Inisiatif bisa datang dari mana saja, termasuk dari SKK Migas. Nah, Bojonegoro sebagai penghasil Migas terbesar, bagaimana kondisinya?
Hingga kemarin, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mencatat jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-10 meningkat di angka 39. Naik 10 ODP dari hari sebelumnya.
Bupati Anna Mua’wanah juga terus melakukan upaya agar masyarakatnya disiplin jaga jarak (social distancing). Mulai dari pembatasan jam buka warung, pembubaran warga yang berkumpul, penyemprotan disinfektan di beberapa titik, hingga menerapkan cek suhu di terminal dan stasiun.
Kewaspadaan Pemkab Bojonegoro tidak berlebihan. Hal ini didorong dengan terus meningkatnya jumlah positif Corona di Indonesia. Termasuk di Jawa Timur. Bahkan Jawa Timur sudah kategori merah dengan jumlah kasus hingga 51 positif dan terus meningkat.
Masyarakat pun meningkatkan kewaspadaannya. Sayangnya, upaya peningkatan kewaspadaan ini tak didukung oleh ketersediaan alat atau barang pelindung kesehatan.
Seperti yang diketahui, saat ini sangat sulit untuk membeli barang-barang pelindung kesehatan semisal hand sanitizer. Kelangkaan hand sanitizer di pasaran membuat harganya melambung tinggi tak terkendali.
Saat banyak orang kesusahan, masih ada saja yang ingin mencari keuntungan. Maka di sinilah diuji nilai kemanusiaan kita. Tak perlu menunggu tindakan Pemerintah kalau kita memang peduli. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk meringankan orang lain.
Seperti yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Bersama Jaringan Arek Ksatria Airlangga (Alumni Unair), SKK Migas dan K3S menggagas Gerakan 1 Juta Hand Sanitizer.
Melalui gerakan ini, SKK Migas ingin membantu orang-orang yang rentan, tapi nggak bisa mendapatkan hand sanitizer dalam upaya menekan penyebaran virus corona di Indonesia.
Didik Sasono Setyadi sebagai penggagas, mengatakan bahwa inisiatif ini adalah gerakan sosial yang harusnya didukung oleh semua pihak. Sehingga, penyebaran virus corona bisa ditekan.
“Siapapun boleh ikut gerakan ini, tidak terbatas pada SKK Migas dan KKKS,” ujar Kepala Divisi Formalitas SKK Migas tersebut.
Gerakan satu juta hand sanitizer SKK Migas mulai dilaksanakan kemarin Rabu (25/3/2020). Pada tahap awal, telah dibagikan 1.200 hand sanitizer secara gratis kepada masyarakat.
Agar tepat sasaran, gerakan satu juta hand sanitizer ini juga bekerja sama dengan beberapa organisasi dan komunitas. Seperti DPP Ikatan mahasiswa Muhammadiyah Jakarta, Forum Alumni Korps HMI Wati Jakarta, Komunitas Penyanyi Jalanan Bogor dan Komunitas Gerakan Milenial Independent.
Sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS juga digandeng untuk menyukseskan gerakan ini. contohnya Conoco Philips, Kangean Energy Indonesia, ENI Indonesia, dan BOB PHE – Bumi Siak Pusako.
“Kita bagikan langsung gratis ke masyarakat bawah seperti pengemudi ojek, supir bus, pedagang kaki lima, bahkan wartawan,” tambah Didik.
Gerakan ini punya komitmen yang tinggi untuk ikut serta menanggulangi pandemi corona di Indonesia. Karena itu, proses produksi hand sanitizer dilakukan dengan cermat dan sesuai aturan. Hand sanitizer yang dibuat dipastikan sudah sesuai dengan standar Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.
Ke depan, gerakan ini juga berkeinginan untuk menggalang donasi dari berbagai pihak. Serta tak lupa mengajak berbagai organisasi kemasyarakatan dan komunitas untuk ikut berpartisipasi agar gerakan ini terlaksanan dengan baik dan tepat sasaran.
“Gerakan ini murni gerakan masyarakat dan sangat penting untuk membangkitkan kemampuan dan inisiatif dari masyarakat untuk menjaga kesehatan,” tambah Didik.
Semakin banyak masyarakat yang berinisiatif membuat gerakan untuk menanggulangi penyebaran virus corona, tentu semakin baik. Langkah-langkah kolektif seperti ini akan sangat berguna bagi masyarakat luas yang memang membutuhkan bantuan alat kesehatan di masa pandemi corona.
Kata kuncinya, kolektif dan kolaboratif. Gerakan bersama untuk perangi corona. Semua gerak bersama saling membantu dan melengkapi. Saling koordinasi dan komunikasi. Sehingga gerakan ini bisa efektif.
Lalu Bagaimana dengan Bojonegoro? Tentu, Bojonegoro penghasil minyak dan gas. Artinya SKK Migas dan K3S seperti Pertamina EP Cepu, Pertamina Aset 4 dan EMCL juga harus ambil bagian dalam gerakan ini.
Baca juga: 5 Fakta yang Harus Kamu Ketahui Tentang Migas di Bojonegoro
Kepala Humas SKK Migas Jabanusa, Donny Aryantho mengatakan bahwa semua K3S di Bojonegoro merupakan bagian dari gerakan ini. Namun demikian, upaya ini adalah bagian dari membantu Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
“Seluruh K3S yang berproduksi akan bahu membahu membantu pemerintah dalam pencegahan wabah virus covid-19,” ujarnya saat dihubungi Jurnaba.co.
Soal kapan itu akan sampai ke warga Bojonegoro, Donny belum bisa memastikan. Namun, kata dia, K3S sudah memiliki jadwal tersendiri sesuai dengan koordinasi dengan Pemerintah setempat.
Kita tunggu aja ya Nabs. Yang penting kita tidak tinggal diam. Setidaknya kita tetap di rumah. Ini juga upaya yang sangat membantu memerangi virus corona di Bojonegoro. Wujudkan hidup sehat dengan membiasakan cuci tangan. Sobat kaya bantu sobat misqueen. Sobat mampu bantu yang lemah ya ~