Tanpa upaya pelestarian, khasanah budaya di Bojonegoro terancam jadi fosil dan sekadar album kenangan.
Bojonegoro, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, kaya akan keberagaman budaya yang menjadi warisan lokal masyarakat setempat. Kebudayaan di Bojonegoro terbentuk dari interaksi antar berbagai kelompok etnis, agama, adat istiadat, seni, dan tradisi yang ada.
Di Bojonegoro, fenomena kebudayaan telah menjadi isu menarik dalam menghadapi tantangan zaman modern, di mana globalisasi dan modernisasi mengancam untuk menggeser nilai-nilai tradisional yang ada. Karena itu, penting untuk menjaga dan memperkaya kebudayaan Bojonegoro sebagai bagian dari identitas daerah yang unik.
Salah satu aspek kebudayaan Bojonegoro yang kaya adalah seni dan budaya tradisional. Seni pertunjukan seperti tari thengul, sandur, dan wayang kulit masih menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di sudut-sudut Kota Bojonegoro.
Sandur, misalnya, adalah drama klasik yang hidup sejak lama. Begitu pula dengan wayang kulit, yang merupakan seni pertunjukan tradisional dengan nilai-nilai moral dan filosofis yang dalam. Meski, pertunjukannya tak reguler. Kadang nunggu ada orang hajatan dulu.
Adat istiadat merupakan bagian penting dari kebudayaan Bojonegoro. Budaya saling menghormati dan menghargai antara sesama warga serta menghormati para tetua dan pemimpin, masih dijaga dengan baik di Bojonegoro.
Upacara adat seperti slametan, nyadran, dan kenduri masih sering dilaksanakan untuk memperingati acara-acara penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, beragam tradisi seperti tradisi bersih desa, panen raya, dan tradisi berkenduri turut memperkaya kebudayaan Bojonegoro.
Namun, di tengah perkembangan zaman, keberagaman budaya itu menghadapi tantangan. Globalisasi dan modernisasi dapat mengancam keberlanjutan tradisi dan nilai-nilai budaya lokal.
Pengaruh budaya luar, ideologi modern, teknologi, dan perubahan sosial ekonomi, dapat menggeser nilai-nilai budaya tradisional yang telah ada selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Bojonegoro untuk tetap menghargai dan melestarikan kebudayaan lokal mereka.
Upaya pelestarian budaya di Bojonegoro harus dilakukan berbagai pihak, baik oleh pemerintah daerah, lembaga budaya, komunitas pemuda, dan individu. Tanpa upaya-upaya itu, khasanah budaya di Bojonegoro akan bermetamorfosis menjadi fosil dan album kenangan.