Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Cecurhatan

Guru dan Ingatan yang Terus Terpaku di Kepala

Rian Adi Kurniawan by Rian Adi Kurniawan
30/07/2021
in Cecurhatan
Guru dan Ingatan yang Terus Terpaku di Kepala
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Guru hebat tak pernah meminta kita untuk belajar secara langsung. Tapi kita yang belajar darinya tanpa diminta, meski tak secara langsung.

Seorang lelaki paruh baya sedang menghisap rokok di depan rumah dengan penuh kenikmatan. Malam yang gelap dengan penuh kepulan asap menemaninya. Nampaknya ia sedang melantunkan sebuah dzikir tanpa suara. Hal itu terlihat dari mulutnya yang seakan-akan mengucapkan sesuatu namun tidak mengeluarkan suara.

Lelaki paruh baya itu bernama Awan. Orang-orang di sekitarnya lebih akrab menyapa dengan sebutan Kiai Awan. Kiai yang penuh kharismatik dan penuh kesederhanaan. Selain itu ia juga sangat dekat dengan para santri.

Kiai Awan juga terkenal sangat ikhlas serta sabar, ia sekalipun tak pernah marah di depan santri. Untuk menghadapi santri yang nakal, ia lebih memilih menggunakan cara-cara humor. Humor selalu ia selipkan baik dalam keadaan santai maupun sedang mengajar.

Santri yang ada di dekatnya pun selalu merasa aman dan bahagia. Mereka merasa sangat beruntung memiliki sosok kiai seperti itu. Setiap jum’at pagi Kiai Awan selalu mengajak para santri untuk ro’an (kerja bakti/bersih-bersih bersama).

Dalam mengajak santri Kiai yang satu ini tak pernah memakai pendekatan instruksi. Pendekatan yang sering dipakainya adalah pendekatan menekan kesadaran. Ia tak pernah memerintahkan santri, tetapi selalu memulai duluan baru kemudian diikuti para santri. Dalam hal apapun ia selalu memberikan contoh.

Kiai Awan sudah tidak diragukan lagi kedekatannya dengan santri. Pernah suatu ketika ia mengundang para santri ke rumah untuk makan bersamanya. Sedikit pun wajahnya tak menunjukkan rasa malu, meski harus makan dan duduk berdampingan dengan santri.

Menurutnya, untuk mendidik santri seorang Kiai itu tidak selalu harus berada di atas. Adakalanya harus menjadi santri agar benar-benar merasakan perasaan santri. Selain itu juga sangat mudah untuk mengenali karakter santri. Kiai yang mengenali karakter santrinya, ia tak akan pernah kesulitan untuk mendidiknya.

Begitu juga dengan santri yang sudah kenal dekat dengan sang kiai. Santri pasti akan memiliki rasa ta’dzim yang mendalam. Rasa ta’dzim yang di dalamnya mengandung sebuah kecintaan. Cinta terhadap kiainya yang kemudian menjadi jembatan kecintaan terhadap ilmu. Dalam kitab Ta’limul Muta’alim disebutkan orang yang mencari ilmu haruslah bisa mencintai ilmu.

Pagi itu dari kejauhan di surau kecil pesantren nampak suara tetangisan terdengar. Terlihat seorang kiai sedang dipeluk para santrinya. Kejadian itu mengisyaratkan sebuah perpisahan dan kehilangan.

Sayangnya pengabdian Kiai Awan harus terhenti di sini, lantaran ia harus kembali ke tanah kelahiran untuk merawat pesantren tinggalan ayahnya.

Isak tangis pun tak terhindarkan, air mata para santri menjadi pengiring perpisahan Kiai Awan. Siapapun tidak pernah rela ditinggal sosok kiai yang sabar dan penyayang. Selamat jalan Kiai meski raga kita terpisah, sebagai seorang santri jiwa ini tetap menyatu bersamamu.

Bojonegoro, 29 Juli 2021

Tags: edukasiPendidikan

BERITA MENARIK LAINNYA

Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan
Cecurhatan

Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan

16/05/2022
Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah
Cecurhatan

Bukan Tutorial Move On Bagi Yang Patah

15/05/2022
Cegah Pungli dan Gratifikasi, Bapenda Bojonegoro mulai Terapkan Cashless
Cecurhatan

Cegah Pungli dan Gratifikasi, Bapenda Bojonegoro mulai Terapkan Cashless

14/05/2022

REKOMENDASI

Politik Hukum Kebangkitan Nasional

Politik Hukum Kebangkitan Nasional

21/05/2022
Semangat Al-Birru: Pelajaran Kesepuluh dari Kiai Ahmad Dahlan

Semangat Al-Birru: Pelajaran Kesepuluh dari Kiai Ahmad Dahlan

20/05/2022
Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali

Kisah Para Penggerak Dunia Pendidikan dari Bumi Wali

19/05/2022
Milad Aisyiyah dan Semangat al-‘Ashr

Milad Aisyiyah dan Semangat al-‘Ashr

18/05/2022
Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari

Hiperrealitas Norma dalam Film KKN Desa Penari

17/05/2022
Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan

Stop! Perempuan Bukan Objek Kekerasan

16/05/2022

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved