#HancurnyaDuniaPertelevisian sempat memuncaki trending topik Twitter. Tagar sebuah film disutradarai Tompi berjudul Pretty Boys ini memang mengangkat isu tentang Teletubbies televisi.
Nabs, media hiburan memang banyak. Tapi, televisi tetap menjadi media hiburan paling banyak diminati dan bisa diakses siapa saja-kapan saja. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Namun, diakui atau tidak, kian hari televisi mulai menampilkan tayangan tidak mendidik. Perusahaan TV seakan hanya berlomba menghadirkan tayangan minim kualitas.
Program televisi hari ini, mayoritas menjual kesedihan. Menjual kesia-siaan. Dan menjual perkara-perkara nir masa depan. Bedebahnya, semua
dilakukan demi kepentingan rating dan share.
Saat sebuah perusahaan televisi mencoba menghadirkan tontonan berbeda, perusahaan itu justru terancam mati karena berbagai macam alasan. Ya, sesuatu yang unik, beda dan kreatif seolah-olah selalu mengancam keamanan. Hmm
Film Pretty Boys menjadi semacam ungkapan terhadap keresahan sekaligus kritik akan kondisi tersebut. Tak hanya itu. Tapi juga menebar tanya, televisi kah yang menodai kita atau kita yang menodai kesetiaan? Ehhhh ~
Nabskuuh, Film Pretty Boys dibintangi Vincent Rompies dan Deddy Mahendra Desta. Selain kedua sosok kondang tersebut, ada pula aktor senior macam Roy Marten dan para debutan seperti Danilla Riyadi dan Onadio Leonardo.
Film ini bercerita tentang dua sahabat bernama Rahmat yang diperankan Deddy Mahendra Desta dan Anugerah yang diperankan Vincent Rompies. Mereka berdua punya cita-cita ingin terkenal sejak kecil.
Namun, Anugerah selalu mendapat tentangan dari Ayahnya, Pak Jono yang diperankan Roy Marten. Menurut ayah Anugerah itu, dunia entertainment dekat dengan perkara buruk. Karena kesal, Anugerah bersama Rahmat kabur dari daerah dan mengadu nasib ke Jakarta.
Namun, nasib berucap berbeda. Karier mereka berdua hanya mentok jadi pelayan dan koki restoran. Untung, ada Asty (Danilla Riyadi) yang selalu menjadi penyejuk dan petunjuk bagi keseharian Anugerah.
Hingga suatu hari, Anugerah dan Rahmat yang sedang menjadi penonton bayaran di sebuah acara bincang-bincang “Kembang Gula” bertemu Roni (Onadio Leonardo), koordinator penonton super rempong, dan Mas Bayu (Imam Darto). Tak disangka-sangka, pertemuan itu jadi pembuka jalan mewujudkan impian Rahmat dan Anugerah jadi artis ibukota.
Secara dangkal dan singkat, film ini mencoba melempar kritik pedas terhadap dunia pertelevisian di Indonesia. Bagaimana dunia televisi di Indonesia bekerja dengan berbagai sisi kelamnya.
Di dunia pertelevisian, rating jadi seperti Dewa. Apapun dilakukan untuk mendapatkan rating tinggi. Sesampah apapun kontennya, asal banyak ditonton, asal banyak nganu, asal banyak ngng.. tidak apa-apa.
Jadi, jangan heran jika stasiun televisi Indonesia lebih banyak mempertontonkan hiburan yang tak jelas, dibanding dengan tontonan berkualitas. Hal itulah yang coba diungkap Pretty Boys.
Nabskuuh, Hancurnya Dunia Pertelevisian yang bisa disaksikan melalui film Pretty Boys bisa disaksikan pada 19 September 2019 di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.