Yang dibekap gelap dan tak mampu bersuara, pada akhirnya bisa membawa cahaya dan menggetarkan dunia.
Optimism is the faith that leads to achievement. Nothing can be done without hope and confidence — Kalimat populer itu, lahir dari perempuan hebat yang sosoknya adalah simbol ketangguhan.
Iya, Helen Adams Keller. Perempuan tunanetra dan tunarungu pertama, yang berhasil menjadi seorang penulis, aktivis politik, hingga dosen yang jasanya dikenang seluruh dunia.
Helen Keller tentu nama yang populer. Terlebih jika kau mendalami atau belajar tentang isu-isu HAM. Namanya adalah simbol keberanian akan penaklukan kesulitan. Dia, wanita pembawa cahaya.
Lahir 144 tahun lalu pada hari ini (27 Juni 1880) di Tuscumbia (Alabama), Helen lahir layaknya anak biasa. Dia terlahir normal. Namun, pada usia 19 bulan, dia menjadi buta dan tuli karena penyakit yang tidak diketahui.
Nabs, siapa yang tak bersedih jika tiba-tiba, hidupnya gelap. Selain itu, kau tak mampu mengeluarkan seucap suara pun dari mulutmu. Betapa berat dan gelap apa yang Helen rasakan kala itu.
Pada Maret 1887, penderitaan Helen sedikit berkurang kala dia bertemu Anne Mansfield Sullivan, sahabat dekat sekaligus gurunya. Anne mengajarkan banyak hal pada Helen. Terutama keberanian untuk belajar.
Anne, sosok guru penyabar yang jasanya tak kan pernah dilupakan Helen, mengawali tugasnya dengan mengajarkan isyarat jari pada Helen dengan kata “doll”.
Kata itu Anne pilih untuk membantu Helen memahami hadiah yang selama ini dia bawa ke mana-mana. Yakni sebuah boneka. Awalnya, Helen terlihat antusias. Selanjutnya, dia menentang dan menolak perintah Anne.
Nabs, siapa yang tak frustasi ketika belajar dalam kondisi sulit. Tak mampu melihat dan mendengar. Tentu, sikap Helen bisa dimaklumi. Namun, bukan Anne jika dia tak sabar menghadapi Helen.
Anne meminta keluarga Keller agar dia dan Helen pindah ke suatu tempat, agar Helen dapat berkonsentrasi untuk belajar.
Setelah melewati kesulitan dramatis dengan cara menyentuhkan ujung tangan Helen pada air sumur pompa, Anne berhasil mengajarkan kata “water” pada Helen.
Dengan kesabaran di atas rata-rata dan menempuh waktu belajar hingga malam tiba, Helen mampu mengenal 30 kata. Pada usia 10 tahun — pasca mengenal kata-kata — Helen mulai belajar berbicara.
Helen ingin sekali kuliah sejak kecil. Pada 1898, dia melanjutkan sekolah di Cambridge School for Young Ladies untuk mempersiapkan dirinya masuk ke Radcliffe College.
Dia berhasil diterima di Radcliffe pada musim gugur 1900 dan menerima gelar cum laude Bachelor of Arts pada 1904 pada usia 24 tahun. Dia menjadi orang buta dan tuli pertama yang memperoleh gelar tersebut.
Pasca lulus kuliah, Helen mulai rajin menulis dan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya melalui karya tulis. Berbagai jenis tulisan pembelaan pada kaum disabilitas dan hak asasi lahir dari keterbatasannya.
Editor pemenang Penghargaan Pulitzer, Edward W Bok, menerima banyak artikel karyanya seperti Ladies’ Home Journal. Bahkan, majalah besar serupa The Century, McClure’s, dan The Atlantic Monthly, juga menerima tulisannya.
Tak hanya mengirim tulisan. Helen juga menulis sejumlah buku seperti; The Story of My Life (1903), Optimism (1903), The World I Live In (1908), My Religion (1927), Helen Keller’s Journal (1938), dan The Open Door (1957).
Dari sejumlah karya itu, kisahnya menyebar hingga Massachusetts dan New England. Semua orang pun mengenalinya. Mengenali kiprahnya. Mengenali jasanya.
Pada paruh abad 20, Helen mulai menyoroti isu sosial dan politik, termasuk hak pilih bagi perempuan, perdamaian, dan pengendalian kelahiran.
Bahkan, dia berpidato di depan Kongres untuk menyerukan peningkatan kesejahteraan bagi tunanetra. Pada 1915, dia mendirikan Helen Keller International. Sebuah lembaga berfokus memerangi penyebab dan konsekuensi kebutaan, serta malnutrisi.
Ketika American Federation for the Blind (AFB) berdiri pada 1921, Helen memiliki sarana efektif untuk mengupayakan perjuangannya. Helen bergabung dengan AFB pada 1924 dan bekerja untuk organisasi tersebut selama lebih dari 40 tahun.
Helen meninggal di Easton, Connecticut, pada 1 Juni 1968. Di umur 87 tahun, beberapa hari sebelum dia berulang tahun yang ke-88 tahun.
Nabs, meneladani hidup Helen Keller adalah meneladani keberanian hidup. Keberanian menerabas batas-batas kesulitan hidup. Dia yang gelap dan tak bersuara, pada akhirnya mampu membawa cahaya dan menggetarkan dunia.