Kisah tentang pekerjaan, persahabatan, dan sebuah cerita melankolis yang tak sedih-sedih amat.
Cukup memanggil dengan sebutan Mbul maka dia akan merespon. Sosok pendamping sosial PKH Bojonegoro wilayah Kecamatan Dander yang dikenal militan dan bisa deh dijadiin pasukan perdamaian internasional.
Kami sendiri kurang begitu paham bagaimana panggilan itu melekat. Nama aslinya adalah Ima Kurniawati. Pendamping sosial yang bertugas di Desa Mojoranu dan Ngablak. Kurang lebih 3 tahun lalu kami mengenalnya. Dipertemukan dalam misi tugas suci yang mulia menjadi pendamping sosial PKH Bojonegoro tahun 2018.
Seiring perjalanan waktu, kami saling mengenal satu sama lain. Kekurangan dan kelebihan adalah sunatullah. Bukan penghalang dalam suatu relasi kerja. Bahkan tanpa konsesus bersama menjadi seperti keluarga.
Bekerja bukan hanya persoalan mencari mata pencaharian dan nafkah. Namun menemukan keluarga baru yang samawa. Hingga, pada suatu ketika bermula dari perspektif yang berbeda, keakraban kami mendapat sematan “geng rajawali”.
Padahal tak ada sedikit pun niat untuk membuat suatu geng. Sebab, kami tidak ingin menjadi pesaing geng motor dan geng lainnya. Kami hanya makhluk sosial yang sekaligus pendamping sosial. Mengedepankan sikap hablumminannas.
Sejak saat itu, justru kami semakin hangat dengan predikat Geng Rajawali. Suka duka kami lalui bersama. Tak jarang Mbul menjadi objek bully-an yang setidaknya menjadi pelipur lara. Terutama dikala tugas yang berkaitan data datang tanpa diundang. Tiba-tiba dan berkala.
Bully-an yang mungkin berasa makjleb biasanya terlontar dari Bri Nelly. Di Geng Rajawali, keduanya sudah terbiasa memanggil sapaan “Bri”. Antitesa dari sapaan kekinian “Bro”.
Pada momen pemberian tugas ini sosok Mbul biasanya mulai eksis. Selain acap kali gupuhi, dia bak “alarm” bagi rekan pendamping lain yang belum menuntaskan tugas. Tak jarang Mbul menawarkan diri untuk membantu.
Bukan karena dia sering membantu bikin bumbu sang ibu. Tapi memang itu lah sosok Mbul. Baik hati dan gemar nyemil pentol, siomay, mie goreng menabung. Tradisi saling membantu secara naluriah telah kami lakukan. Penuh kerelaan. Bahkan diluar hubungan pekerjaan.
Mbul, Suami, dan Tulungagung
Mbrebes mili. Demikian caption foto dari Ndancam Puguh, yang bersahaja, bijaksana, suka bermain bola dan penyayang Aisyah istri.
Foto beserta caption yang dibagikannya dalam grup PKH Dander di suatu aplikasi pesan memperlihatkan sosok Mbul sedang di depan suatu forum. Yang jelas dia nampak bukan sedang orasi atau pun menjadi pemateri. Rupanya Mbul sedang pamit.
Dari caption foto itu sudah dapat dipahami bahwa ada sunatullah lain yang sebenarnya tidak diinginkan manusia. Yaitu perpisahan.
Ya, terhitung bulan ini SK dari Kementerian Sosial menandakan Mbul akan pindah tugas. Sesuai keinginannya. Dia bukan tanpa pertimbangan matang. Mbul juga sosok istri yang taat keluarga dan suami.
Suami yang hingga saat ini masih memantik rasa penasaran dari rekan pendamping lain di Kecamatan Dander. Layaknya pemain bola profesional, dari faktor ini pula yang konon menjadi pertimbangan Mbul pindah pada bursa transfer 2021/2022.
Keputusan Mbul sudah bulat. Sebulat tubuhnya sendiri. Kata – kata Mbrebes mili dari Ndan Korcam tentu bukan hanya guyonan. Tapi tersirat makna kesedihan. Kehilangan anggota yang kerap bikin gupuh.
Selain Ndancam bisa jadi anggota keluarga pendamping sosial kecamatan Dander yang lain. Terlepas dari hubungan kerja, Mbul sudah bagian dari keluarga. Sosok dan gayanya yang imbul-imbul akan menjadi kenangan dan bayangan. Tidak terkecuali Bri Nelly, Geng Rajawali, dan Pak Edy.
Tidak lama lagi Mbul akan eksis di daerah lain. Menemukan keluarga baru dalam meneruskan misi, mengemban tugas suci yang mulia di Kabupaten Tulungagung. Mbul bukan pergi. Hanya ingin dekat suami dan buah hati. Bahkan mungkin mencalonkan bupati.
Mbul.. kami segenap keluarga pendamping sosial Kecamatan Dander terus berjuang dalam tugas suci yang mulia disini. Jangan sungkan kalau ingin menawarkan bantuan dikala tugas nasional datang. Dan jangan sungkan pula meneraktir kami kalau kembali ke Bojonegoro.
Teknologi digital dengan multi platform mempermudah interaksi komunikasi. Bukankah konon teknologi digital bisa mendekatkan yang jauh. Dan menjauhkan yang dekat. Sembari mbrebes mili, sekali lagi selamat bertugas, Mbul. Ingat pesan Ndan Korda Mas Yossi untuk selalu SIP. Jangan lupa berdoa dan bawa daster.