Puasa merupakan pertanda akan hadirnya perasaan cinta. Sudah benarkah kita dalam mendefinisikannya?
Cinta memang fitrah manusia, sesuatu yang tidak terdefinisikan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Cinta menggambarkan banyak hal. Lalu, bagaimana jika kata cinta dikaitkan dengan puasa?
Puasa adalah salah satu dari rukun Islam. Puasa tidak hanya di mana kita menahan lapar, menahan haus, menahan hawa nafsu dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Puasa merupakan ibadah, dengan puasa kita dapat menyucikan hati dan jiwa kita. Bila hati dan jiwa kita bersih, kita akan menemukan cinta yang sesungguhnya.
Puasa tanda cinta, bisa digambarkan bahwa ketika kita mencintai entah itu orang, benda atau yang lainya, hal tersebut pasti dibarengi dengan yang namanya tanda-tanda.
Lalu, di mana puasa merupakan tanda cinta, cinta kita kepada Allah Swt, dan cinta kita kepada sesama? Terdapat empat hal yang dapat menjadikan puasa sebagai salah satu tanda cinta kita kepada Allah Swt.
Pertama, syukur. Syukur adalah di mana kita selalu merasa cukup atas setiap yang diberikan Allah Swt kepada kita. Kita manusia sebagai hamba-Nya, seharusnya mempunyai rasa syukur masih diberi kesempatan untuk menyambut datangannya bulan suci Ramadan.
Penggambaran dari bentuk rasa syukur itu adalah dengan cara kita melakukan ibadah puasa yang ditujukan hanya kepada Allah Swt semata. Tentunya tidak hanya berpuasa saja, tapi juga dibarengi dengan memperbanyak kebaikan seperti membaca Al-Qur’an, dan melaksanakan ibadah-ibadah sunah lainnya.
Kedua, sabar. Salah satu bentuk cinta adalah kesabaran. Sabar adalah setengahnya dari iman. Kita sebagai orang yang beriman harus senantiasa bersabar, dan puasa adalah salah satu jalan untuk kita menjadi orang-orang yang sabar. Dimulai dari kita sabar untuk menahan rasa lapar dan haus, sabar menahan hawa nafsu, sabar menahan emosi, dan lain sebagainya.
Ketiga, ikhlas. Ikhlas adalah ketulusan hati. Ketulusan hati tersebut dapat dinilai dari kemauan kita untuk menjalankan ibadah puasa dari hati karena rasa cinta kita kepada Allah Swt. Dengan iklas sendiri kita akan mendapatkan nikmat dan juga ketenangan yang tidak akan pernah habis.
Keempat, rida. Selain ketiga hal diatas, yang tidak kalah penting adalah rida. Rida menjadi salah satu tanda cinta kita kepada Allah SWT. Ketika kita berpuasa, kita rida untuk menahan rasa lapar dan haus, menahan hawa nafsu dan juga emosi kita. Rida terhadap segala ketentuan-ketentuan ibadah puasa dan rida terhadap segala larangan-larangan selama menjalankan ibadah puasa. Hal yang demikian merupakan salah satu tanda cinta kepada Allah Swt.
Selain tanda cinta kepada Allah, puasa juga merupakan tanda cinta kita kepada sesame. Hal itu terwujud melalui:
Pertama, mengerti perasaan orang lain. Maksud dari mengerti perasaan orang lain adalah ketika kita berpuasa, kita menahan rasa lapar dan haus. Di mana kebanyakan dari kita hanya bisa mengeluh dan merasakan lemas sepanjang hari.
Seharusnya kita dapat mengambil poin penting yakni, kita bisa merasakan bagaimana rasanya saudara-saudara kita yang sehari-harinya tidak bisa makan, tidak cukup rizki untuk membeli makanan bagi keluarganya, atau bahkan bagi dirinya sendiri.
Kedua, berbagi. Setelah kita dapat mengerti dan memahami bagaimana rasanya menahan rasa lapar dan haus. Dari hal tersebut kita tahu, bahwa setiap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita ada hak-hak orang-orang yang kurang mampu di dalamnya.
Dengan itu seharusnya kita bisa berbagi, berbagi tidak hanya berupa uang, tapi juga berupa kasih sayang. Kita dapat membagikan takjil untuk berbuka puasa, mengadakan buka bersama, membelikan pakaian untuk digunakan berhari raya, dan masih banyak lagi kasih sayang dan kebaikan yang bisa kita berikan untuk sesama kita.
Adapun ketiga, zakat. Menjelang akhir puasa, kita umat muslim juga masih harus melakukan kewajibannya yakni membayar zakat. Zakat tidak hanya berupa kewajiban, tapi juga salah satu tanda cinta kita kepada Allah Swt.
Untuk menyucikan diri kita atas dosa-dosa yang telah kita perbuat dan juga tanda cinta kita kepada sesama, yakni bentuk kepedulian dan kasih sayang kita terhadap saudara-saudara kita yang kekurangan.
Itulah penjelasan dimana puasa merupakan tanda cinta kita kepada Allah Swt dan juga kepada sesama kita, dan tanpa sadar puasa juga merupakan tanda cinta kepada seseorang terdekat kita yaitu diri kita sendiri.
Karena apa yang kau berikan, termasuk itu cinta yang tulus dari hati tanpa mengharapkan suatu imbalan. Maka kelak akan kembali kepadamu dalam wujud yang lebih indah.
Penulis adalah Mahasiswi PAI UNUGIRI Bojonegoro.