Ada 5 alasan kenapa MU tidak boleh merekrut Lionel Messi. Apa saja itu, berikut kisah lengkapnya.
Pangeran Siahaan dalam Big Pang Theory-nya, tahun 2013 membuat tulisan berjudul Divine Intervention Lionel Messi. Lionel Messi serupa sosok agung, pilihan Tuhan untuk mengajari pemain lain di lapangan, juga seluruh manusia di dunia, bagaimana cara bermain dan mencetak gol. Dia anugerah sekaligus juru selamat bagi timnya.
Keagungan Messi akan terkontaminasi jika bergabung dengan Manchester United. Bagaimana mungkin sosok agung yang putih bermain untuk tim yang logo klubnya adalah sosok setan memegang garpu tala berwarna merah. Jelas adalah kemustahilan. Lagian, Messi sanggup bersaing dengan Lord Lingard? Eh.. Ini alasan pertama.
Sebelum MU memasuki masa kelam setelah Sir Alex Ferguson pensiun, MU memiliki dua kali kesempatan untuk menyamai raihan trofi Liga Champion yang diraih Liverpool. Tahun 2009 dan 2011 MU sampai ke final. Ingatkah kalian siapa yang menguburkan mimpi itu.
Bayangkan, bagaimana sosok Messi yang postur tubuhnya tidak tinggi berhasil melompat di belakang Rio Ferdinand, mentundul bola hingga masuk ke gawang Edwin van der Sar?
Di final dua tahun kemudian, setelah Wayne Rooney menyamakan kedudukan, Messi lagi-lagi dengan tendangan dari luar kotak penalti berhasil membawa Barcelona kembali unggul atas MU. Duh, masih terasa perih. Ini alasan kedua.
Tidak bisa dibantah, Messi hadir di lapangan bersamaan dengan generasi emas La Masia lainnya. Puyol, Xavi, dan Iniesta adalah pemain-pemain yang menjadi support system pendukung masa keemasan Messi. Satu-persatu mereka pensiun, Messi dan juga Barcelona, mengalami periode menurun.
Sebagaimana kritik banyak pihak, Messi bukanlah sosok pemimpin di lapangan yang mampu menjadi katrol, pemersatu, dan pemimpin pemain di luar dan di dalam lapangan. Bahkan Messi sering menghadirkan friksi antarpemain: pilah-pilih pemain yang disukai dan tidak.
Situasi persis dialami MU. Tidak ada pemimpin yang disegani di MU. Kehadiran Messi bisa jadi akan menjadi masalah baru yang mengganggu keharmonisan MU yang perlahan-lahan berhasil dirajut Ole Gunnar Solksjaer.
Maka alih-alih merekrut Messi, MU lebih telat merekrut pemain dengan mentalitas team player dan memiliki aura kepemimpinan, seperti Bruno Fernandes. Ini alasan ketiga.
Saga transfer Jadon Sancho dari Borussia Dortmund sempat menguat beberapa pekan lalu, kini juga masih. Gap harga yang diminta Dortmund dan yang disanggupi MU menjadi sebab transfer itu belum terwujud. Menurut pihak MU, di saat pandemi, harga yang dipatok Dortmund terlalu tinggi.
Aku sendiri lebih setuju, daripada mengeluarkan sejumlah besar uang untuk Sancho (padahal di posisi yang sama Mason Greenwood sedang perform), lebih baik mengeluarkan dana yang sama untuk 2-4 pemain di posisi sayap kanan, gelandang bertahan, dan atau gelandang tengah.
Alasan yang sama untuk Lionel Messi. Daripada mengeluarkan dana besar untuk Messi, lebih baik mengeluarkan dana untuk merekrut pemain dengan harga lebih murah dan work-rate tinggi. Aku merindukan pemain seperti Ji-Sung Park dan Darren Fletcher di tim MU. Ini alasan keempat.
Alasan kelima, alasan terakhir, ini soal cinta. Demi cinta lama bersemi kembali, alih-alih merekrut Messi, MU lebih baik merekrut kembali Cristiano Ronaldo. Beberapa hari ini muncul gosip jika Juventus tidak berkeberatan untuk menjual Ronaldo.