Benda lucu bercahaya itu bukan serpihan asteroid yang jatuh ke bumi atau organisme jamur yang tumbuh di jalan yang tak pernah diperbaiki. Tapi…
Pernah melihat cahaya bersilau di tengah jalan raya saat melintas malam hari? Atau mungkin malah pernah secara tak sengaja menginjak hingga membuat motormu hampir oleng?
Di sejumlah jalan raya, terutama di jalan utama Kota Bojonegoro, sudah umum keberadaannya. Tengok saja di Jalan Diponegoro atau di Jalan Untung Suropati. Kedua jalan itu, terdapat benda berkilau di tengah jalan saat malam hari.
Ada yang bilang benda itu sangat bermanfaat dan membantu. Ada pula yang menganggapnya penting tapi justru menggangu, karena efek cahaya dan ketinggiannya terlalu tinggi. Ada pula yang beranggapan itu tidak penting.
Untuk alasan pertama, menyadarkan pengendara bahwa tiap jalan raya punya batas tengah marka. Sehingga kalau berada di sisi kiri jalan, jangan terlalu ke tengah. Karena kalau terlalu ke tengah, bisa merampas hak pengendara dari arah sebaliknya, atau arah kanan jalan. Itu artinya, berpotensi terjadi tabrakan.
Untuk alasan kedua, penting sebagai pengingat agar tak berkendara terlalu jauh ke tengah. Tapi, efek pantulan cahaya terlalu menggangu pengendara. Belum lagi ketinggian yang terlalu, justru mengganggu laju ban motor.
Sedang alasan ketiga, keberadaan piranti tersebut kurang berguna karena fungsinya cuma satu: memaksimalkan potensi pencairan uang akibat adanya proyek pengadaan barang. Hmm.
Nabs, benda berkilau berada tepat di tengah garis marka tersebut, terpasang bukan tanpa kesengajaan lho, Nabs. Melainkan memang diniatkan sebagai piranti penyelamat pengendara.
Wabilkhusus pengendara yang lampu motornya mendrip-mendrip. Sehingga saat melintas malam hari, para pengendara nggak sampai melebihi garis tengah marka jalan karena bakal menyandung benda itu terlebih dahulu.
Nabsky harus tahu bahwa benda lucu bercahaya itu bukan serpihan asteroid yang jatuh ke bumi atau organisme jamur yang tumbuh di jalan yang tak pernah diperbaiki. Melainkan piranti bernama paku jalan.
Bahasa kerennya, Glass Road Stud. Seperti bulan yang memantulkan sinar matahari, benda tersebut asalnya tak bercahaya. Tapi memantulkan cahaya dari lampu motor pengendara.
Makanya, kalau lampu motor kamu mendrip-mendrip, cahaya yang keluar dari benda itu juga tak maksimal. Tapi setidaknya sudah bisa membuat ban motormu kerasa gronjal-gronjal kan ya.
Kalau menurut Kemenhub nih Nabs, paku jalan merupakan sarana keselamatan bagi pengemudi. Ya, paku Jalan atau Glass Road Stud merupakan sarana penunjang keselamatan dalam mengemudi.
Benda kecil tersebut berfungsi memantulkan cahaya lampu saat cuaca gelap maupun malam hari. Dengan begitu, pengguna jalan dapat melihat dengan jelas marka jalan yang ada.
Di jalan raya sudah terdapat beragam marka jalan. Marka jalan bisa berupa garis membujur, garis melintang, garis serong atau lambang tertentu.
Marka jalan berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi darah kepentingan lalu lintas. Marka membujur sering kita lihat di jalan yakni marka jalan yang sejajar dengan sumbu jalan. Ada garis putus-putus, ada juga garis solid
Ohya, pemasangan piranti tersebut bukan asal-asalan lho ya. Tapi ada dasarnya. Yakni, Permenhub nomor 34 tahun 2014 tentang marka jalan. Jadi, sesungguhnya, ia memang berguna.
Keberadaan mata kucing di tengah jalan, disadari atau tidak, sangat penting dan membantu. Tapi, ia jadi tak penting dan mengganggu atas dua hal: pemasangannya gak sesuai standar dan pengendaranya kurang paham piranti keselamatan.