Kedamaian selalu didambakan setiap orang. Demi mendapatkannya, seseorang butuh bantuan orang lain. Seperti hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial.
Setiap orang memiliki lingkaran pergaulan. Mulai dari yang terdekat seperti keluarga, hingga lingkaran luar macam teman hingga partner kerja serta kolega.
Melansir Vice, Kepala Movember UK, Sarah Coghlan sempat mewawancarai beberapa laki-laki di Inggris. Menurutnya, nara sumbernya itu tidak menyadari betapa dangkalnya hubungan pertemanan mereka.
Pada akhirnya, mereka menghadapi tantangan hidup yang berat. Misalnya kehilangan seseorang, dipecat dari pekerjaan dan masalah hidup lainnya. Ini kondisi saat teman dibutuhkan.
Memang tidak semua teman mampu solutif. Terkadang, malah menjatuhkan psikologis. Entah sadar atau tidak, itu berdasar karakter asli seorang teman. Orang lain punya pandangan dan cara sendiri.
Namun, yang membuat pertemanan abadi adalah saling memaafkan. Memaafkan itu penting. Sifat pemaaf perlu dimiliki seseorang. Pasalnya, tidak semua sikap dan perilaku bisa diterima.
Penulis buku Embun Kerinduan, Rae Wellmina menjelasakan pentingnya memaafkan. Ini kemampuan yang harus dimiliki seseorang. Termasuk dalam prosek menjadi dewasa.
“Kemampuan memaafkan, salah satu keterampilan terpenting yang harus dimiliki orang dewasa,” tulis Rae melalui cuitannya di akun twitter @raewellmina, Minggu (19/1/2020).
Memaafkan memiliki energi positif. Ini adalah basic system dalam menemukan kedamaian hidup. Ujungnya adalah kebahagiaan. Bukankah kehidupan bahagia yang paling dibutuhkan?
“Dengan memaafkan, aku akan lebih menemukan kedamaian yang berujung kebahagiaan,” lanjutnya.
Memaafkan memang tidak mudah. Butuh usaha besar untuk meluaskan hati. Namun, mengapa tidak bagi seorang teman? Toh dia selalu ada saat kita membutuhkan.
Tanpa memaafkan, pertemanan tidak akan terasa nyaman. Siapa betah berteman dengan orang yang penuh dendam? Dendam membuat hidup tidak tenang dan nyaman. Prasangka akan mengganggu proses pergaulan.
“Tanpa memaafkan hidupku akan penuh luka, prasangka dan rasa tak nyaman lainnya,” tambah Rae dalam cuitan tersebut.
Bayangkan, bagaimana jika hidup kamu penuh dendam. Sensitifitas akan terus terjadi. Banyak ketidakpuasan. Termasuk dalam hubungan pertemanan.
Tanpa sifat memaafkan, ketersinggungan akan sering terjadi. Orang lain akan mudah merasa tidak nyaman. Bisa-bisa, teman kamu akan habis.
“Ndak merokok tapi dendaman, ya sama saja jantungnya hancur, cuk,” kalimat Sujiwo Tejo yang sering menjadi quotes.
Dendam kerap membuat dada terasa nyeri. Jauh lebih nyeri dibanding menahan rindu tak berkesudahan. Karena itu, memaafkan itu penting. Maski berat, tetap harus dibiasakan.
Sikap memaafkan menunjukkan kedewasaan seseorang. Khususnya dalam menghadapi permasalahan interaksi sosial. Karena itu, penting sekali bagi pergaulan.
Memaafkan bukan hanya perkara interaksi sosial. Kesalahan sendiri di masa lalu pun perlu dimaafkan. Masa lalu yang belum beres cukup berpengaruh. Terutama dalam menentukan masa depan.
Dengan mudah memaafkan, hidup akan terasa nyaman dan banyak teman. Lingkar pergaulan akan abadi, bahkan terus berkembang. Tentunya, sifat baik akan menular.