Umat Islam di seluruh penjuru dunia setiap tahun menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh yang dikenal dengan puasa Ramadhan. Tentunya puasa Ramadhan sarat dengan nilai religious karena merupakan salah satu rukun Islam.
Yang perlu diketahui bahwa tidak hanya manusia saja yang melakukan puasa, makhluq lainpun juga melakukan puasa. Jika manusia mengenal puasa melalui ajaran agamanya, menjalankannya sebagai realisasi keimanan dan upaya meraih derajat tertentu dihadapan tuhannya, maka makhluk hidup lainnya menjalankan puasa sebagai pertahanan diri atau perkembangan tubuh, seperti halnya pada hewan dan tumbuhan.
Budi Setiadi Daryono menyebutkan bahwa salah satu mekanisme puasa pada hewan adalah hibernasi. Meskipun durasinya lebih panjang tetapi proses hibernasi pada hewan sering dikaitkan sebagai upaya “menahan” layaknya pada manusia.
Hewan-hewan yang hidup di negara dengan empat musim harus bertahan pada cuaca ekstrem. Keadaan ini bisa membuat sumber makanan berkurang drastis dan mekanisme berpuasa pada hewan dilakukan untuk mengurangi laju metabolismenya.
Selain itu, hibernasi dilakukan karena lingkungan sangat ekstrem sehingga berbahaya bila hewan masih beraktivitas. Pada kondisi itu, hewan seperti beruang, kura-kura, lemur, dan katak kayu berhibernasi selama musim dingin dengan tidak makan dan minum.
Hebatnya dengan berhibernasi hewan-hewan tersebut mampu mempertahankan diri dan hadir kembali pada masa berikutnya dengan kualitas yang lebih baik.
Atau dengan kata lain hibernasi yang dilakukan hewan-hewan tersebut mampu menghadirkan manfaat dan keuntungan bagi hewan yang melakukannya. Nono Purnomo mencontohkannya pada ikan salmon dan ayam.
Pada ikan salmon saat melakukan migrasi dari air tawar ke air asin, mereka menempuh jarak perjalanan hingga 1000 mil. Selama waktu yang panjang dan sulit itu mereka berpuasa dari makanan karena mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk makan.
Hal itu menjadikan mereka ramping dan gesit, mampu melarikan diri dari jaring para penangkap ikan, lari dari sergapan burung dan hewan pemburu lainnya.
Sementara ayam saat mengerami telurnya melakukan puasa dengan tidak minum dan tidak berhubungan dengan pejantan. Ayam betina akan berada ditempat telur yang dieraminya.
Tindakan ini merupakan bentuk tanggungjawab dan fokus induk ayam untuk menjadikan telur-telur itu menjadi anak ayam. Setelah berkisar antara 21 hingga 23 hari telur-telur itu menetas menjadi anak ayam. Ini adalah buah perjuangan dan puasa yang dilakukan oleh induk ayam.
Selain hewan, puasa juga dilakukan tumbuhan, terutama tumbuhan berbiji. Tumbuhan berpuasa atau menahan untuk tidak tumbuh yang disebut dormansi. Biji yang tersebar melalui angin, melalui organisme lain atau karena gaya gravitasi, tidak selalu tumbuh alami.
Biji tersebut mulai berkecambah atau bertunas ketika lingkungannya seperti suhu, kadar air, dan nutrisi dalam tanah mampu memenuhi kebutuhannya. Selama dormansi, metabolisme diperlambat dan biji tanaman mengandalkan cadangan pada keping biji/kotiledon.
Contoh berpuasa atau aktifitas sejenis yang menyerupai puasa pada tumbuhan misalnya pada pohon kedondong. Nazarullah ZA. mengungkapkan bahwa kita pernah melihat pohon kedondong yang berada di depan rumah kita tiba-tiba menjadi kering dan daun-daunnya jatuh berguguran.
Pohon yang sebelumnya subur, hijau dan rimbun, kini menjadi botak dan hanya menampakkan ranting-rantingnya saja. Kenapa demikian?
Pada musim kemarau, matahari bersinar sangat terik. Untuk mempertahankan hidupnya pohon kedondong harus rela menggugurkan daunnya agar bisa bertahan hidup. Secara ilmiah, daun itu sangat penting untuk fotosintesis.
Tapi Allah berkehendak lain, bahwa pohon ini tidak mati melainkan sedang bertransformasi, sedang berpuasa menempa dirinya untuk bertahan hidup dengan cara membuang daun-daun yang membebani hidupnya sambil memperbaiki kualitas tubuhnya agar dahan, ranting dan batangnya bisa lebih kokoh lagi kedepannya.
Dari sini dapat dikatakan bahwa ketika pohon kedondong “berpuasa” saat musim kemarau, tanaman ini justru dapat menghasilkan struktur fisik yang lebih baik untuk menunjang kehidupannya pada musim berikutnya.
Dan sebaliknya, andai saja pada saat musim kemarau pohon kedondong memaksakan diri dengan tidak menggugurkan daunnya, memaksa mengambil air guna melakukan fotosintesis dan memaksa untuk terus beraktifitas (tidak puasa) maka tanaman itu akan mati kekeringan sebab daun-daun akan menguapkan air dan tanaman ini pelan tapi pasti akan mengalami kematian
Nah, gambaran tentang puasa pada versi hewan dan tumbuhan di atas merupakan contoh dari fenomena alam yang dapat direplikasi dalam kehidupan manusia. Ikan salmon menjadi ramping dan gesit, ayam yang dapat menetaskan telur yang dieraminya, pohon kedondong menjadi lebih hijau dan rimbun pada musim berikutnya semuanya dapat terjadi akibat berpuasa.
Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa puasa mampu melahirkan karakter baru, dapat meningkatkan produktifitas dalam bentuk perubahan yang lebih menguntungkan dan berguna bagi mahkluk yang melakukan puasa maupun bagi lingkungan sektarnya.