Haul Syekh Abdul Jabbar Nglirip Tuban, pertamakali diadakan dan dibuka oleh tiga ulama sepuh dari tiga kawasan berbeda. Berikut manakib ketiga ulama tersebut.
Ada tiga nama ulama waliyyun minauliyaillah yang membuka dan mengawali peringatan Haul Syekh Abdul Jabbar Nglirip Tuban 58 tahun silam. Ketiganya adalah KH Muntaha Padangan, KH Soleh Ngerong, dan KH Zaini Mruwut. Ketiga ulama tersebut, merupakan bagian dari Bani Syihabuddin Alfadangi.
Syekh Abdul Jabbar atau Pangeran Sumoyudo atau Mbah Jabbar Nglirip merupakan keturunan Sultan Pajang yang menjadi penyebar islam di wilayah Jojogan, Singgahan Tuban. Pengaruh dakwah Mbah Jabbar meluas hingga Bojonegoro, Rembang, dan Lamongan.
Mbah Jabbar berkiprah dalam persebaran dakwah islam pada abad 17 (periode 1600-an), dengan membangun jajaring penyebar islam di wilayah Padangan (Bojonegoro) dan Lasem (Rembang). Makam Mbah Jabbar berada di atas bukit Nglirip, Singgahan Tuban.
Sepeninggal Mbah Jabbar, makam beliau sudah jadi jujukan peziarah sejak periode 1700 hingga 1800. Namun, peringatan haul Mbah Jabbar dibuka dan diadakan pertamakali pada 1964 silam. Ada tiga ulama yang membuka haul Mbah Jabbar untuk pertamakalinya.
Dalam buku Mbah Jabbar: Leluhur dan Dzuriyyahnya (2009), karya Abdurrahim Izuddin disebutkan, ada tiga sosok ulama yang mengawali adanya Haul Mbah Jabbar pada 1964 silam. Ketiga ulama tersebut adalah: KH Muntaha Padangan, KH Soleh Ngerong, dan KH Zaini Mruwut.

Acara Haul Mbah Jabbar diselenggarakan tiap tahun, tepatnya tanggal 17 Muharram. Jika hari itu bertepatan dengan hari Jum’at, maka pelaksanaannya diundur hari berikutnya, (Sabtu, 18 Muharram).
Membuka makam dan mengadakan Haul, tentu tak bisa dilakukan sembarangan orang. Terlebih, makam Aulia besar sekaliber Syekh Abdul Jabbar. Para pemrakarsa Haul, tentu ulama-ulama yang memiliki khususiyyah dan keistimewaan.
Manuskrip Padangan, Manuskrip Gresik, dan Manuskrip Jojogan, mendedar secara detail genealogi antara ketiga ulama waliyullah tersebut. Berikut profil ketiga ulama yang membuka dan mengawali adanya peringatan Haul Syekh Abdul Jabbar Tuban.
KH Muntaha Padangan
KH Muntaha (Mbah Ho), merupakan sosok pertama yang menginisiasi adanya Haul Mbah Jabbar. Beliau lantas mengajak dua kiai lainnya, yakni KH Sholeh Ngerong dan KH Zaini Mruwut yang tak lain adalah ponakan Mbah Ho sendiri. Baik dari usia maupun posisi genealogi, Mbah Ho lebih sepuh dari Mbah Sholeh dan Mbah Zaini.
Mbah Ho ulama waliyullah yang menyebarkan islam di Mbaru Padangan. Beliau ponakan dari Syekh Syahid Kembangan. Mbah Ho ulama yang cukup populer di Padangan pada abad 20. Selain alim alamah, Mbah Ho masyhur sebagai kiai jadug nan dokdeng. Santri Mbah Ho banyak yang berada di Tuban dan Lamongan.
Mbah Ho adalah putra terakhir dari Syekh Syamsuddin Betet, sekaligus cucu dari Syekh Syihabuddin Alfadangi. Diantara saudara-saudara Mbah Ho adalah Abdul Muid, Nyai Abdul Qodir, Hasan Munawar, Nyai Suhada, Yasin Mruwut, Sahid Betet, Dakri, dan Zakaria Rengel.
KH Sholeh Ngerong
Mbah Sholeh Ngerong merupakan ulama waliyullah yang ikut mengawali pengadaan haul Mbah Jabbar. Mbah Sholeh ulama yang berdakwah di wilayah Ngerong, Rengel, Tuban. Mbah Sholeh merupakan ulama sohibul wilayah Ngerong. Beliau dijuluki sebagai ulama penguasa Ngerong. Santri Mbah Sholeh banyak tersebar di berbagai daerah.
Mbah Sholeh adalah putra dari Kiai Zakaria Rengel. Sementara Kiai Zakaria Rengel adalah putra dari Syekh Syamsuddin Betet. Kiai Zakaria Rengel adalah kakak kandung dari Mbah Ho. Ini artinya, Mbah Sholeh adalah cucu dari Syekh Syamsuddin Betet, sekaligus ponakan langsung dari Mbah Ho.
KH Zaini Mruwut
Mbah Zaini Mruwut merupakan salah satu ulama waliyullah yang ikut membuka dan mengawali adanya Haul Mbah Jabbar Nglirip. Mbah Zaini ulama yang berdakwah dan menyebarkan islam di wilayah Mruwut, Kanor, Bojonegoro. Kawasan Mruwut Kanor adalah pusat islam yang berafiliasi secara genealogis dengan Rengel dan Padangan.
Mbah Zaini Mruwut adalah putra dari Kiai Yasin Mruwut. Sementara Kiai Yasin Mruwut adalah putra dari Syekh Syamsuddin Betet. Kiai Yasin Mruwut adalah kakak kandung dari Mbah Ho. Ini artinya, Mbah Zaini Mruwut adalah cucu dari Syekh Syamsuddin Betet, sekaligus ponakan langsung dari Mbah Ho.
Bani Syihabuddin Padangan
Hampir semua nama yang disebut di atas, adalah bagian dari Bani Syihabuddin Padangan. Syekh Syihabuddin Alfadangi atau Mbah Syihab, adalah ayah mertua dari Syekh Syamsuddin Betet, yang kelak menurunkan nama-nama ulama disebutkan di atas.
Ketiga ulama waliyullah yang membuka dan mengawali pengadaan haul Syekh Abdul Jabbar Jojogan, hampir semuanya berpunjer dan bermuara pada genealogi Syekh Syihabuddin Alfadangi. Ketiganya tak lain adalah cucu-cucu dari Syekh Syihabuddin Alfadangi.
KH Muntaha adalah cucu Syekh Syihabuddin Alfadangi. Nasabnya: Muntaha bin Syekh Syamsuddin bin Syekh Syihabuddin Alfadangi.
KH Sholeh Ngerong adalah cicit dari Syekh Syihabuddin Alfadangi. Nasabnya: Sholeh bin Zakaria Rengel bin Syekh Syamsuddin bin Syekh Syihabuddin Alfadangi.
KH Zaini Mruwut juga cicit dari Syekh Syihabuddin Alfadangi. Nasabnya: Zaini bin Yasin Mruwut bin Syekh Syamsuddin bin Syekh Syihabuddin Alfadangi.
Syekh Syihabuddin Alfadangi adalah ulama yang berdakwah di wilayah Padangan dan Kasiman Bojonegoro. Beliau keturunan ke-4 dari Mbah Abdul Jabbar Nglirip Tuban (dari istri Nyai Moyokerti, putri Mbah Sabil Padangan).
Nasabnya: Syihabuddin bin Istad Bancar bin Kiai Juraij bin Kiai Anom bin Syekh Abdul Jabbar (anak mantu Mbah Sabil Menak Anggrung).
Syekh Syihabuddin adalah suami dari Nyai Betet yang tak lain adalah adik kandung Syekh Abdurrohman Klothok Alfadangi (sohibul manuskrip). Artinya, Syekh Syihabuddin adalah adik ipar dari Syekh Abdurrohman Alfadangi.
Dari Syekh Syihabuddin Alfadangi, kelak menurunkan banyak ulama yang berdakwah di berbagai wilayah. Tiga ulama yang mengawali dan membuka adanya Haul Mbah Jabbar, adalah beberapa diantara cucu-cucu beliau.