Beberapa bulan yang lalu, alat pelindung kesehatan di masa pandemi seperti masker dan hand sanitizer harganya melambung tinggi. Kini, harga dari barang-barang tersebut cenderung turun dan mulai kembali ke harga semula.
Pada bulan Maret hingga awal April 2020 lalu, harga masker melambung sangat tinggi. Satu box masker harganya Rp 25 ribu saja. Namun saat memasuki masa pandemi harganya bisa mencapai Rp 250 ribu.
Tingginya permintaan tak didukung dengan ketersediaan barang menjadi penyebab tingginya harga masker. Ini ditambah dengan ulah para penimbun masker yang beli dalam jumlah banyak untuk dijual kembali.
Namun memasuki bulan Mei ini, harga masker dan hand sanitizer cenderung menurun. Salah satu pengusaha apotek di Bojonegoro, Rizqy Agsutian mengatakan jika permintaan masker dan hand sanitizer tak terlalu tinggi.
“Dulu banyak sekali yang nanya atau mau beli masker dan hand sanitizer. Sekarang sangat jarang. Bisa dihitung dengan jari yang beli barang itu per harinya,” ujar Rizqy.
Menurut Rizqy, keberadaan masker kain dan hand sanitizer buatan sendiri jadi alasan utamanya. Saat ini masyarakat lebih senang menggunakan masker kain. Alasannya karena bisa dipakai berulang kali. Tak seperti masker medis yang notabene adalah barang sekali pakai.
Ini juga ditambah dengan himbauan pemerintah bahwa masker medis diperuntukkan kepada tenaga medis saja. Masyarakat umum dianjurkan memakai masker kain.
Di e-commerce atau marketplace, harga masker dan hand sanitizer juga mengalami tren penurunan. Menurut data dari telunjuk.com, terjadi penurunan harga untuk masker dan hand sanitizer di beberapa marketplace besar Indonesia macam Shopee, Tokopedia dan Bukalapak.
Turunnya permintaan jadi kabar buruk bagi para penimbun masker dan para spekulan yang membeli dengan harga tinggi untuk dijual kembali. Mereka mulai kesulitan untuk menjual barangnya.
Contohnya seperti yang dialami oleh pemilik akun @ganghwacho23, di Twitter. Dia sempat memposting masker jualannya di Twitter dengan keterangan “Jual Rugi”.
Dia menjual satu box masker dengan harga Rp 150 ribu, dengan keterangan bahwa sebelumnya dia membeli ke orang lain dengan harga Rp 185 ribu. Bukannya mendapatkan simpati dengan dalih “Jual Rugi”, pemilik akun @ganghwancho23 justru mendapatkan cibiran dari pengguna akun Twitter lain.
Akun tersebut pun seketika jadi perbincangan publik. Cuitannya itu bahkan sempat nangkring di trending topic Twitter Indonesia.
Para spekulan dan penimbun masker atau hand sanitizer mungkin sekarang berada dalam situasi yang dilematis. Mau jual dengan harga tinggi tak ada yang mau beli. Mau jual murah nanti rugi bandar.
Pada akhirnya, masyarakat tentu berharap agar harga masker dan alat pelindung lainnya terus normal serta mudah didapatkan. Jangan sampai barang-barang penting di masa pandemi tersebut jadi langka dan harganya melambung tinggi lagi.