Peradaban bangsa yang baik tergantung pada budaya literasinya. Apalagi di era digital ini, masyarakat Indonesia di tuntut untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan, agar tidak tergilas dengan kemajuan jaman.
Ya, literasi harus menjadi budaya di Indonesia, khususnya bagi para pemuda penerus bangsa.
Hal inilah yang menjadikan Ponpes Al-Azhar, Desa Tebluru Kec. Solokuro Kab. Lamongan mensyiarkan literasi kepada masyarakat melalui seminar edukasi literasi pada Selasa, 13 Agustus 2019 kemarin.
Dengan menghadirkan narasumber yang memang ahli dibidangnya, di antaranya; Dr. Yuhronur Efendi, M.BA, H. Suli Da’im, S.Pd.MM, Hilal Ardiansyah Putra, S.Ag, dan Shofan Hariyanto, S.Pd, acara tersebut cukup meriah.
Nabs, materi seminar yang disampaikan pun sangat menarik. Mulai dari makna literasi, membuka cakrawala melalui mambaca, mengembangkan wacana dengan menulis dan public speaking, hingga menganalisis budaya literasi dan e-book untuk literasi Indonesia.
“Generasi muda dan seluruh masyarakat harus mengenal dan berliterasi. Mari gemar membaca, agar kita menjadi manusia yang berilmu dan berwawasan luas dan tentunya untuk kemajuan umat Islam ke depannya.” Kata Ustad Irfanuddin, pengasuh ponpes Al-Azhar dalam sambutannya.
Seminar edukasi ini bekerja sama dengan Rumah Baca Api Literasi (RBAL) yang ada di Desa Solokuro Lamongan. Fathan Faris Saputro, selaku pembina Rumah Baca Api Literasi mengataka, masyarakat desa perlu mengetahui apa itu literasi dan bagaimana cara berliterasi.
Masyarakat, kata Fathan, harus lebih update tentang pengetahuan, khususnya bagi pemuda. Dengan budaya membaca, menulis dan diskusi, nantinya akan membuat mereka memiliki wawasan yang luas dan menjadi masyarakat yang cerdas dan tidak mudah percaya berita hoax.
“Harus tahu bagaimana berliterasi, agar tidak mudah percaya pada hoax,” ucap Fathan.