Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Cecurhatan

Struggle

Branda Lokamaya by Branda Lokamaya
August 24, 2019
in Cecurhatan
Struggle
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Tujuh jam sebelum pukul 5 pagi, sesungguhnya aku malas membaca apapun. Hari ini aku sedang PMS. Tapi, duduk diam di kosan tanpa melakukan apa-apa seperti terpenjara. Entah dengan motivasi apa, aku mengambil ponsel dan membuka folder diary di dalam note, lalu membaca sebuah tulisan beberapa hari lalu.

**
Dear Diary,

Ini tentang lelaki menyedihkan. Lelaki yang bukan siapa-siapa aku. Tapi sering bikin ribut sama pikiranku. Dia mungkin nggak ribut. Tapi akunya yang sering dibikin ribut sama kelakuannya. Dan dibikin ribut sama suara sengak knalpot vespanya.

Aku pertamakali menemuinya di depan tempat fotokopian. Saat itu aku sedang memfotokopi makalah dan dia sedang kebingungan mencari klip yang jatuh tepat di bawah kakiku. Aku yang kebetulan punya banyak klip di tas, memberinya beberapa klip. Dia sempat mengucap terimakasih.

Aku baru sadar kalau dia anak Fakultas Ilmu Budaya ketika suatu hari, kami bertemu lagi di perpustakaan kampus. Aku sangat mengenalinya karena dia masih menggunakan jaket lusuh yang dipakai saat dia kehilangan klip di depan tempat fotokopian kala itu. Aku sempat kepikiran kalau dia lelaki yang nggak pernah ganti pakaian.

Dia tersenyum padaku sekaligus memperkenalkan nama. Dan, yang agak bajingan, dia langsung menawarkan bantuan untuk mengerjakan tugasku. Katanya, itu sebagai ucapan terimakasih karena aku memberinya sebuah klip. Di tempat itu juga, dia membantuku menerjemah pembukaan novel Family Happiness karya Leo Tolstoy.

Sejak saat itu, kami berteman. Beberapakali kami mengerjakan tugas bersama, dia kerap mentraktir makan berdua — terutama saat dia sedang punya uang, dan yang sering, dia minta petunjuk bagaimana cara menyimpan uang dengan cara yang baik.

Meski terlihat tak meyakinkan, dia punya banyak kerjaan. Satu yang sering dia ceritakan adalah menuliskan skripsi, menulis naskah drama untuk anak-anak, dan menulis puisi untuk orang lain. Nah, saat dia dapat job, dia sering mentraktir aku makan.

Sebagai gantinya, aku sering njemput dia saat Vespa kesayangannya macet. Tak terhitung berapakali aku menjemputnya di jalan gara-gara dia kehabisan bensin atau ban belakangnya nggak mau berputar karena kempes.

Dia memang jarang ganti jaket. Tapi, entah kenapa, jaket yang dia pakai nggak pernah bau apek. Aku sering diboncengin sama dia. Tentu, harusnya aku nyium bau gak enak kan. Tapi, nggak tahu kenapa, dia itu baunya nggak apek-apek banget.

Suatu hari, dia bilang, saat mau ketemu aku, dia selalu nyemprot tubuh dan pakaiannya pakai Rapika. Iya, Rapika buat nyemprot baju sebelum disetrika itu. Lain hari, dia bilang kalau dia pakai Autan di sekujur tubuhnya, biar wangi.

Tapi, tentu aku nggak percaya. Sebagai perempuan yang jarang pilek, aku tahu bedanya Rapika, Autan sama parfum kan. Tapi, anehnya, dia itu lo nggak pernah mau ngaku kalau sering pakai parfum. Dasar lelaki aneh!!

Hubungan pertemananku sama dia baik-baik saja. Iya, baik-baik saja. Iya, dia udah punya gebetan. Gebetannya anak Psikologi. Anak Psikologi yang nggak pakai kaca mata tebal kayak aku.

Gebetannya itu nggak perhatian blas sama dia. Nggak pernah nanyain kabarnya gimana atau nanya gimana kondisi kuliahnya. Pernah aku tanya sama dia, apakah gebetannya pernah ngrekomendasiin parfum buat dia pakai? Dia jawab, tidak pernah. Itu cewek macam apaan sih. Punya cowok kok nggak diperhatiin.

Dia itu laki-laki aneh. Katanya udah punya gebetan. Tapi tiap malam Minggu suka minta ditemenin diskusi tentang sebuah buku. Lalu, kemana gebetannya? Dan bodohnya, aku tak pernah berani tanya tentang itu karena aku takut mendengar jawaban yang menyakitkan hatiku.

Aku sempat kaget ketika dia nggak bisa dihubungi hampir sebulan. Lalu, tahu-tahu dia datang ke kosan sambil bawa martabak dan bilang kalau sejak seminggu ini, dia udah memutuskan untuk nggak mau kuliah lagi.

Iya, dia memutuskan untuk nggak mau kuliah karena sebab yang nggak jelas. Saat aku desak buat ngejawab apa alasan dia nggak ngelanjutin kuliah, dia bilang mau jualan kaos di rumah.

Dua Minggu setelah dia memutuskan nggak lagi kuliah, dia menemuiku dan mengajakku ke sebuah cafe di sekitaran Jalan Pemuda dekat Mall Delta. Di sana, dia mengambil gitar dan membacakan puisi. Saat aku tanya apa puisi itu untukku. Dia jawab, tidak. Katanya, itu puisi untuk pemilik cafe. Dasarrr.. lelaki anehh!!

Di depanku, iya di depanku, setelah membaca puisi itu, dia menyanyikan lagunya BIP berjudul Struggle. Katanya, itu lagu kesukaan dia. Dan dia cuma pengen nyanyi aja. Saat itu juga, aku menangis di depannya.

Aku nggak bisa bohong kalau aku sedih sekali saat dia nyanyiin lagu itu. Aku juga nggak tahu kenapa aku bersedih. Aku juga nggak tahu kenapa aku menangis. Saat dia tahu aku sedang nangis, dia langsung nyanyi lagu dangdut. Iiihhh apaan sihhh..

“Kenapa kamu nangis?”

“Nggak kenapa-napa” jawabku.

Aku nggak tahu harus ngomong apa saat lelaki pesimistis itu tanya kenapa aku menangis. Aku juga gak nanya bagaimana hubungan sama gebetannya pasca dia memutuskan berhenti kuliah. Aku hanya merasa, lagu itu harusnya buat aku.

**

Ponsel di dekatku bergetar dan membuatku terbangun tepat pukul 5 pagi. Ada pesan masuk. Aku buka. Sungguh mengagetkan, pesan dari lelaki itu. Dia menanyakan keberadaanku dan minta tolong untuk menjemputnya besok. Hari ini ban motor vespanya bocor dan besok dia minta ditemani ke Pasar Blauran untuk cari buku. Aku ingin tak membalas pesannya. Aku ingin tak menjemputnya. Tapi aku tak bisa. Aku malah nangis.

Tags: Fiksi Akhir Pekan

BERITA MENARIK LAINNYA

7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen
Cecurhatan

7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen

March 6, 2021
Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati
Cecurhatan

Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

March 3, 2021
Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan
Cecurhatan

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

February 26, 2021

REKOMENDASI

Warna-Warni Program Pengabdian Masyarakat ala KKN Mahasiswa UGM

Warna-Warni Program Pengabdian Masyarakat ala KKN Mahasiswa UGM

March 8, 2021
Etika Konstitusi dalam KLB Partai Demokrat

Etika Konstitusi dalam KLB Partai Demokrat

March 7, 2021
7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen

7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen

March 6, 2021
Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

March 5, 2021
Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

March 4, 2021
Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

March 3, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved