Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus corona di Indonesia, dampak sosial langsung terjadi di masyarakat. Salah satunya adalah aktivitas panic buying dan belanja bahan pokok secara besar-besaran.
Panic buying terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Di Jakarta misalnya, ada laporan tentang peningkatan jumlah pembeli untuk bahan pangan. Seperti beras, gula, mie instan, makanan kaleng, hingga buah dalam kemasan.
Masyarakat nampaknya cukup khawatir dengan penyebaran virus corona yang makin masif. Karena itu, mereka berjaga-jaga dengan cara menimbun bahan pangan sebanyak mungkin. Setidaknya untuk satu bulan ke depan.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga menganjurkan agar masyarakat untuk tak melakukan aktivitas di luar rumah. Sekolah dan tempat pendidikan pun diliburkan untuk mencegah penyebaran virus corona. Hal ini membuat warga mau tidak mau harus mengurangi aktivitas di luar rumah agar tak terkena virus corona.
Tak cuma di kota-kota besar saja, kepanikan terhadap penyebaran corona juga terlihat di tingkat kabupaten. Masyarakat mulai tergerak untuk berbelanja bahan pokok untuk mencukupi stok selama sebulan.
Salah satu pusat belanja bahan pokok di Bojonegoro yakni Samudra Swalayan, kerap terlihat orang yang membeli mie instan dalam jumlah yang sangat banyak. Ini tentu jadi dampak nyata dari kepanikan warga di daerah terhadap penyebaran virus corona.
Salah satu warga yang berbelanja mie instan di Samudra Swalayan, Hardiatini menuturkan jika dirinya ingin mengamankan stok pangan bagi keluarganya selama masa pandemik corona berlangsung.
“Karena ada anjuran untuk tetap berada di rumah, jadinya belanja lebih banyak,” ujar perempuan yang tinggal di Kecamatan Trucuk tersebut.
Pembelian bahan pokok secara besar-besaran, untuk kemudian ditimbun tentunya cukup berbahaya. Pasalnya, stok atau ketersediaan bahan pangan di pasaran bisa jadi langka. Masyarakat yang belum sempat membeli pasti akan mengamali kesulitan. Ini akan serupa dengan kasus langkanya masker dan hand sanitizer.
Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Tutum Rahanta mengatakan jika stok bahan pokok sebenarnya mencukupi. Namun kalau diborong dan ditimbun secara besar-besaran, barang jadi tidak cukup.
“Sebenarnya kita sudah yakinkan bahwa stok bahan pokok sangat mencukup. Tapi kalau di rush dengan serta merta, barang ini tidak akan cukup,” ujarnya saat jadi pembicara dalam diskusi “Corona Datang, Bisnis Meradang” di Jakarta pada (11/3/2020) lalu.
Menurut Tatum, permasalahan ini harus bisa segera diatasi. Apalagi dalam waktu dekat ada bulan ramadhan yang disusul dengan hari raya idul fitri. Jika stok terbatas, namun permintaan meningkat, harga bahan pokok pun bakal meningkat.
Harus ada upaya yang tepat dari pemerintah untuk menjaga ketersediaan bahan pokok jelang ramadhan. Jangan sampai masyarakat melakukan penimbunan besar-besaran akibat miskomunikasi perihal kasus corona di tanah air.
Beli seperlunya, belanja secukupnya ya, Nabs!