Bukan wasit bukan pelatih. Ada kalanya, orang tua adalah suporter bagi anak-anak mereka.
Dalam mengembangkan minat dan bakat seorang anak, orang tua mempunyai andil yang sangat besar diah dalamnya. Mengapa? Karena waktu yang dihabiskan seorang anak di rumah lebih banyak daripada di luar rumah, sudah semestinya orang tua tau apa yang disukai anaknya? Apa hobinya? Bagaimana perasaanya ketika dia melakukan hal tersebut?
Sebagai orang tua harus paham betul tentang hal itu, seorang anak akan merasa dirinya diperhatikan ketika apa yang disukainya di dukung oleh orang tuanya. Apa yang terjadi ketika orang tua melarangnya?
Kebanyakan seorang anak akan berontak, tidak terlalu mendengarakan nasihat orang tua, bersikap bodoamat, cuek dalam segala hal, melakukan segala hal yang disukai tanpa peduli resiko dan sekitarnya.
Nah, perlu kita ketahui juga minat adalah ketertarikan yang tinggi terhadap sesuatu. Contohnya, minat kesenian, minat di bidang kulineran. Sedangkan bakat adalah sesuatu yang melekat sejak lahir contohnya, menulis , bernyanyi , bermain gitar dll.
Setelah mengetahui perbedaan minat dan bakat apakah temen- temen bisa membedakan antara minat dan bakat itu? Jika sudah bisa membedakan antara minat dan bakat mulai dari sekarang mari kita gali minat dan bakat kita.
Untuk mensupport seorang anak orang tua harus melakukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, orang tua harus mengamati perilaku anak, hobi anak, hal yang disukai, hal yang tidak disukai, bakat apa yang dimiliki seorang anak sedari kecil orang tua harus mengamati hal tersebut agar bisa mengarahkan untuk kedepannya.
Kedua, pendukung/pensupport, setelah melakukan pengamatan terhadap anak orang tua juga harus mendukungnya. Contoh, ketika si anak mengeluh ataupun merasa lelah dan ingin berhenti orang tua harus memberikan support, memberikan semangat, memberikan saran dan solusi.
Ketiga, pendamping. Sebagai orang tua harus selalu ada di samping anaknya menemani di kala susah dan senang, menjadi tempat berbagi cerita, tempat pulang ternyaman sehingga anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan terjauhkan dari kenakalan-kenakalan remaja.
Kenakalah remaja biasannya terjadi karena kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak, kurangnya perhatian terhadap anak kemudian membuat anak tidak betah berada di rumah.
Keempat, memfasilitasi. Tidak cukup hanya mengamati, mendukung, mendampingi tetapi orang tua juga harus memberikan fasilitas agar lebih semangat. Contoh, ketika si anak mempunyai bakat bernyanyi orang tua bisa mendatangkan guru vocal atau bisa juga untuk ikut les vocal. Maka dari itu memfasilitas bisa disebut bentuk dukungan penuh terhadap anak.
Menjadi orang tua harus lebih bijak, karena orang tua adalah contoh pertama bagi anak-anaknya selalu beri contoh yang baik.
Menanamkan iman islam sejak dini, memberikan pelajara- pelajaran tentang kehidupan, memberikan pengarahan tentang minat dan bakat sejak dini agar si anak bisa menentukan masa depan dengan lebih baik lagi.
Menjadi orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak menuntut dan memaksa seorang anak menjadi apa yang di inginkannya, terkadang ada juga orang tua yang memaksakan kehendaknya tanpa peduli dengan perasaan seorang anak.
Ada juga orang tua yang terlalu membebaskan anak untuk memilih apa yang di sukainya namun tidak memedulikan, tidak membimbing, dan tidak mengarahkan anaknya.
Menjadi orang tua harus mendukung dan mensupport apa yang di minati seorang anak, memberikan kebebasan memilih jalannya sendiri namun tidak luput dari pengawasan orang tua.
Penulis adalah Mahasiswi PAI UNUGIRI Bojonegoro