Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Headline

Fakta Ilmiah Mengapa Kita Menguap?

Shoffan Maulana by Shoffan Maulana
13/01/2021
in Headline, Kultura
Fakta Ilmiah Mengapa Kita Menguap?
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Kita bisa tahu kapan akan menguap, mengangkat rahang, dan menghisap sebanyak mungkin udara ke dalam paru-paru. Tapi, kenapa kita melakukan hal itu? 

Menguap adalah bentuk kebiasaan umum bagi manusia dan spesies lainnya. Beberapa hipotesis yang diuji oleh para peneliti untuk menemukan sebab mengapa kita menguap masih menemukan kesenjangan yang cukup meninggalkan jejak bukti yang tidak dapat dipastikan pada satu kesimpulan yang sama.

Oksigen

Salah satu teori yang tertua tentang menguap berasal dari Bapak Kedokteran asal Yunani yakni Hippocrates. Sejak 2.500 tahun yang lalu ia menyebutkan bahwa menguap dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Namun dekade belakangan ini para peneliti masih belum menemukan bukti yang cukup tentang teori ini.

Suatu penelitian yang diterbitkan pada jurnal Behavioral and Neural Biology dengan judul Yawning: No Effect of 3-5% CO2, 100% O2, and Exercise oleh Provine, R. R.dkk pada tahun 1987 menguji alasan kita menguap pada sekelompok mahasiswa.

Mereka diminta untuk menghirup udara dengan kadar oksigen dan karbon dioksida secara bervariasi. Meskipun dia tidak memberitahu kepada mereka tentang berapa kadar yang mereka hirup, hasil membuktikan bahwa tidak ada perbedaan variasi kadar udara yang berdampak pada seberapa sering mahasiswa itu menguap. Hal tersebut membuktikan bahwa menguap tidak dibutuhkan tubuh dalam mengatasi kesenjangan kadar oksigen di berbagai kondisi.

Suhu Tubuh

Pernyataan lain dari penelitian belakangan ini menyebutkan bahwa menguap memiliki fungsi sebagai pengatur suhu dalam tubuh. Sebuah jurnal dari Physiology and Behavior dengan judul Yawning and Thermoregulation oleh Gallup, A. C., & Gallup, G. G. tahun 2008 menyatakan bahwa menguap mungkin mempunyai fungsi termoregulatori.

Tugasnya adalah mengkompensasi atas ketidakseimbangan suhu pada organ-organ vital seperti sakit kepala, stres, kepanikan, maupun respon atas meningkatnya suhu otak, kurang tidur, serotonin yang rendah, hingga kerusakan sistem saraf pusat.

Tahun 2014 peneliti dari Austria dan Amerika Serikat (Massen, J. J. M., Dusch, K., Eldakar, O. T., & Gallup, A. C.) menerbitkan jurnal mereka di Physiology and Behavior yang berjudul A Thermal Window for Yawning in Humans: Yawning as a Brain Cooling Mechanism melaporkan hasil penelitiannya setelah melakukan survey pada 120 responden yang memiliki kecenderungan menguap pada musim panas dan dingin. Hasilnya 41,3% menguap pada di musim panas dan 18,3% pada musim dingin dengan prediktor satu satunya adalah suhu (musim dingin 1,4oC & musim panas 19,4oC). Hal tersebut menyiratkan bahwa otak secara otomatis memerintahkan kita menguap untuk menstabilkan suhu tubuh.

3 tahun kemudian suatu penelitian yang dilakukan oleh Marraffa, A. dkk yang diterbitkan pada jurnal Physiology & Behavior dengan judul Yawning, a Thermoregulatory Mechanism during Fever? A Study of Yawning Frequency and Its Predictors during Experimentally Induced Sickness membuktikan teori di atas dengan menyuntikkan Pyrogen (zat yang terdapat pada bakteri E. Coli yang bertanggungjawab atas penyebab demam) dan Placebo pada orang yang dipilih secara acak dan sehat untuk menjalani tes demam dengan obat yang dikontrol.

Hasilnya menyatakan bahwa orang yang disuntik untuk demam (dengan Pyrogen) lebih banyak menguap daripada yang disuntik Placebo. Terutama pada tubuh yang suhunya tiba-tiba naik setelah disuntik.

Peneliti juga mencatat bahwa tingginya frekuensi menguap berkorelasi dengan sedikitnya gejala sakit dan keadaan ingin muntah dari yang sedang demam.

Mereka juga menambahkan bahwa masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut jika penelitian selanjutnya lebih spesifik pada pengkarakteran otak sebagai agen pendingin melalui mekanisme menguap.

Beberapa hipotesis lain mengatakan bahwa menguap bermanfaat bagi paru-paru. Hipotesis tersebut menyimpulkan bahwa menguap membantu mendistribusikan zat pembasah (Surfactant) untuk melindungi paru-paru sehingga tidak kolaps.

Meskipun demikian, masih belum ada data penelitian yang menyatakan fungsi spesifik dari menguap (Adrian G. Guggisberg dkk dalam jurnal Neuroscience and Biobehavioral Reviews: Why do We Yawn? Tahun 2010).

Pengaruh Sosial

Uniknya, menguap ternyata kadang juga menular. Coba saja kalian memikirkan dan berencana untuk menguap 5 menit lagi lalu menggeliatkan tubuh seperti biasanya akan menguap atau secara sederhana kalian melihat orang lain menguap, voila! Kalian akan menguap.

Studi tentang penularan menguap atas keadaan sosial seperti rasa empati tidak hanya sekali sepanjang masa penelitian tentang menguap. Sebuah studi yang dikerjakan oleh Meingold Chan & Chia-Huei Tseng pada tahun 2017 dengan judul Yawning Detection Sensitivity and Yawning Contagion dengan analisis psikometri mengatakan bahwa menguap dapat ditularkan melalui ekspresi orang lain atau penampakan visual lainnya seperti foto maupun video yang menunjukkan ingin atau sedang menguap. Lebih lanjut perempuan lebih rentan dalam tertular karena mereka lebih sensitif secara empati daripada laki-laki.

Namun mereka mengklaim bahwa hipotesis yang mereka tawarkan melalui penelitiannya yakni untuk studi di masa depan dalam menyelidiki algoritma persepsi dari menguap dan kerentanan terhadap penularannya.

Pertanyaannya adalah apakah menguap memberikan manfaat yang signifikan bagi tubuh kita?

Sebenarnya penelitian tentang menguap sangat kompleks dan luas tergantung dari sudut pandang mana dan dengan metode apa kita mengamati misteri ini.

Namun setidaknya dari ulasan singkat ini kita dapat sedikit mengerti kenapa kita menguap dan menyadari bahwa tubuh kita mempunyai sistem yang otomatis dalam mempertahankan kesadaran kita tanpa kita sadari.

 

Tags: fakta ilmiahMenguapSains

BERITA MENARIK LAINNYA

Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali
Headline

Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali

19/05/2022
Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari
Headline

Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari

17/05/2022
Hikayat Budal Kaji Malah Rabi
Headline

Hikayat Budal Kaji Malah Rabi

08/05/2022

REKOMENDASI

Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali

Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali

19/05/2022
Milad Aisyiyah dan Semangat al-‘Ashr

Milad Aisyiyah dan Semangat al-‘Ashr

18/05/2022
Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari

Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari

17/05/2022
Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan

Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan

16/05/2022
Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah

Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah

15/05/2022
MotoGP Mandalika dan Dampak Positif Bagi Perekonomian NTB

MotoGP Mandalika dan Dampak Positif Bagi Perekonomian NTB

14/05/2022

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved