Program KKN sesuai jurusan bakal lebih inovatif. Sebab pengabdian pada masyarakat tidak sekadar ngecat gapura.
Bagi kawan kawan semester akhir, sebelum mati muda karena skripsi, biasanya menempuh sks kuliah kerja nyata (KKN). Kenapa sebagian, karena tidak semua universitas di negeri ini mewajibkan.
Sejumlah universitas, memberi pilihan untuk mengambil program KKN atau magang praktik. Jadi KKN tidak mutlak. Tapi, program KKN menjadi sebuah kebanggan tersendiri.
Sebab, kamu bakal menjumpai khalayak ramai. Bermukim di tempat yang tak dekat rumah. Dan mengabdikan diri untuk kemaslahatan umat. Begitu mulia bukan?
Bagi kamu yang sudah pernah KKN, pasti tahu nikmatnya. Selain langsung terjun ke masyarakat, juga banyak kisah menarik didapat. Mulai kisah misteri hingga drama Korea (Utara).
Kamu juga bakal jadi event organizer (EO) dadakan. Untuk program terakhir KKN sebelum hengkang dari lokasi KKN seperti malam gelar seni.
Belum lagi program lain seperti ikut arisan eh bukan, maksudnya ikut pengajian. Mengajar adik-adik sekolah. Penyuluhan sosial. Hingga tanam-tanam bibit pohon hingga membikin prasasti berupa plang penunjuk arah tujuan.
Banyak sekali pengalaman. Yang akan kamu unduh saat ikut KKN. Terlebih jika kelompok kamu kompak sesama anggota. Suka duka selalu hadir dalam setiap cuaca dan peristiwa dan fenomena.
Dukanya, jika dalam kelompok hadir seseorang yang tak bisa diajak kerja sama. Kerja sama bahkan koalisi dalam hal apapun. Bisa-bisa mengancam point nilai yang akan didapatkan.
Tapi, nuansa KKN sekarang jadi sedikit membosankan. Karena kebanyakan program yang diusung itu-itu saja. Seharusnya KKN mengusung program sesuai jurusan masing-masing mahasiswa. Itu bakal lebih menarik. Karena banyak inovasi yang didapat.
Misalkan, anak kedokteran dan kesehatan. Bisa ditaruh di puskesmas setempat. Untuk bantu-bantu sembari mengusung program penyuluhan terkait kesehatan.
Anak-anak teknik bisa mengusung program terkait revolusi industri 4.0 yang gencar digembar-gemborkan.
Anak pendidikan bisa ikut mengajar bahkan ngelesi murid-murid agar ikut merasakan keresahan guru-guru jaman now.
Lalu, anak ekonomi seperti saya, apakah akan ikut mengelola dana desa? Lha wong bukan siapa-siapa kok sok sokan ikut mengelola dana. Bisa pulang gak selamat nanti. Mungkin anak ekonomi bisa bantu penyuluhan bagaimana cara main monopoli dengan baik dan benar.
Buat anak sospol bisa menjalin hubungan dengan warga. Agar laku politis tetap jalan, demi kelancaran KKN bersama.
Menyerukan bukan? Jika program KKN sejalan dengan jurusan masing-masing. Lebih menyerukan lagi jika KKN dibumbui kisah misteri serta romansa. Apalagi sampai ada yang dapat jodoh di sana. Eaa