Paket data adalah nyawa bagi ponsel dan manusia zombie yang berupaya melawan sepi. Karena itu, berbagi hotspot adalah bersedekah di era digital.
Tanpa paket data, smartphone kita terasa tidak memiliki makna. Layaknya rumah kosong nan sepi tanpa penghuni. Yaa, nggak jauh-jauh amat kayak aplikasi WhatsApp saya lah, Nabs.
Rasanya, seperti setelah sekian lama menunggu kabar namun tak kunjung ada sepeserpun notifikasi darinya ~
Paket data sangat vital bagi kehidupan manusia. Apalagi di era yang serba sat set sat sat set ini. Istilah kerennya disebut era digital lah. Dengan adanya paket data, manusia dapat berselancar mencari banyak informasi.
Selain itu bisa menambah penghasilan, sebagai media berkomunikasi, dan yang mulai jarang diketahui, sebagai media untuk berbagi.
Selama ini, mindset kita atau mungkin hanya di mindset saya saja, berbagi itu harus berupa barang, sesuatu yang terlihat mata. Padahal kalau kita teropong lebih dalam lagi —- pakai teropongnya si bajak laut Jack Sparrow — berbagi bisa dalam bentuk apapun, tak terkecuali hotspot.
Dari hotspot, bisa menambah kedekatan antara pemilik dan peminta hotspot. Yang mana, pihak pemilik hotspot yang sudah rela mensodaqohkan paket datanya, siapa tahu bisa dibelikan kopi.
Seperti cerita teman saya, sebut saja namanya Roy. Suatu hari, dia bersantai di kursi taman sambil makan gorengan. Tiba-tiba datang seseorang yang tak dikenal dan minta tebengan hotspot darinya.
Alasannya sih mungkin orang misterius itu tidak punya uang atau sedang malas mengisi kuota. Roy juga tidak tahu menahu tentang hal itu. Namun, orang misterius itu terlihat sangat panik sekali.
Atas dasar kasihan, Roy pun mengaktifkan hotspotnya dan orang misterius itu duduk sejenak bersama Roy. Jelang beberapa menit, seseorang datang menghampiri kursi yang diduduki oleh Roy dan orang misterius tersebut. Tanpa basa-basi mereka langsung cabut pergi meninggalkan Roy sambil bilang terimakasih ya.
Singkat cerita, setelah hari sudah malam, Roy mencari sempol goreng yang berada di samping Jalan Panglima Sudirman. Dan tak disangka, ia bertemu lagi dengan orang misterius yang tadi siang meminta hotspot darinya, yang kebetulan juga mau beli sempol.
Mereka pun saling bertegur sapa dan sempol Roy dibayarin oleh orang misterius tersebut. Dari pengalaman di atas, dapat kita simpulkan bahwa hotspot merupakan cara bersedekah secara digital.
Sebab, diakuibatau tidak, paket data adalah nyawa bagi ponsel dan manusia zombie yang berupaya melawan sepi. Karena itu, berbagi hotspot adalah bersedekah di era digital.
Ya, meski cerita di atas amat retjeh dan nir-data konkret, setidaknya kita bisa belajar tentang manungsa mung ngunduh wohing pakarti: baik dan buruknya kehidupan manusia itu dari perbuatannya sendiri.