Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Figur

Dari Sudut Desa Bubulan, Rahayu Membukukan Keresahan-keresahan

Branda Lokamaya by Branda Lokamaya
03/06/2019
in Figur
Dari Sudut Desa Bubulan, Rahayu Membukukan Keresahan-keresahan
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Menjadi perempuan desa tak membuat kepercayaan diri Rahayu berkurang. Dia justru mampu menulis sejumlah buku yang berangkat dari Keresahan-keresahan. 

Sorot mata Rahayu Lestari Putri terlihat sayu. Maklum, siang belum benar-benar matang. Dan semua tahu, pagi menjelang siang di bulan puasa, adalah momen paling memicu kantuk.

Namun, meski terlihat mengantuk, raut wajah Rahayu tiba-tiba berubah saat kami membincang perihal buku. Ya, dara yang akrab disapa Rahayu itu, sangat antusias terhadap dunia tulis menulis dan buku.

Dara 21 tahun itu langsung bersemangat dan kantuk di wajahnya pun lantas menguap. Rahayu menceritakan jika dunia tulis menulis menjadi sesuatu yang kerap membuatnya bersemangat untuk berbincang.

“Awal suka menulis sejak SD. Bahkan pas waktu kelas 4 SD, pernah ikut lomba nulis puisi,” ucap mahasiswa semester 4 jurusan Pendidikan Agama Islam IAI Sunan Giri tersebut.

Dunia tulis menulis memang jauh dari kehidupannya. Terlebih, dia tinggal di sebuah sudut desa yang jauh dari gemebyar buku dan perpustakaan. Rahayu tinggal di Desa Bubulan Kecamatan Bubulan — kawasan yang identik sebagai hutan.

Namun, kondisi itu tak membuat Rahayu berkecil hati. Bahkan, dia kerap mengungkapkan keresahan akan keterbatasan itu pada tulisan. Meski, tentu saja, dia hanya menulis diary.

Sejak SMP, Rahayu suka menulis diary. Dan tulisan-tulisan itu belum pernah dia publikasi. Sebab, di desanya, di Desa Bubulan, dia belum menemukan teman yang satu frekuensi dengannya.

Bahkan ketika dia bersekolah di SMK, dia belum juga menemukan teman yang seperhobian. Menulis status panjang di dinding Facebook pun kerap dia lakukan guna mengaktualisasikan hobinya.

“Saya mulai berani menulis secara serius pada Maba. Waktu jadi mahasiswa,” ucap Rahayu.

Ketika dia memutuskan kuliah di Kota Bojonegoro. Dia mulai menemukan Smsejumlah teman seperhobian. Alhasil, semangat menulisnya pun kembali terpacu. Bahkan, kini sudah menerbitkan sejumlah buku.

Buku pertamanya, My Life My Love, diterbitkan penerbit Guepedia Bogor pada November 2018 lalu. Buku bergenre nonfiksi tersebut, berkisah tentang dirinya sendiri. Tentang perjuangan anak yang tinggal di sudut desa dan berbagai macam getir perjuangannya.

Sedang buku keduanya, buku kumpulan puisi berjudul Biru. Ada 80 puisi dalam buku tersebut. Buku tersebut memiliki benang merah tentang perjuangan, hujan, senja dan remaja. Juga diterbitkan oleh Guepedia Bogor pada Februari 2019 lalu.

Kedekatannya pada penerbit Guepedia Bogor terbentuk saat dia sering mengikuti lomba menulis via akun Instagram. Karena pernah memenangkan lomba, dia pun mencoba mengirim naskah dan lalu diterbitkan.

“Dulu pernah ikut lomba menulis di Instagram, dan sejak saat itu sering mengumpulkan naskah,” ucap dia.

Selain buku berjudul My Life My Love dan Biru, Rahayu juga tercatat pernah menulis buku antologi puisi berjudul Teruntuk Cinta (2018) dan Jalan Setapak (2019).

Rahayu mengaku, di antara sejumlah buku tersebut, paling berkesan adalah buku My Life My Love. Isinya semacam curhat dari masa kecil hingga dewasa, dari pedesaan hingga ke kota, dan bagaimana perjuangan menjadi anak orang kecil yang hidup di sudut desa.

Rahayu mengatakan, dia sangat terinspirasi oleh sosok pendiri Sahabat Pena Nusantara bernama M. Husnaini. Sebab, ada kesamaan antara dia dan M. Husnaini. Yakni sama-sama berangkat dari desa.

“Selain memang hobi, ada keinginan untuk membuktikan bahwa cah ndeso alas pun tetap bisa berkarya,”

Perlahan, melalui tulisannya, dia ingin mengubah mindset perempuan desa, terutama di desa tempat dia tinggal agar tidak cuma tahu perkara dapur, kasur, dan sumur belaka. Tapi juga harus tahu tentang karya.

Tags: BukuPenulis Desa

BERITA MENARIK LAINNYA

Sutan Syahrir: Cinta, Kemanusiaan hingga Pemberontakan
Figur

Sutan Syahrir: Cinta, Kemanusiaan hingga Pemberontakan

22/07/2022
Kaos Oblong, Sarung Kotak-Kotak, dan Sandal Jepit dalam Bingkai Perjuangan
Figur

Kaos Oblong, Sarung Kotak-Kotak, dan Sandal Jepit dalam Bingkai Perjuangan

07/07/2022
Saat Bung Karno Pinarak di Bojonegoro
Figur

Saat Bung Karno Pinarak di Bojonegoro

27/06/2022

REKOMENDASI

KKNT 7 Unigoro Berhasil Helat Workshop Conference Ekonomi di Padangan

KKNT 7 Unigoro Berhasil Helat Workshop Conference Ekonomi di Padangan

11/08/2022
Survei Optimisme 2022: Anak Muda Optimis Penuhi Kebutuhan Dasar, Pesimis Pada Politik dan Hukum

Survei Optimisme 2022: Anak Muda Optimis Penuhi Kebutuhan Dasar, Pesimis Pada Politik dan Hukum

10/08/2022
Saat Mahasiswa Gelar Penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu

Saat Mahasiswa Gelar Penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu

09/08/2022
Gelar LKMOK untuk Bekali Mahasiswa Leadership dan Kependidikan

Gelar LKMOK untuk Bekali Mahasiswa Leadership dan Kependidikan

08/08/2022
KKNT 17 Unigoro Berhasil Helat Sosialisasi Tentang Perlindungan dan Hukum Pidana Anak

KKNT 17 Unigoro Berhasil Helat Sosialisasi Tentang Perlindungan dan Hukum Pidana Anak

08/08/2022
5 Band Populer Indonesia yang Lahir dari Institut Kesenian Jakarta

5 Band Populer Indonesia yang Lahir dari Institut Kesenian Jakarta

07/08/2022

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: