Jalanan kota Bojonegoro tidak sepadat kota besar. Sangat berbeda dibanding Surabaya atau Jakarta. Namun, mungkin ada pengalaman yang sama. Bersinggungan dengan Ghost Rider si Setan Jalanan.
Menyusuri jalanan yang padat tentu melelahkan. Traffic light menjadi jeda untuk istirahat sejenak. Tentunya ketika isyarat lampu menunjukkan warna merah. Menunggu 60 detik bukan masalah. Sebelum negara api menyerang.
Serangan itu mendadak datang. Menampar muka secara tiba-tiba. Tanpa kabar, tanpa undangan. Menghantam muka dan mencolok mata. Tanpa wujud menembus kepala. Tentunya ini sangat menyebalkan. Serangan apa itu?
Sejenak aku amati. Dengan soundtrack suara bising knalpot, aku menemukan asal muasal tamparan itu. Brengsek. Tamparan Iitu ternyata lontaran energi knalpot bising motor di depanku. Sudah berisik, pakai menampar muka segala. Dasar setan.
Iya. Kejadian ini mengingatkan pada film berjudul Ghost Rider. Superhero berwujud setan pengendara motor berkepala tengkorak yang dibalut nyala api. Seolah membakar kepala pengguna jalan lain hingga tersisa tengkorak saja. Seperti itulah gambarannya.
Pengendara motor modif dengan knalpot bising itu seperti Ghost Rider. Bukan karena aksi heroiknya seperti di film. Akan tetapi, kelakuan yang mirip setan. Berkendara di jalanan tanpa etika dan mengganggu orang lain.
Berkendara di jalanan ada aturan main. Baik secara hukum maupun secara etika. Secara hukum, pastinya sudah banyak yang tahu. Gampangya, ada rambu lalu lintas yang wajib ditaati. Jika tidak, itu melanggar hukum.
Selain itu, ada pula etika berkendara di jalan. Misalnya mendahului lewat sisi kanan, bukan kiri. Atau mengutamakan kendaraan yang melaju lurus, baru jalur untuk kendaraan yang hendak belok.
Bahkan, ada pula etika berkendara yang menjadi aturan. Misalnya merokok saat mengendarai motor. Juga saat mengemudi mobil, truk dan bus. Aturan ini merujuk pada UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Aturan tersebut juga diperjelas dengan Peraturan Menteri No. 12 tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat.
Terang saja, merokok saat berkendara sangat mengganggu. Percikan apinya cukup berbahaya. Bisa mengganggu konsentrasi pengendara lain. Karena itu, sangat tidak beretika jika berkendara sambil merokok.
Belum lagi yang dibonceng motor. Pastinya asap menyapu muka dan mengganggu pandangan. Makin parah kalau abu dan percikannya kalau masuk ke mata. Tentu tidak nyaman, bahkan bisa membuat celaka. Sangat menyebalkan bukan?
Nah, kelakuan tidak beretika di jalanan ini tentunya sangat menyebalkan. Pelaku ini seperti setan yang tidak beretika. Meski tidak melanggar aturan, tetap saja membahayakan.
Pengendara tak beretika ini layak dilabeli sebagai Ghost Rider. Setan pengendara motor yang menyebalkan. Seolah bukan seperti manusia yang berakal.
Manusia tidak hanya menilai benar atau salah. Manusia juga bisa memandang indah atau tidak, pantas atau tidak pantas. Cara pandang ini diakomodir dengan istilah etika. Jadi, kalau tidak paham etika sama saja dengan setan. Sungguh menyebalkan.