Malam di Bojonegoro terasa begitu dingin. Memang tidak seperti biasanya. Jarang sekali hawa dingin menyelimuti kota ini. Seperti itulah adanya. Ini pertanda bahwa musim memasuki fase awal kemarau.
Beberapa kali tayangan di layar kaca pun mengabarkan cuaca dingin di berbagai tempat. Bahkan, lebih dari dinginnya Bojonegoro yang kita rasakan. Misalnya area pemukiman dan pertanian di sekitar Gunung Dieng. Area tersebut begitu dingin hingga tanaman pertanian membeku.
Dari akun instagram Good News from Indonesia @gnfi, Ranu Kumbolo pun turut membeku saat malam dan pagi hari. Video pendek tersebut diambil dari akun @iqbaleee14_ yang sempat mendaki Gunung Semeru. Menurutnya, pemandangan di Ranu Kumbolo begitu indah. Danau di jalur pendakian Semeru tersebut menyuguhkan pemandangan tenda yang diselimuti salju.
āTamales igap lur! Lagi viral noh Ranu Kumbolo “membeku”. Bahkan suhu -8°C, Ranu Kumbolo tak mampu membekukan kekaguman kami terhadap keindahan alam Indonesia,ā tulis akun tersebut.
Saat siang hari, cuaca Bojonegoro sendiri cukup terik. Namun, berbeda ketika malam hari. Menjelang petang, udara dingin mulai terasa menggerayangi permukaan kulit. Sepertinya, masyarakat Bojonegoro kurang terbiasa dengan udara dingin.
Cuaca seperti ini tidak hanya terjadi di Bojonegoro. Beberapa kota besar pun turut mengalami penurunan suhu. Misalnya di Kota Malang. Masyarakat Malang kerap menyebut dengan istilah musim maba (mahasiswa baru).
Menurut pria yang pernah tinggal 8 tahun di Malang, Dhayu Dwi Nur Shiddiq mengatakan bahwa hal tersebut lumrah terjadi. Biasanya saat memasuki pendidikan tahun ajaran baru. Saat itu banyak mahasiswa baru yang merantau untuk kuliah di Malang.
āMusim maba begini Kota Malang sedang pencitraan kepada mahasiswa baru,ā kata pria yang sekarang tinggal di Bojonegoro.
Namun, tentu berbeda dengan Bojonegoro. Kota ini tidak pernah melakukan pencitraan. Di Bojonegoro, semua begitu apa adanya. Panas ya panas, dingin ya dingin. Ada yang menikmati, ada pula yang nyambati. Yang terpenting, susah senang tetap haru dirayakan. Tentu dengan secangkir kopi panas.
Dingin akan lebih syahdu jika dinikmati dengan kopi panas dan obrolan yang hangat. Bisa dengan siapa saja. Obrolan hangat bersama pasangan, atau pun sekadar pecingisan bersama sahabat yang tidak akan pernah usai. Lelucon demi lelucon konyol mampu mengusir dingin dan sepi yang kronis.
Tentu bagi para melankolia ini momen menyenangkan. Dinginnya udara, rindu dan kopi mampu dikembangbiakkan menjadi puisi sadis dramatis melankolis. Terlebih jika ditemani petikan gitar King of Convenience sebagai playlist musik pembentuk kosmos.
Selain itu, masih ada banyak cara untuk mengusir dinginnya malam. Tergantung kita sendiri ingin menyiasati seperti apa. Cukup glimbungan di kasur sambil kelungkupan kemul pun tak apa. Yang jelas, kurangi sambat dan sebisa mungkin tetap produktif ya, Nabs. Heheheā¦