Boleh dikata, mengantre adalah meditasi. Kita hidup pada saat ini, pada detik ini juga. Berada pada titik “sekarang”. Namun, pikiran menjalar ke segala arah. Menembus ruang dan waktu.
Kala mengantre, kita berdiam diri sambil memperhatikan segala yang tertangkap pandangan. Setiap objek menjadi bahan renungan.Termasuk ketika mengantre untuk service motor.
Ketika berpuasa, mengantre tak bisa sambil merokok. Bagi perokok, bukankah menunggu merupakan moment sakral untuk menikmati setiap batangnya? Hehe
Meditasi sambil mengantre service motor. Berharap montir segera menindaklanjuti perkara motor yang butuh perawatan. Motor merupakan objek pandangan yang biasa di sebuah bengkel.
Melihat motor, jadi teringat sebuah petuah dari seorang budayawan kesohor, Emha Ainun Nadjib.
“Urip iku soal ngegas karo ngerem, dadi kowe kudu ngerti kapan wayahe ngegas, kapan wayahe ngerem,” kata sosok yang akrab disapa Cak Nun.
Kalimat itu merupakan bahasa Jawa ngoko. Dalam Bahasa Indonesia, kalimat tersebut berarti “Hidup itu soal menarik gas dan menarik rem (motor), jadi kamu harus tahu kapan saatnya menarik gas, kapan saatnya menarik rem.”
Petuah tersebut, sangat cocok jika dilihat berdasar momen saat ini. Moment di mana kita semua berpuasa di bulan Ramadhan. Puasa adalah saat kita harus menahan hawa nafsu selama matahari menampakkan diri.
Ini merupakan moment ketika kita menarik rem dalam laju kehidupan. Cukup sebulan dalam setahun. Selain bulan Ramadhan, kita tidak diwajibkan berpuasa.
Setiap hari kita bisa ngegas kapan saja, sekencang apa, selama “cc” kita mampu melaju maksimal. Selama itu, bukankah mesin tubuh kita mengolah bahan bakar secara terus-menerus?
Bahan bakar yang dimaksud adalah segala macam yang masuk pada tubuh kita.
Nah, Bulan Ramadhan merupakan sebuah moment untuk menarik rem dalam laju kehidupan. Puasa merupakan tarikan rem yang bersifat radikal. Menarik rem agar kita tidak terus-terusan tancap gas dan melaju kencang menjalani hidup.
Melalui puasa, mesin tubuh kita diistirahatkan sejenak. Segala yang masuk dan diolah mesin, perlu dibatasi dan dikontrol. Tubuh kita memang seperti mesin motor.
Butuh perawatan dan service agar tetap terjaga. Caranya adalah berpuasa di Bulan Ramadhan. Sebenarnya, puasa tidak hanya sebagai bentuk perawatan mesin tubuh sebagai hardware belaka.
Namun, software kita juga perlu perawatan. Software manusia adalah pikiran dan perasaaan. Hardware sekaligus software manusia juga butuh perawatan. Melalui puasa, keduanya di-service layaknya motor.
Jadi, sudah siap mengantre untuk men-service tubuh dan jiwa?