Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Cecurhatan

Riset tentang Hutan yang Mulai Lelah

Fahrani AM by Fahrani AM
February 19, 2021
in Cecurhatan, Headline
Riset tentang Hutan yang Mulai Lelah
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Tahun 2020 menjadi tahun kedua terpanas setelah 2016 dalam kurun waktu 141 tahun terakhir. Jika dipikir kembali, cukup masuk akal sih. 

Kegiatan Work From Home membuat penggunaan listrik rumah tangga meningkat lebih banyak dari biasanya. Hal ini berujung pada penggunaan bahan bakar fosil untuk memproduksi listrik juga semakin meningkat.

Banyak sekali masalah yang bisa terjadi jika suhu bumi naik sedikit saja. Laut meluap, es mencair, diramalkan pulau tenggelam, dan lain-lain. Banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga iklim kita tetap stabil, salah satunya dengan reforestasi hutan yang  gundul.

Diharapkan dengan menanam pohon jumlah gas CO2 di atmosfer menurun. Namun ternyata, hal ini tidak cukup untuk menjaga iklim kita tetap stabil.

Hutan mulai berteriak minta tolong.  Supaya manusia membantu beban iklim yang dipikul oleh alam.

Ada studi di tahun 2020 yang cukup menarik untuk diulas. Hutan Amazon adalah hutan hujan tropis paling besar sedunia. Hutan Amazon menyerap 25% total karbon yang dikeluarkan dunia.

Tapi riset yang dikeluarkan Nature mengatakan bahwa kemampuan menyerap karbon yang dimiliki oleh hutan Amazon mulai menurun sejak tahun 1990. Bahkan, diramalkan kemampuan menyerap karbonnya sama dengan nol di tahun 2035. Waduh! 15 tahun lagi dong.

Riset yang dilakukan  bukan hanya di hutan Amazon saja. Hutan di Afrika juga dilaporkan mengalami penurunan kemampuan penyerapan karbon sejak 1990. Diperkirakan di tahun 2030, kemampuan hutan afrika buat nyerap karbon 14% lebih lemah dibandingkan di tahun 2020.

Penyebabnya selain dari deforestasi, iklim juga secara tidak langsung membuat kemampuan hutan menurun. Kenaikan suhu akan membuat resiko kekeringan bertambah sehingga pohon lebih mudah mati.

Hal ini menyebabkan turunnya kemampuan hutan untuk menyerap karbon. Belum lagi dengan resiko kebakaran hutan yang lebih mudah terjadi jika iklim lebih panas.

Bukan tidak mungkin jika hutan Indonesia mengalami hal yang serupa. Ada riset mengenai simulasi pengaruh perubahan iklim terhadap serapan karbon untuk pohon Cengkeh, Pala, dan Nyatoh.

Pohon-pohon ini banyak ditemukan di hutan Papua. Simulasinya dilakukan dengan rentang waktu 50 tahun. Dalam simulasi tersebut memperlihatkan  kenaikan suhu 4oC dengan penurunan curah hujan 20% mampu menurunkan serapan karbon pohon Pala sebesar 17,213%, Nyatoh 17,216% dan  Cengkeh 16,062%.

Kesimpulannya? Kalau tidak dijaga iklimnya, bisa saja hutan Indonesia nggak mampu jadi “paru-paru” buat rakyat Indonesia lagi.

Apakah sia-sia aja menanam pohon? Tentu saja tidak. Reforestasi hutan tetap perlu dilakukan sebagai pemulihan atas hutan yang rusak, baik karena alam ataupun manusia.

Hanya saja, usaha buat ngejaga iklim biar nggak makin panas harus makin digalakkan. Ini kewajiban semua orang yang tinggal di bumi.

Menjaga bumi dapat dimulai dari hal-hal kecil. Seperti mencabut colokan yang selesai digunakan, jangan membakar sampah, atau terapkan sustainable lifestyle di kehidupan sehari-hari.

Dari riset ini kita bisa mengambil pesan bahwa sustainable consumption dan production perlu untuk digalakkan. Alam kalau dikelola dengan bijak tetap bisa menguntungkan secara ekonomi. Lingkungan tetap terjaga, roda ekonomi tetap berputar.

 

referensi:

Hubau, Wannes & Lewis, Simon & Phillips et. al. (2020). Asynchronous Carbon Sink Saturation in African and Amazonian Tropical Forests. Nature. 579.

Maulana, S. I. dan Wibisono, Y. (2017). Dynamic Projection of Climate Change Scenarios on Aboveground Carbon Storage Of Tropical Trees In West Papua, Indonesia. Indonesian Journal of Forestry Research. 4(2): 107-120

Tags: AlamHutanIsu Lingkungan

BERITA MENARIK LAINNYA

Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958
Headline

Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

March 4, 2021
Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati
Cecurhatan

Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

March 3, 2021
Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan
Cecurhatan

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

February 26, 2021

REKOMENDASI

Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

March 5, 2021
Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

March 4, 2021
Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

March 3, 2021
Panggil Saja Aku, Jum

Panggil Saja Aku, Jum

March 2, 2021
Menerawang Khasiat Bunga Telang: Si Serbaguna dari Bumi Anglingdharma

Menerawang Khasiat Bunga Telang: Si Serbaguna dari Bumi Anglingdharma

March 1, 2021
Sarapan penuh Kehangatan 

Sarapan penuh Kehangatan 

February 28, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved