Jurnaba tidak akan pernah mati, ia menjelma sebagai rumah sejati.
Meski jarang menulis di Jurnaba lagi. Sesekali saya sempatkan membaca tulisan-tulisan di website yang dulunya “mengabarkan degup kebahagiaan” dan sekarang menjadi “mengalir mengabarkan inspirasi” ini.
Tidak ada perbedaan yang mendasar, karena esensinya Jurnaba merupakan “rumah” bagi semua kalangan. Ada yang hanya menginjak pagar depan Jurnaba, memasuki beranda Jurnaba, jagong di teras Jurnaba, dan ada juga yang memperbaiki dinding-dinding Jurnaba yang berlubang.
Apapun yang dilakukan, Jurnaba tidak pernah melarang. Menerima dan tidak pernah melakukan protes secara berlebihan. Bukankah, hal itu merupakan salah satu di antara beberapa manifestasi dari ikhlas?
Yang bertamu hingga ruang tamu Jurnaba, akan mendapat beragam hidangan. Kopi, teh, air putih, dan lain-lain. Jika pernah mencicipi hidangan Jurnaba, akan mengetahui karakteristik Jurnaba lebih dalam.
Jurnaba tidak akan membatasi, bagaimana tamu-tamu menikmati hidangan. Minum kopi dengan gaya ngopkop, minum teh ala-ala orang China, Arab, Eropa, Jawa, dan gaya-gaya yang lain, Jurnaba tetap mempersilakan.
Barangkali minum kopi dengan gaya ngokop, langsung bilang “alhamdulillah”, bukankah menjadi ladang syukur untuk Jurnaba?
Atau mimum teh ala-ala China yang sopan dan santuy, bukankah menjadi ladang pembelajaran etika dan estetika di Jurnaba? Apapun gayanya, Jurnaba akan senantiasa menerima.
Memasuki dapur Jurnaba, banyak sekali nilai-nilai yang akan diperoleh. Mulai Jurnaba yang ditumbuh kembangkan dengan cinta hingga “kramat Jurnaba”.
Eits, Nabs! Kramat Jurnaba itu bukan hal-hal mistik-mistik seperti di layar kaca televisi, lho, ya..! Melainkan, apa lagi kalau bukan “istiqomah”.
Dengan nilai-nilai istiqomah, Jurnaba bisa menyapa pembaca, baik dikala suka maupun duka. Ketika tanggal muda maupun tua.
Ingat, Nabs. Bahwa rumah tersebut, pasti ada yang membangun, ada yang menggambar denahnya, dan ada yang senantiasa menjaga dan merawatnya.
Juga akan tiba saatnya, untuk menutup gerbang Jurnaba dari luar dalam tempo sementara. Yang kelak akan menghadirkan kerinduan, keindahan, memorabilia, dan lain sebagainya.
Hal tersebut tidak ada obatnya, selain mengucapkan salam, membuka gerbang, dan melangkah lagi menuju pintu Jurnaba dengan ketukan bahagia, dan bersua dengan orang-orang yang senantiasa memelihara dan merawat sebuah rumah sejati yang bernama Jurnaba.