Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin besar dunia islam. Namanya masyhur sebagai Khulafaur Rasyidin kelima, setelah Abu Bakar, Umar, Ali, dan Utsman.
Malam telah larut ketika Khalifah Umar bin Khattab dan sahabatnya, Aslam, berkeliling Kota Madinah untuk memeriksa keadaan penduduk. Ketika mereka lelah dan beristirahat di sebelah dinding rumah, Khalifah Umar mendengar seorang ibu berkata pada anak gadisnya:
“Anakku, bangun dan campurlah susu itu dengan air!”
“Ibu, kau tahu kebijakan Khalifah Umar hari ini?” Jawab anak gadis itu.
“Apa kebijakan Khalifah Umar?”
“Khalifah mengumumkan, tidak boleh susu dicampur dengan air”.
“Anakku, bangun dan campurlah susu itu dengan air. Khalifah Umar dan pegawai pemerintah yang memberi pengumuman itu, tak melihatmu”.
“Ibu, aku tak mau patuh di depan Khalifah tapi melanggar saat di belakangnya”.
Umar dan Aslam mendengar semua obrolan itu. Umar meminta pada Aslam agar memberi tanda pada rumah tersebut.
Ketika Subuh tiba, Umar meminta Aslam untuk kembali ke rumah yang tadi sempat diberi tanda. Ia meminta agar Aslam mencari tahu, siapa yang mengobrol tadi, dan apakah mereka memiliki suami (kepala keluarga)?
Tak berselang lama, Aslam datang dan memberi laporan bahwa penghuni rumah tersebut, adalah seorang gadis dan ibunya yang janda. Mendengar laporan itu, Umar segera mengumpulkan anak-anaknya.
Di depan anak-anaknya, Umar berkata: “Apakah kalian bersedia menikahi seorang gadis? Seandainya aku masih niat menikah, tentu sudah aku nikahi gadis ini sebelum kalian menikahinya”.
Abdullah bin Umar berkata: “Aku sudah punya istri”.
Abdurrohman bin Umar berkata: “Aku juga sudah punya istri”.
“Ayah, aku belum menikah, nikahkan aku saja”. Ucap Ashim bin Umar.
Umar bin Khattab pun melamar gadis tadi, dan menikahkannya dengan anaknya yang bernama Ashim bin Umar.
Dari pernikahan antara Ashim bin Umar dan gadis tadi, lahirlah anak perempuan. Anak perempuan atau cucu Umar bin Khattab inilah, yang menjadi ibu dari Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin besar yang masyhur sebagai Khalifah kelima dalam Khulafaur Rasyidin.