“Lo mau tau HAM lebih, bantu orang di sekitar lo, kalo soal konsep (teori) lo bisa baca di perpus buanyak” Haris Azhar (Jakarta, 2019)
Tayangan 1 Hari, 1000 Pesan dari TV One begitu memberi pandangan baru tentang kondisi bangsa Indonesia. Pasalnya orang-orang yang menjadi talent dalam tayangan tersebut mencoba memberikan pandangan lain yang anti manistream, pekan pertama ada Sujiwo Tejo, kedua Faisal Basri, dan ketiga Haris Azhar.
Pekan depan tayangan tersebut akan menampilkan Rocky Gerung. Mereka memberikan pandangannya masing-masing, tentang kebudayaan, ekonomi, hukum & Hak Asasi Manusia (HAM), dan filsafat.
Kali ini saya akan sedikit mengulas tentang Haris Azhar yang kebetulan pernah bertemu dan ikut nimbrung diskusi dalam agenda Sekolah Hak Asasi Manusia untuk Mahasiswa (SeHAMA) 9 diadakan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Agustus 2019. Kebetulan beliau juga menjadi salah satu pemateri dalam kursus tersebut.
Pria lulusan University of Essex (Inggris) tersebut, pernah menjabat sebagai koordinator kontras 2010 – 2016. Namanya tak asing bagi kawan-kawan yang bergerak dalam bidang hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Wajahnya juga sering menghiasi acara televisi yang dibawakan oleh Karni Ilya yakni Indonesia Lawyers Club (ILC).
Bagi kawan-kawan yang pertama kali baru mengetahui nama Haris Azhar, mungkin bertanya-tanya siapa sebenarnya orang itu? Hehehe…hal tersebut juga saya rasakan ketika belum begitu mengenalnya.
Sebelum dia mengisi kursus singkat itu, beberapa kawan saya ada yang sudah mengenal, sering mendengarkan ceramah akademiknya, mendengarkan serta menyimak dengan seksama pembicaraannya di berbagai acara, dan juga memberikan gambaran tentang Bang Haris menurut versi mereka masing-masing.
Kelihatannya, wajahnya seram dan pembawaanya dingin. Padahal ketika berada di forum; baik yang berada di dalam kelas maupun di luar, orangnya begitu asyik, friendly, dan kaya akan humor.
Tak jarang tawa mewarnai ketika beliau memberikan materi maupun sedang diskusi santai.
Founder Lokataru Indonesia dan CEO hakasasi.id tersebut gambaran terkait praktek penegakan hukum di Indonesia yang tayang di kanal You Tube Talk Show tv One. Tayang perdana bertepatan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tanggal 2 Mei 2020.
Dalam video tersebut, kita serasa diajak berpikir tentang peraturan yang ada di sebuah negeri yang konon sebagai negara hukum. Hariz Azhar juga mengungkapkan mengenai bobroknya sistem penegakan hukum di Indonesia wabilkhusus aparatur penegak hukum.
Bukan rahasia lagi, kalau hukum di Indonesia bak pensil yaitu tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Koruptor yang kerugiannya berskala nasional dihukum lebih ringan dari pada maling sandal misalnya.
Aktivis hukum dan HAM yang sederhana, dan membela siapa saja yang berada di jalan kebenaran tanpa memandang golongan.
Tak jarang pandangannya terkait praktek penegakan hukum membuat mafia peradilan gerah. Dalam 1 Hari, 1000 pesan, Haris Azhar memberi penjelasan tentang hukum sebagai alat bisnis, perumpamaan hukum yang tumpul ke bawah dan tajam ke atas, kekayaaan pejabat, mencari truth/kebenaran, pelanggaran HAM masa lalu, kasus Fredy Budiman, dasar penegakan hukum Indonesia, dan pendapat apabila Bang Haris menjadi penguasa.
Saya ingat pesan Bang Haris yang diabadikan salah satu kawan saya ketika diskusi santai di sela-sela acara kursus yaitu, “Lo mau tau HAM lebih, bantu orang di sekitar lo, kalo soal konsep (teori) lo bisa baca di perpus buanyak”.