Pasca mengguncang Jakarta 8 November malam, beberapa lagu Guns N Roses (GnR) masih terngiang di telinga. Tidak hanya meninggalkan ngiang, kehadiran band asal Amerika Serikat ke Indonesia itu juga membawa sebuah angan: bagaimana jika GnR manggung di Bojonegoro bersama Pak Tarno? Heee
Meski tidak bisa nonton secara live ke kulon sana (Jakarta), kehadiran GnR membuat rekam jejak bermusik saya berputar ke masa-masa awal mengenal musik. Mengenal gitar. Dan mengenal cara memainkan gitar. GnR menemani pertumbuhan saya belajar bermain gitar.
Dulu, saya dan teman-teman menyebut GnR dengan nama Gankros. Atau Gangros. Karena lebih mudah disebut demikian. Saya mulai mengenal GnR dari album Appetite For Destruction. Meski, tentu saja, tidak semua lagu dalam album tersebut saya dengarkan.
Saat itu, tidak ada kebanggaan bermusik paling memuaskan bagi masa remaja saya selain mampu pamer skill dengan memainkan intro lagu Sweet Child O’ mine. Bahkan, Don’t Cry memaksa saya harus belajar memetik satu demi satu senar agar mirip dengan lagu aslinya.
Karya GnR secara tidak langsung memicu semangat pada diri saya untuk bisa bermain gitar khususnya intro dari Sweet Child O’ mine. Dari GnR juga saya bisa memetik satu demi satu senar seperti pada lagu Don’t Cry, dan memainkan sedikit alunan distorsi pada lagu Welcome to The Jungle.
Sadar tidak sadar, saya dan para remaja saat itu sedang belajar teknik fingering tanpa harus susah payah mengambil jam kelas seperti anak sebelah yang sok asik bermain musik klasik — gitar kok dipangku, gitar yo digendong.
GnR menjadi semacam pemicu semangat. Saat jiwa remaja saya sedang labil, seketika bisa jadi bergemuruh kala mendengar Welcome to The Jungle sambil menirukan suara ajaib Mas AXL Rose. Tidak ketinggalan, suasana syedih November Rain juga mampu mempertebal gegalauan yang kita rasakan, bukan?
Bercerita GnR tentu berbicara tentang sosok Dewa Gitar idola para remaja yang bercita cita menjadi rock star. Bagi saya pribadi, Kang Slash memiliki karakter kuat dengan ciri khas model topi sulap yang di dalamnya tiba-tiba keluar kelinci kayak aksi sulap Pak Tarno. Tolong dibantu ya heeee
Kang Slash juga identik dengan gitar Les Paul Sunburst yang pada saat itu menjadi gitar idaman bagi para remaja. Dan satu lagi, rambut kribo gondrong disertai segelintir ladang tembakau di pojok bibirnya adalah pose terbaik penghias ornamen kamar tidur. Hmm
Apakah GnR bisa manggung di Bojonegoro? Tentu saya tidak tahu. Tapi, dengan bantuan sulap Pak Tarno yang selalu minta dibantu itu, mungkin saja bisa. Sebab, kalaupun tidak bisa datang, minimal topinya Kang Slash bisa didatangkan bersama Pak Tarno. Bim salabim jadi apa prok prok prok.
Eh tapi, kalau jadi manggung di Bojonegoro, lokasinya di mana ya?