Sayyidi Hasan al-Masyath alias Syekh Hasan Masyath (1899-1979 M) merupakan ulama besar asal Makkah yang masyhur pembela Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja). Sayyidi Hasan Masyath dijuluki Syaikhul Ulama (guru para ulama). Sebab, mencetak banyak ulama besar di berbagai negara, termasuk para Ulama Nusantara.
Beliau bernama lengkap Sayyidi Syekh Hasan bin Muhammad bin Abbas bin Ali bin Abdul Wahid Al-Masyath Al-Makki. Beliau lahir di Kota Makkah. Berasal dari Marga Al-Masyath, keluarga yang masyhur dihuni para ulama besar Aswaja di Makkah al Mukaromah.
Di antara ulama besar bermarga Al-Masyath yang cukup populer di Makkah adalah Sayyidi Syekh Abdul Qodir Al-Masyath, Sayyidi Syekh Muhammad Al- Masysyath, Sayyidi Syekh Ahmad Al-Masyath, dan tentu saja, Sayyidi Syekh Hasan Al-Masyath.
Di Makkah al Mukaromah, Sayyidi Hasan Masyath hidup sezaman dengan Sayyid Alawi Al Maliky dan Sayyid Amin Al-Kutbi. Ketiganya, bahkan sering disebut-sebut sebagai Tiga Serangkai Ulama Hijaz, para ulama besar Aswaja yang sangat ditakuti kaum khawarij-wahabi di Makkah.
Baca Juga: Biografi Sayyid Bakri Syatha, Seri Maha Guru Aswaja di Tanah Hijaz (2)
Pembelajar Tiada Henti
Sejak kecil, Sayyidi Hasan telah mendapat tarbiyah islamiyah dari ayahnya sendiri, yakni Sayyidi Muhammad Masyath. Mulai dari pemahaman islam paling dasar dan pengajaran Quran, serta ilmu keislaman lainnya, yang tentu saja membuat suasana keluarga Sayyidi Hasan menjadi sangat terasa penuh barokah.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Saulatiyyah, tepatnya pada tahun 1911 M. Selama di Saulatiyyah, Sayyidi Hasan mempajari banyak ilmu. Mulai ilmu shorof, nahwu, balaghah, adab, fiqh, hadits, ulumul hadits, tafsir dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Saat di Saulatiyah ini, banyak sekali kitab matan yang beliau pelajari dan hafalkan.
Merasa belum puas belajar di Makkah, beliau melanjutkan pendidikan ke Negara Sudan. Pada 1945 M, Sayyidi Hasan Masyath pergi ke Sudan memenuhi panggilan Syekh Ali Mairginy. Di Sudan, ia tinggal selama 5 bulan untuk belajar dan mengambil sanad serta ijazah ilmu pada para ulama besar Sudan.
Dari Sudan, ia melanjutkan belajar ke Negeri Para Nabi, Mesir. Di sana, beliau menjadi santri dan belajar pada para ulama besar. Di antara ulama yang menjadi tempat belajar yaitu; Syekh Imam Zahid Al-Kautsari, Syekh Salamah Al-Quda’i, Syekh Muhammad Al-Khadr, hingga Syekh Mustafa Hamamy.
Dari Mesir, perjalanan beliau kembali dilanjutkan ke Syam (Suriah) dan ke Lebanon. Selama di Suriah, beliau bertabaruk pada Syekh Abdul Aziz Uyun Assud. Selain itu, juga kepada Syekh Sholeh Al-Farfur, Syekh Abdul Fattah Abu Guddah, dan para ulama besar Suriah lainnya.
Selama di Lebanon, Sayyidi Hasan Masyath bertabaruk bertemu dan mengambil sanad kepada Syekh Muhammad Al-Arabi Al-Azuzi, seorang mufti Agung di Beirut. Setelah dari Syiria dan Lebanon, Sayyidi Hasan kembali lagi ke Mesir dan menetap di sana selama kurang lebih 1 bulan.
Dari perjalanan panjang menuntut ilmu itu, beliau kembali lagi ke kota kelahirannya, Kota Makkah Al-Mukarramah dengan membawa berbagai macam ilmu dan kitab yang sangat penting dan jarang dijumpai di tempat lain. Beliau juga mulai mengajarkan ilmu-ilmu yang didapat pada para santri-santrinya.
Guru-guru Sayyidi Hasan Masyath
Sayyidi Hasan Masyath tak hanya masyhur memiliki banyak murid, tapi juga ratusan guru. Dalam perjalanan menuntut ilmu, Sayyidi Hasan Masyath menimba ilmu dari banyak ulama besar di masanya.
Beliau banyak mengambil riwayat dan mengambil sanad. Sanad Ali (tinggi) beliau ambil dari beberapa ulama terkemuka seperti Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan dan Sayyidi Ibrahim Al-Bajuri.
Sementara untuk sanad nazil (rendah), beliau dapat dari 100 lebih ulama. 53 di antaranya beliau sebut dalam kitabnya berjudul Tsabatl Al-Kabir dan Al-Irsyad bi Dzikri Ba’di ma li Minal Ijazati wal Isnad.
Di antara guru-guru beliau adalah;
Sayyidi Abdurrahman Ad-Dahhan, Sayyidi Abdul Hay Al-Kittani, Sayyidi Muhammad Hasyim Al-Fuuti, Sayyidi Hamdan Al-Wanisi, Sayyidi Jamal Al-Maliki, Sayyidi Ali Al-Mirghani, Sayyidi Al-Fatih Qaribullah, Sayyidi Muhammd Zahid Al-Kawtsari, Sayyidi Salamah Al-Qudhaie, Sayyidi Abdul Aziz Uyun, Sayyidi Abdul Fatah Abu Ghuddah, dan banyak lagi.
Karya Sayyidi Hasan Al-Masyath
Sayyidi Hasan Masyath ulama besar yang menulis banyak karya tulis. Berikut ini diantara karya tulis Sayyidi Asy-Syaikh Hasan Al-Masyath, yaitu:
Is’af Ahlil Islam bi Wazaif Al-Hajj Ila Bait Allah Al-haram, Nasaih Diniyyah wa Wasaya Hammah, Isaf Ahlul Iman bi Wazaf Syahri Ramadhan, Al-bahjah As-Saniyyah Fi Syarh Al-Kharidah, Inarah Ad-Duja fi Maghazi Khairi al-Wara, Ta’liqat Syarifah Ala Lubab Al-Ushul fi ushul Al-Fiqh, Raf’u al-Istar ‘an Mahya Mukhadirat Thal’ah al-Anwar fi Ilm Athar An-Nabi Al-Mukhtar
Tal-Hudu Al-Bahiah fi Al-Qawaid Al-Mantiqiyyah, At-Taqrirat As-Saniyyah fi Syarh Al-Manzumah Al-Baiquniyyah, At-Tuhfah As-Saniyyah fi Ahwal Al-Warithah Al-Arbainiyyah, At-Tarjamah Az-Zatiyyah, Bughyah al-Musytarsyidin, Al-Irsyad bi Dzkri Ba’di Mali Min Al-Ijazah wa Al-Isnad, Al-Jawahir Ath-Thamaniyyah fi Adillah Alim Al-Madaniyyah
Murid-murid Sayyidi Hasan Masyath
Murid-murid Sayyidi Hasan Masyath mayoritas jadi ulama besar. Baik di negara Timur Tengah maupun di Nusantara. Di antara murid-murid Sayyidi Hasan Masyath yang kelak dikenal sebagai ulama besar adalah; Syekh Yasin al-Fadani (ulama Indonesia berjuluk Musnid ad-Dunya), Syaikhina Maimoen Zubair, Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, hingga TGH Zainuddin Abdul Majid (pendiri Nahdlatul Wathan).