Rebahan bisa menjadi batu loncatan untuk memulai pergerkan. Selain itu juga bisa menjadi pembenar untuk terus bermalas-malasan.
Nabs, Tuhan telah memberikan anugerah yang luar biasa kepada setiap makhluk-Nya, terutama kita sebagai manusia yang diklaim sebagai makhluk paling sempurna di muka bumi. Karena kita dibekali dengan akal pikiran, inilah yang membedakan kita dengan makhluk lainnya.
Oleh karena itu, mensyukuri apa-apa yang telah diberikan adalah jalan terbaik yang bisa dilakukan. Menggunakan akal pikiran kita dengan sebaik-baiknya agar bisa bermanfaat bagi diri kita sendiri, keluarga, maupun orang lain.
Bicara masalah Kaum Rebahan, tentu istilah ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, Nabs. Ya, karena memang kita termasuk ke dalam golongan kaum tersebut, tidak perlu risau ataupun malu karena keberadaan kita saat ini dianggap positif oleh berbagai kalangan.
Karena Kaum Rebahan mematuhi anjuran pemerintah untuk di rumah saja dan mengurangi aktivitas di luar rumah selama Pandemi COVID-19.
Meskipun begitu, tetap saja kita jangan sampai terlena. Karena sesuatu yang dilakukan secara berlebihan tentu tidak dianjurkan karena berdampak buruk pada kesehatan, selagi kita masih muda mari gunakan waktu sebaik mungkin dengan melakukan berbagai aktivitas yang produktif.
Semua bisa dimulai dengan melakukan suatu perubahan kecil, mulailah bangkit dari kasur, dan yakin bahwa niat tulus yang dilandaskan dari hati adalah suatu jalan menuju gerbang kesuksesan dan tidak menutup kemungkinan untuk bisa menaklukkan dunia.
Nabs, Sang Proklamator ‘Bung Karno’ pernah berkata, “Beri aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Hal tersebut membuktikan bahwa usia–usia kita adalah usia yang produktif.
Ada banyak sekali pemikiran–pemikiran segar yang dapat membuat perubahan, ada banyak sekali hal-hal kreatif yang bisa dilakukan. Kita perlu melakukan perubahan kecil yang akan berdampak pada masa yang akan datang.
Ia juga menekankan bahwa semua orang khususnya para pemuda seperti kita tentunya memiliki peran penting dalam masyarakat.
Jika hanya rebahan, peran tersebut akan berat untuk direalisasikan. Namun dengan perubahan bukan tidak mungkin peran tersebut dapat dengan mudah direalisasikan terlepas dari besar atau kecilnya peran tersebut, Nabs.
Karena melakukan suatu perubahan kecil itu sejatinya lebih baik dari pada tidak melakukannya sama sekali.
Hidup yang hanya sekali ini tidak boleh disia-siakan, Nabs. Apalagi sampai salah arah dan hanya dengan rebahan saja. Karena hidup yang bermakna harus diperjuangkan dengan benar dan sungguh-sungguh.
Suatu kerugian yang luar biasa apabila seorang manusia tidak mengembangkan potensi yang ia miliki, agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Untuk hidup sukses itu bagaikan mencari barang hilang. Laksana menemukan mutiara di lautan, tentu itu bukanlah perkara yang gampang.
Mana ada barang berharga yang mudah didapat dan murah? Semuanya perlu perjuangan dan usaha keras. Untuk menjadi kaum perubahan dengan keteguhan hati yang kuat, motivasi itu harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri.
Dengan keinginan dalam diri sendiri akan mampu menghasilkan motivasi yang lebih dahsyat. Sebesar apa pun dorongan dari luar, kalau dari dalam diri kita masih tidak mau bergerak, maka tidak akan ada perubahan yang terjadi.
Nabs, bakat yang tidak disertai dengan kerja keras bagaikan harta karun yang disia-siakan, mutiara yang tidak diasah, emas yang tidak ditempa. Fakta sepanjang sejarah telah membuktikan tidak ada kenyamanan di hari tua untuk orang yang bermalas-malasan di masa muda.
Banyak akses yang dapat kita jadikan khususnya media untuk mengorek berbagai wawasan dan pengetahuan, menjadikan kaum rebahan sebagai generasi yang open minded dan kritis.
Di tengah berbagai permasalahan yang ada di negeri ini, banyak gerakan yang dapat dilakukan generasi rebahan, salah satunya menyumbangkan pemikirannya melalui sebuah tulisan.
Tak dapat dipungkiri bahwa jejaring sosial memiliki jangkauan yang lebih luas, dalam hitungan detik sebuah kabar dapat tersebar ke seluruh penjuru negeri, tanpa harus berkeringat karena teriknya matahari.
Oleh karena itu, mari kita bangkit dari rebahan dan mulailah perubahan dari diri kita sendiri, kita harus memiliki tekad yang kuat, kita itu harus nekat, juga harus siap berkorban agar bisa menciptakan perubahan.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Banyak pula jalan yang terbuka untuk bisa mencapainya. Semuanya balik lagi ke diri kita sendiri, mau atau tidak, siap atau tidak melakukannya dan menanggung berbagai risiko yang akan kita hadapi nantinya.
____________
*Penulis adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah (FT) Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro