual beragam ikan hias dan segala pernak-perniknya. Jutaan Rupiah berhasil diraup oleh Andi Setiawan tiap bulannya.
Andi memiliki toko ikan hias di kawasan tambangan Taman Bengawan Solo, Bojonegoro. Di toko miliknya, pemuda lulusan SMK tersebut memiliki ratusan ekor ikan hias. Mulai dari cupang, guppy, koi, hingga louhan.
Andi memulai usahanya dengan modal Rp 35 juta. Modal itu digunakan untuk membeli peralatan pendukung seperti oksigen, beberapa akuarium besar dan kecil, pakan ikan, hiasan, dan juga membeli ikan-ikan hias yang akan dijualnya.
Menurut Andi, ikan yang paling banyak dicari oleh pelanggan adalah jenis koi dan cupang. Jumlah pembeli ikan koi dan cupang lebih banyak dibandingkan dengan jenis yang lain. Harga yang terjangkau membuat dua jenis ikan tersebut paling banyak diminati.
“Untuk ikan cupang harganya mulai dari Rp 3 ribu. Kalau untuk ikan koi mulai dari Rp 2 ribu. Dua jenis itu yang paling banyak peminatnya,” ungkap pemuda berusia 20 tahun tersebut kepada Jurnaba.co
Sementara ini, Andi masih mengandalkan pasokan ikan hias dari luar kota. Karena keterbatasan waktu dan tenaga, Ia belum bisa memijahkan atau beternak ikan hias sendiri di tempatnya.
Andi juga berjualan beragam aksesoris yang berhubungan dengan ikan hias, seperti akuarium, hiasan, hingga makanan ikan. Untuk akuarium, Andi mulai mencoba memproduksi sendiri. Sehingga, dia mendapatkan tambahan pemasukan selain dari penjualan ikan hias.
Karena membikin sendiri, harga yang dipatok Andi untuk akuariumnya terbilang lebih murah. Sehingga banyak orang yang memesan akuarium darinya.
“Akuarium sudah bisa bikin sendiri. Banyak yang pesan akuarium di saya karena harganya lebih murah,” tambah alumni SMKN 5 Bojonegoro tersebut.
Lewat ketekunannya berbisnis ikan hias, Andi bisa meraup keuntungan dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per bulannya. Jumlah yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Berbeda dengan Andi yang fokus berjualan ikan hias yang jinak, Roni Ristiawan memilih berjualan ikan hias dengan tipe predator. Banyak ikan predator yang ada di tokonya yang terletak di Jalan Meliwis Putih, Ngrowo, Bojonegoro.
Ikan predator seperti peacok bass, arwana, arapaima, hingga catfish memang memiliki penggemar tersendiri di Bojonegoro. Keunikan bentuk dan cara perawatan membuat ikan hias predator juga cukup diminati.
“Penyuka ikan hias predator biasanya merasa tertantang, karena perawatannya berbeda dengan ikan hias biasa,” ujar Roni.
Ikan hias predator di tempat Roni harganya sangat variatif. Mulai dari Rp 100 ribu hingga yang termahal bisa mencapai Rp 800 ribu per ekornya. Semua tergantung spesies dan besar dari ikannya.
Penghobi ikan hias predator memang tak sebanyak ikan hias biasa seperti koi atau cupang. Namun tetap ada penggemar tersendiri yang rela mengeluarkan ratusan ribu, bahkan belasan juta Rupiah untuk mendapatkan ikan hias predator favorit.
Potensi bisnis ikan hias di Bojonegoro memang cukup cerah. Jika ditekuni dengan baik, bisnis yang punya segmentasi pasar sendiri ini akan mendatangkan banyak keuntungan.
Gimana, Nabs? Tertarik untuk mencoba bisnis ikan hias?