Freddie Mercury dikenal sebagai musisi jenius yang melahirkan berbagai lagu legendaris. Namun, lebih dari itu, Freddie punya peran penting di luar dunia musik. Ia menjadi sosok penting yang membantu menyebarkan kewaspadaan terhadap penyakit HIV/AIDS.
Freddie Mercury merupakan vokalis band rock legendaris asal Inggris, Queen. Penyanyi berdarah Syiria tersebut meninggal di usia 49 tahun akibat virus HIV/AIDS pada 1991 lalu.
Sosok Freddie memang tak bisa dilepaskan dari hingar bingar dunia hiburan internasional. Sosoknya banyak dipuja karena kejeniusannya dalam melahirkan lagu-lagu legendaris macam Love of My Life atau Bohemian Rhapsody.
Aksi Freddie Mercury bersama Queen selalu ditunggu oleh para penggemar di seluruh dunia. Dari satu panggung ke panggung lainnya, Queen jadi band paling ditunggu kehadirannya di tahun 70-an hingga 90-an. Queen dan Freddie pun makin dipuja.
Namun, tak melulu pujian yang datang ke Freddie Mercury. Ia juga banyak dicibir karena secara terang-terangan mengaku sebagai seorang Gay atau penyuka sesama jenis. Kehidupan yang penuh dengan hingar bingar tersebut kemudian membuat Freddie terkena virus HIV/AIDS.
Pada 1991, Freddie Mercury meninggal dunia akibat virus HIV/AIDS. Kematian Freddie Mercury membawa dampak besar terhadap kewaspadaan mengenai virus HIV/AIDS. Popularitas Freddie membuat virus HIV/AIDS mulai jadi perbincangan orang-orang di seluruh dunia.
Yayasan Mercury Phoenix Trust
Freddie pun punya peran dalam membantu korban atau penderita HIV/AIDS. Queen, band yang digawangi oleh Freddie, menggelar konser amal megah untuk mengenang sang vokalis. Tiket konser yang dihelat beberapa bula setelah kematian Freddie tersebut pun langsung terjual habis.
Hasil penjualan dari tiket konser tersebut masuk ke Yayasan untuk penelitian sekaligus membantu korban virus HIV/AIDS. Yayasan yang didirikan oleh 3 personel sisa Queen, Brian May, Roger Taylor, James Deacon dan manager Queen, Jim Beach tersebut bernama Mercury Phoenix Trust.
Dalam dua dekade terakhir, Mercury Phoenix Trust telah memberikan lebih dari 15 juta Dolar untuk menolong penderita HIV/AIDS dan mendanai lebih dari 700 proyek dalam pertempuran global melawan penyakit tersebut.
Mercury Phoenix Trust juga turut memberikan edukasi kepada banyak orang. Terutama menargetkan kaum muda di negara berkembang. 18 juta anak yatim piatu yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIDS sangat membutuhkan bantuan ketika mereka berjuang untuk bertahan hidup dan membangun hidup mereka.
Yayasan yang sudah berusia 28 tahun tersebut punya pengaruh besar terhadap masyarakat luas. Berbagai pemahaman untuk mencegah HIV/AIDS menjadi fokus utama dari Mercury Phoenix Trust. Setelah itu muncul banyak yayasan sejenis yang punya misi dan tujuan yang serupa.
Kesadaran masyarakat dunia tentang HIV/AIDS memang tak bisa dilepaskan begitu saja dari popularitas Freddie Mercury. Kematian Freddie punya dampak yang besar dalam kewaspadaan virus mematikan satu ini.