Ngopi, identik bertempat di warung ataupun cafe. Tetapi, bila ngopi hingga gayeng (menyenangkan) dilakukan di masjid sambil mendengarkan ceramah agama dari ustaz, kiai, inilah cara inovatif yang dilakukan Takmir Masjid Al Jadid Rt. 10 Rw. 2 Desa Banjarsari, Trucuk, Bojonegoro.
Ketua Takmir Masjid Al Jadid, Tasmat, menyampaikan bila tujuan “Ngaji Ngopi Gayeng” yang digagas bersama jajaran takmir selain membedakan suasana ngaji biar tidak sepaneng (tegang), juga agar menyemangati jamaah menambah pengetahuan.
“Ngaji disambi ngopi, biar membuat tidak sepaneng,” ungkapnya selesai kegiatan Rabu (07/05/25).
Ia juga menambah, bila kegiatan “Ngaji Ngopi Gayeng” rutin dilakukan setiap Rabu malam Kamis mulai pukul 20.00-21.00 Wib.
“Alhamdulillah sudah berjalan empat bulan. Malam ini, sudah pertemuan ke 17,” imbuhnya.
Tasmat, juga menegaskan bila metode “Ngaji Ngopi Gayeng” selain jamaah disediakan kopi, wedang sereh, masing-masing yang hadir juga diberikan jajan piringan mulai dari menu kacang dan jagung rebus. Ada pula yang berisi tempe dan pisang goreng. Kemudian juga ubi dan tales godok, tahu goreng, lumpia, lemper hingga klepon.
“Jajan dari donasi jamaah. Adapun kopi dan wedang sereh, disediakan oleh takmir masjid,” jelasnya.
Kepada Jurnaba.co, Tasmat, menyampaikan bila metode “Ngaji Ngopi Gayeng” memiliki pembeda yang unik. Sebab, pasca ustaz atau kiai berceramah, terdapat sesi tanya jawab (konsultasi) perihal agama Islam perihal ibadah, muammalah, baik secara pribadi dan berkelompok sambil menikmati kopi dan jajanan yang disediakan.
“Alhamdulillah masalah banyak yang terpecahkan. Ini agar jamaah dibuat senyaman mungkin senang ke masjid dan menambah pengetahuan di masjid,” pungkasnya.
Salah satu jamaah, Priyanto, mangaku senang ikut ngaji sambil ngopi. Bahkan ia menyampaikan istikamah hadir dari awal kegiatan dibuka. Terlebih dari kegiatan tersebut, bisa diselingi pertanyaan keseharian hingga memperoleh jawaban sambil nyeruput kopi.
“Kopi niki kersane gayeng,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Abdul Ghofur. Ia menyebut, banyak manfaat yang didapat selama mengikuti kajian. Menurutnya, bila kajian-kajian tersebut membantu mempermudah dalam melaksanakan ibadah keseharian.
“Sebelumnya dari belum tahu menjadi tahu. Kemudian, secara pribadi juga bisa menyampaikan pertanyaan hingga tahu jawabannya,” paparnya.
Takwa
Anwar Saleh Hasibuan, selaku penceramah membuka mauizahnya dengan terlebih dahulu menunjukkan identitas diri dan marganya. Apalagi tugas beliau berceramah, menggantikan gurunya yang merupakan pengasuh tetap “Ngaji Ngopi Gayeng”.
“Kulo diutus badali beliau kiai Dr. H. M. Ridlwan Hambali yang kebetulan tindak Surabaya,” jelasnya.
Secara detail, Anwar, panggilan akrab Anwar Saleh Hasibuan, menyampaikan perihal ciri orang bertakwa sebagaimana qaul Ali bin Abi Tholib karromallahu wajhah .
Pertama, memiliki rasa takut kepada Allah Swt Yang Maha Agung. Kedua, mengamalkan apa yang telah diturunkan Allah Swt dari Al-Qur’an serta hadis Nabi Muhammad Saw. Ketiga, rida menerima apapun yang diberikan Allah Swt dimulai dari yang kecil dan sedikit. Dan yang keempat, mempersiapkan bekal diri ke alam selanjutnya.
“Empat wasiat Sayyidina Ali ini, mari dimalkan agar menjadi pribadi bertakwa,” urai penceramah yang juga Dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Unugiri.