Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Figur

Sapardi Djoko Damono yang Kukenang

Ahmad Fuady by Ahmad Fuady
July 19, 2020
in Figur
Sapardi Djoko Damono yang Kukenang
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Aku yakin banyak orang sepertiku: merasa kenal dan dekat dengan Sapardi Djoko Damono (SDD) melalui karya-karya sajaknya. Karya-karya SDD menjadi tema hidup, meski terpisah usia yang jauh.

Kira-kira tahun 2005, aku mengetahui dua sajak karya SDD. Yakni Aku Ingin dan Dalam Doaku. Langsung suka dan jatuh hati. Kira-kira di tahun 2005. Kedua sajak itu ditulis tahun 1989, usiaku saat itu barulah dua tahun. Cinta dan remaja.

Bertumbuh bersama dan saling menghiasi. Menjadikannya tampak semarak. Remaja berubah bak filosof yang belajar mendefinisikan apa itu cinta. Tak terkecuali buatku.

Cinta dalam sajak Aku Ingin terasa lain. Mencintai dengan Sederhana tampak berada dalam dimensi lain pemaknaan cinta ala remaja: dekat, sayang, cemburu, dan sebagainya.

Aku ingin mencintai dengan sederhana. Bukan cinta yang sebatas pada cinta jiwa, cinta hati, maupun cinta nafsu. Mencintai dengan sederhana adalah cinta untuk memberi, selalu hadir, dan berorientasi kepada suatu misi. Meski untuk bisa demikian, harus mengorbankan banyak hal. Termasuk raga. Cinta asketis.

Mencintai dengan sederhana. Yang sejatinya tidaklah sederhana. Sebagaimana para bijak mengingatkan: kesederhanaan adalah kebajikan tertinggi.

Mencintai dengan sederhana yang berorientasi untuk selalu memberi, hadir, dan berkorban tidaklah mudah. Adakah cinta asketis yang demikian tidak sederhana ini?

Cinta yang demikian ini tidaklah terpenjara hanya cinta kepada lawan jenis. Namun cinta kepada semesta: Hadirnya manusia untuk menebar cinta kepada sesama. Begitu juga sajak Dalam Doaku.

Predikat cinta tidak melulu yang terucapkan dengan lisan. Cinta yang tulus dan sakral justru tampak dalam penggalan sajak SDD: Mendoakan keselamatan orang yang dicintai tanpa lelah.

Seorang ibu yang dalam hening malam mendoakan kesuksesan dan keselamatan putra-putrinya. Seorang bapak yang setiap pagi berdoa melangkah dari rumah untuk menjemput nafkah. Atau pun sebaliknya. Dan banyak contoh lainnya.

Adalah wujud mencintai yang tulus meski tidak tampak di lisan. Sajak Terbangnya Burung (1994) pernah direkomendasikan seorang kawan kepadaku untuk dibaca.

Ada penggalan kata yang melekat di ingatanku: “bahasa batu” dan “usai sebelum dimulai”. Diam, tidak berani mengungkapkan, dan khawatir mendapat penolakan adalah sebab sebuah kisah berakhir bahkan belum sempat dimulai.

Habis diam, terbitlah mantan. Oh, mantan? Yap. Sajak-sajak itu dibuat puluhan tahun lalu, namun masih sangat aktual buat generasiku. Benar sekali petikan sajak ini: Yang fana adalah waktu, karya-karya SDD abadi. Selamat jalan dan terima kasih!

Tags: Sapardi Djoko DamonoSDD

BERITA MENARIK LAINNYA

Jurnalektika bersama Ana, Perempuan dari Blora yang Menggurat Karya di Bojonegoro
Figur

Jurnalektika bersama Ana, Perempuan dari Blora yang Menggurat Karya di Bojonegoro

March 17, 2021
Enin Supriyanto dan Gerak Optimistis PBI Menuju Istanbul Bienal 2021 (2)
Figur

Enin Supriyanto dan Gerak Optimistis PBI Menuju Istanbul Bienal 2021 (2)

February 3, 2021
Ngluyur Bareng Jurnabis: Widodo sang Pendongeng Kehidupan
Figur

Ngluyur Bareng Jurnabis: Widodo sang Pendongeng Kehidupan

February 1, 2021

REKOMENDASI

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

April 16, 2021
Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

April 15, 2021
Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

April 14, 2021
Asy-Syabab Nusantara dan Perkembangan Sholawat Kontemporer di Bojonegoro (1)

Asy-Syabab Nusantara dan Perkembangan Sholawat Kontemporer di Bojonegoro (1)

April 13, 2021
Larangan Mudik, Cara Pemerintah Menyelamatkan Para Jomblo

Larangan Mudik, Cara Pemerintah Menyelamatkan Para Jomblo

April 12, 2021
Bupati Bojonegoro Gelar Pasar Murah Menjelang Ramadhan, Semoga Tidak Jadi Pasal Kerumunan

Bupati Bojonegoro Gelar Pasar Murah Menjelang Ramadhan, Semoga Tidak Jadi Pasal Kerumunan

April 11, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved