Beberapa alasan betapa kita tak bisa lepas dari proses menulis.
Berbicara tentang menulis, memang tidak semua orang menyukainya. Dari sepuluh orang yang ada, bisa jadi hanya dua atau tiga orang saja yang suka dengan menulis. Di luaran sana, bahkan ada yang mengatakan bahwa menulis itu hanya buang-buang waktu, tenaga, dan pikiran dengan sia-sia.
Pernyataan seperti itu tentunya ‘salah kaprah’ kalau kata orang Jawa. Pasalnya, sejauh ini tidak ada satu pun penulis yang mengeluhkan waktu, tenaga bahkan pikirannya terbuang sia-sia hanya karena menulis.
Justru, akan ada kebahagiaan dan kepuasan tersendiri ketika penulis mampu menulis meskipun itu hanya satu kalimat dalam waktu sehari dan akan merasa cemas ketika penulis sama sekali belum menulis dalam satu hari. Jadi, tidak ada kaitannya antara menulis dengan waktu, tenaga dan pikiran yang terbuang sia-sia.
Membuat orang yang tidak suka menulis menjadi suka menulis bukanlah hal yang mudah. Hampir semua tips dan pelajaran menulis tidak berarti bagi mereka yang memang pada dasarnya tidak suka menulis. Mereka menganggap bahwa tips dan pelajaran menulis hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki passion menulis.
Bagi mereka yang tidak suka menulis, otak tidak akan mampu memberi perintah pada otot-otot lengan dan jari untuk mulai menulis. Bahkan untuk satu kalimat yang paling sederhana sekalipun.
Oleh karena itu, berikut ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan yang akan membuat kalian jatuh cinta dengan menulis.
Pertama, menulis membuatmu abadi. Pramoedya Ananta Toer pernah berkata “Orang boleh pandai setinggi langit, Tapi selama ia tidak menulis maka ia hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Dari perkataan tersebut memiliki makna yang luar biasa dan penting untuk kita ketahui bahwa menulis bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Menulis bukanlah pekerjaan yang harus diremehkan karena menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Semua manusia pasti akan mati tetapi tidak dengan sebuah karya. Sebuah karya tidak akan pernah hilang atau sirna sampai kapan pun. Meskipun penulisnya telah tiada, tetapi dia akan tetap abadi karena karyanya.
Apa yang telah digoreskan oleh penulis dalam tulisannya, ciri-ciri, karakter dan jiwa dari penulis tersebutlah yang akan tetap dikenang abadi oleh orang-orang.
Kedua, menulis membuatmu dikenal banyak orang. Orang kaya akan dikenal karena kekayaannya, seorang profesor akan dikenal karena ilmu pengetahuan yang telah didapatkan, pahlawan akan dikenal karena jasanya, dan pemimpin akan dikenal karena cara memimpinnya.
Lantas, jika kamu bukan siapa-siapa, bukan orang kaya, bukan profesor, bahkan juga bukan pahlawan, apa yang harus kita lakukan supaya kita dikenal oleh banyak orang? Jawabannya adalah dengan menulis.
Hal ini sangat relate dengan apa yang disampaikan oleh ulama besar, Imam Al Ghazali “Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!”
Ketiga, menulis bermanfaat untuk kesehatan. Sudah tidak asing lagi, jika menulis sangat bermanfaat untuk kesehatan. Selama ini, sudah banyak para ahli yang menyatakan bahwa menulis ternyata menyimpan manfaat lebih dari sekadar kemampuan memilah dan merangkai kosakata.
Selain itu, menulis juga terbukti efektif untuk menjaga dan memperbaiki kesehatan mental, baik untuk menurunkan stres, menuangkan emosi, memberikan ketenangan, hingga mengobati luka batin atau trauma yang terjadi dalam hidup seseorang.
Jadi, bagaimana? Sudahkah kalian jatuh cinta dengan menulis? Jika belum, cobalah untuk menulis terlebih dahulu dan temukan cinta itu dalam tulisanmu. Akan ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan ketika kamu menulis, bahkan bukan hanya diri sendiri yang merasakan dampaknya melainkan orang lain juga.
Ada sedikit kalimat dari buku ON karya Jamil Azzani yang berbunyi “ Jika kamu ingin tahu dunia maka membacalah, tapi jika kamu ingin dunia tahu kamu maka menulislah”. Semangat menulis! Semoga bermanfaat.
Penulis adalah Mahasiswi PAI UNUGIRI Bojonegoro.