Setiap hari Pemerintah Pusat terus meng-update perkembangan pandemik corona. Semakin hari semakin bertambah dan meluas. Bahkan perkembangannya dari jam ke jam. Sangat cepat.
Seorang suspect corona di Jakarta menceritakan bagaimana dia mendapat pelayanan Rumah Sakit yang sangat parah. Melalui akun twitter @fmuchtar_, dia mengungkap kronologi penanganan pasien suspect covid-19 di sebuah Rumah Sakit rujukan corona di Jakarta. Seraya mengungkap jati diri, pria bernama Fachri Mukhtar ini ingin menampakkan betapa negara ini belum siap.
Gua resah dengan kondisi saat ini, gua pengen speak up sebagai pasien suspect Covid-19. Gua akan cerita tentang pengalaman gua sebagai pasien di salah satu RS Rujukan di Jakarta dan keresahan gua terkait corona.
a thread!!
— Fachri Muchtar (@fmuchtar_) March 16, 2020
Selevel negara yang sudah menyiapkan dana lebih dari Rp1triliun saja masih kelabakan. Bagaimana dengan Bojonegoro? Kita belum tahu. Belum ada pengumuman, pun nggak ada media yang kritis bertanya soal kesiapan Pemkab Bojonegoro.
Saya mengira ini soal mindset. Masih banyak di antara kita yang menganggap remeh persoalan pandemik corona. Tapi saya nggak mau curiga kalau Bupati punya mindset seperti ini juga. Karena Bupati kita ini baik, ngayemin. Wadezigghh!
Baca juga: Ancaman Corona di Bojonegoro, Bupati Tetap Santuy
Sejak dua hari lalu Bupati mulai bergerak. Buat pengumuman ala coretan tangan, mengadakan rapat koordinasi, dan menerbitkan surat tentang Kondisi Luar Biasa (KLB). Meskipun saya belum tau persis dasar KLB ini apa. Karena surat itu tidak diawali atau disertai data-data. Semoga tidak ada yang ditutup-tutupi ya. Kalau pun toh ada, itu demi kebaikan warga Bojonegoro semata.
Lalu Minggu malam, untuk kedua kalinya, Bupati mengunggah pengumuman oretan tangan melalui akun instagram pribadinya. Mengumumkan bahwa sekolah diliburkan. Untungnya follower Bu’E Moe ini banyak. Walhasil pengumumannya bisa diterima masyarakat hingga ke pelosok desa. Aihh~
Lalu kemarin akun Instagram @PemkabBojonegoro merilis video himbauan dari Bupati. Dalam video itu juga ada Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur RSUD Dr. Sosodoro Bojonegoro. Cuma sayang seribu sayang, ada beberapa hal esensial yang tidak disampaikan dalam video himbauan corona itu.
Pertama, anjuran social distancing. Sama sekali tidak dijelaskan. Padahal ini penting. Esensi dari libur sekolah dan bekerja di rumah adalah social distancing ini.
Kedua, tidak menjelaskan tata cara menghindari virus corona yang sesuai dengan kearifan lokal. Misalnya soal salaman, soal cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, dan lain-lain yang dekat dengan kehidupan masyarakat agraris Bojonegoro. Ini penting agar masyarakat meng-internalisasi kerawanan virus corona dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Ketiga, Direktur RSUD menyatakan siap. Tapi tidak dijelaskan siapnya itu seperti apa. Apakah sekadar asal siap 86 ala prajurit? Atau siap secara mental spritual saja. Ini penting dirinci, agar masyarakat tenang.
Apalagi selama ini Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Bojonegoro ini sering kewalahan pasien. Bahkan kewalahan ketika belum kondisi KLB.
Oh oke. Mungkin Bu’E Moe akan mengumumkan detail-detailnya di video lain. Tapi kapan? Bikin satu video ini saja berhari-hari. Eh tapi nggak usah pesimis dulu deh, Nabs. Toh himbauan dengan coretan tangan juga bisa. Yes, yes!
Setiap hari Pemerintah Pusat terus meng-update perkembangan pandemik corona. Semakin hari semakin bertambah dan meluas. Bahkan perkembangannya dari jam ke jam. Sangat cepat.
Kita tidak perlu panik. Meskipun melihat pemerintah masih gagap mengatasi corona, kita harus tetap tenang. Asalkan dibarengi gaya hidup yang lebih sehat, lebih higienis, dan lebih disiplin. Virus corona di Indonesia bisa dilawan. Apalagi virus corona di Bojonegoro, dengan kesaktian kita, mungkin bisa dijadikan bahan sambel sekalian. Kita nggak akan gagap, karena bukan Azis. Garink! ~