Bakso Tempuran merupakan salah satu destinasi kuliner unik di Bojonegoro. Selain harganya yang super murah, warung bakso satu ini juga cocok banget untuk melatih kesabaran.
Melatih kesabaran bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya dengan ikut antre di warung Bakso Tempuran Bojonegoro. Kok bisa?
Di kalangan pencinta kuliner Bojonegoro, nama Bakso Tempuran bisa dibilang sudah tidak asing lagi. Ia selalu didengung-dengungkan sebagai kuliner unik nan super murah yang wajib dicoba.
Setelah sekian lama penasaran dan terus mendengar bisik-bisik tentang kuliner tersebut, saya memutuskan untuk langsung melipir menuju lokasi warung bakso tersebut.
Ini adalah pengalaman pertama saya mencicipi Bakso Tempuran. Dengan riang dan penuh rasa penasaran, saya menuju lokasi kuliner unik Bojonegoro itu. Warungnya sendiri terlelak di Kecamatan Dander, tepatnya di Desa Sumodikaran. Kira-kira 10 menit dari pusat Kota Bojonegoro.
Apa sih hal menarik dari Bakso Tempuran? Awalnya, saya kira Bakso Tempuran sama halnya dengan bakso yang lainnya. Memakai mangkok, gerobak, dan tentunya ada tukang ada abang baksonya. Ya iyalah! Hehehe
Sesampainya di lokasi, saya dibuat terheran-heran dengan situasi yang sangat ramai. Tentunya ramai dari para konsumen Bakso Tempuran. Mungkin ada sekitar 20 hingga 30 orang yang saat itu sedang antre.
Rasa penasaran saya semakin menggebu-gebu. Tak sabar rasanya untuk mengantre dengan orang-orang. Dalam hati pun saya berpikir, apa sih yang membuat bakso itu ramai pembeli seperti ini?
Setelah memesan, saya mencari tempat untuk duduk. Inilah saat kesabaran diuji. Jangan harap kamu langsung mendapatkan seporsi bakso beberapa menit setelah memesan. Kamu harus sabar karena yang dilayani bukan satu atau dua orang.
Baca Juga: 5 Warung Bakso Legendaris Bojonegoro
Kesabaran memang sangat diuji. Apalagi datang ke sana saat perut benar-benar kosong. Cacing-cacing yang ada di perut bisa-bisa meronta karena terlalu lama menunggu.
Setelah antre hampir satu jam lamanya, akhirnya saya berhasil mendapatkan semangkok Bakso Tempuran. Ketika melihat pesanan yang diantarkan, saya kaget bukan kepalang. Pasalnya, porsinya sangat besar.
Dalam satu porsi mangkok terdapat isian bakso berukuran jumbo dan belasan isian bakso berukuran kecil. Mangkok yang digunakan seperti tak bisa memuat seluruh isian bakso tersebut.
Porsi Bakso Tempuran ini memang luar biasa Nabs. Kalau tidak benar-benar lapar, kamu mungkin bakal kesulitan menghabiskan seporsi bakso jumbo tersebut.
Sambil menyantap bakso berukuran jumbo itu, kamu juga bisa menikmati sensasi semilir angin yang menerpa karena lokasi warung ini dekat dengan persawahan. Apalagi makannya di gubuk yang memang sudah disetting sedemikian rupa oleh pemilik warung Bakso Tempuran
Usai makan jangan lupa untuk membayar ya Nabs, Hehehe. Di momen membayar inilah saya kembali kaget. Bagaimana tidak. Ternyata, seporsi Bakso Tempuran itu hanya dibanderol Rp 5 ribu saja.
Kini saya paham kenapa Bakso Tempuran bisa seramai itu. Dengan seporsi bakso sebanyak itu dan harga yang super murah, tak heran jika masyarakat rela antre hingga satu jam lebih.
Keberadaan Bakso Tempuran membuktikan bahwa minat masyarakat Bojonegoro terhadap suatu sajian kuliner sangat dipengaruhi oleh harga. ROSO GAK MASALAH SING PENTING MURAH, TUR OLEH AKEH. Betul nggak Nabs?
Jika kamu ingin menikmati sensasi antre sejam lebih untuk bisa menikmati seporsi Bakso Tempuran ini, langsung saja datang ke Desa Sumodikaran. Mari latih kesabaran bersama semangkok Bakso Tempuran. Ehehe.