Di manapun tempat nyangkruk favoritmu itu berada, mari coba menuliskannya. Sebab siapa tahu, tempat nyangkruk favoritmu adalah tempat nyangkruk favorit dari calon jodohmu di masa depan.
Semua orang punya tempat khusus dalam hidupnya. Tempat fisik yang paling sering dikunjungi, demi bisa bersembunyi atau menenangkan diri di tengah tekanan hidup yang kadang terasa tidak manusiawi.
Tempat-tempat khusus tersebut, kadang kita sebut sebagai tempat nyangkruk. Tempat ngopi. Tempat ngeteh. Atau tempat apapun yang intinya, sebuah ruang bersosial yang terasa nyaman secara individual.
Kamu pasti pernah punya tempat yang tiap hari kamu kunjungi. Entah tempat ngopi. Entah tempat ngeteh. Tempat nyangkruk yang bagimu, mampu menyembunyikan kecemasan sekaligus meningkatkan keberanian.
Tempat nyangkruk adalah tempat bersosial secara intim, hangat dan dipenuhi ide-ide. Segala yang tak bisa dikemas dalam formalitas kantor, mampu dibungkus dalam egaliternya tempat nyangkruk. Sebab ia bukan tempat formil.
Tempat nyangkruk mampu mengemas prinsip liberté, égalité, fraternité dalam satu kesempatan duduk yang sama. Dalam satu kesempatan duduk bareng demi menanggalkan beda.
Yang unik di sini. Nyangkruk identik dengan duduk. Bukan berdiri. Sebab nyangkruk memiliki unsur duduk. Punya unsur tawadhu. Andap ashor. Bukan berdiri. Bukan menyombongkan diri. Tapi duduk tawadhu.
Nyangkruk bersumber dari kata cakruk— yang secara harfiah artinya tempat duduk. Mengalami pergeseran jadi cangkruk — duduk-duduk di tempat duduk. Lalu bermetamorfosis menjadi nyangkruk (melakukan pekerjaan).
Cakruk yang semula benda tak bekerja, berubah jadi nyangkruk yang melakukan sebuah pekerjaan. Bukankah kita memang hobi sekali mengata-kerjakan sesuatu yang awalnya benda mati?
Kopi jadi ngopi. Teh jadi ngeteh, misalnya. Hari ini, mungkin kita amat rindu tempat ngopi. Tempat ngeteh. Dan tentunya, tempat nyangkruk.
Karena itu, tim Jurnaba.co mengajak kamu semua untuk menggali ingatan sekaligus membujuk masa depan akan tempat nyangkruk favorit kamu. Kamu boleh sekadar mengingat-ingat. Kamu juga boleh mengedit masa depan tempat nyangkruk favoritmu itu sesuai imajinasimu.
Sebab, seperti apa yang dikatakan Islah Bahrawi, mengungkap masa lalu butuh daya ingat, sedang mengungkap masa depan butuh daya bujuk yang kuat.
Mari tulis ingatan akan tempat nyangkruk favoritmu itu. Mari tulis bujuk rayu imajinatif tentang tempat nyangkruk favorit itu di masa depan. Berharaplah agar kau bisa mengunjunginya lagi di masa depan, sesuai kondisi yang kau inginkan.
Mungkin semacam What I Talk About When I Talk About Running-nya Haruki Murakami, kita bisa jadikan apa yang kita tulis menjadi what we talk about when we talk about nyangkruk.
Apa aja pengalaman menarik yang pernah kita alami saat nyangkruk di tempat nyangkruk favorit, dan pengalaman seperti apa yang ingin kita alami di masa depan, di tempat nyangkruk favorit kita.
Siapa tahu, di belahan bumi yang entah mana, seseorang sangat menunggu ulasan tentang tempat itu. Dan seseorang itu adalah calon jodohmu. Calon jodohmu.
Karena itu, di manapun tempat nyangkruk favoritmu itu berada, mari coba menuliskannya. Sebab siapa tahu, tempat nyangkruk favoritmu adalah tempat nyangkruk favorit calon jodohmu di masa depan.