Kurangi nonton drama korea, anime romansa dan jangan jadikan Bill Gates nabi. Ketidakpercayaan diri dan kurang bersyukur, kau tahu, muncul karena tontonan tersebut meracuni pikiranmu.
Dulu kau pernah nonton dua anime romansa yang sangat terkenal di zamannya. Anime tersebut sukses membuatmu ber-delusi dan punya ekspektasi tinggi terhadap kehidupanmu.
Kau ingin punya wajah ganteng, kisah cinta yang indah, kehidupan elite, sekolah di luar negeri, serta khayalan tingkat tinggi lainnya.
Akhirnya, kau menjadi orang yang susah menerima kenyataan setelah bercermin dan menyadari bahwa kau tidak mungkin seperti itu. Kau jadi stress dan merasa sedih. Serta kehilangan semangat untuk menikmati hidup.
Hal yang sama juga terjadi pada puan-puan. Jika rata-rata lelaki menyukai anime, puan-puan suka drama romansa Korea. Hasilnya sama saja. Para puan akan berdelusi juga, dan berharap supaya mereka bisa punya suami seganteng dan setajir Oppa.
Perempuan menjadi berekspektasi tinggi terhadap calon suaminya. Kemudian, ia juga akan bercermin dan melihat kenyataan bahwa dirinya tidaklah cantik, pintar maupun kaya raya. Akhirnya dia jatuh ke dalam jurang frustrasi, minder dan kehilangan semangat hidup.
Kemudian kau juga terlalu sering membaca kisah-kisah sukses Bill Gates, Mark Zuckerberg dan Jack Ma. Kau ingin menciptakan sebuah perusahaan startup saat kuliah seperti yang pernah mereka lakukan. Tapi ternyata tempat kuliah juga mempengaruhi.
Mark Zuckerberg lebih mudah mendirikan Facebook karena dia kuliah di universitas yang dipenuhi programmer jenius. Sedangkan kampusmu biasa-biasa saja. Hanya dipenuhi mereka yang ah sudahlah.
Akhirnya kau disadarkan oleh Pak Dokter Yudhistya Ksyatria, bahwa semua itu bukanlah murni atas usaha orang sukses tersebut. Ada 80% faktor keberuntungan di dalamnya.
Kau juga merasa beruntung telah menemukan Quora dan membaca tulisan beliau yang intinya: Meski kita miskin, berwajah jelek, dan kisah cinta tak seindah drama Korea, bukan berarti kita orang sial yang tidak boleh berbahagia.
Semua orang punya cara mereka untuk menikmati kebahagiaannya sendiri. Ada yang bahagia saat berkumpul bersama keluarganya yang kompak, dan ada juga yang bahagia saat mereka bisa rebahan di kamar sambil membaca tulisan ini.
Pada intinya, kurangilah tontonan yang dapat meracuni pikiranmu. Tontonan tersebut hanya akan membuatmu suka mengkhayal, menjadi orang perfeksionis dan sulit menerima kenyataan. Dan sialnya, mendetoks racun tersebut dari pikiranmu butuh waktu bertahun-tahun. Percayalah.