Kalau ada kekayaan intelektual, boleh dong ada kekacauan individual.
Kekacauan Individual dalam sebuah organisasi, tentu berdampak pada capaian dan tujuan. Meski, organisasi tersebut diisi banyak individu dengan kekayaan intelektual memadai.
Individu memiliki peranan penting terhadap pembentukan struktur sosial dan organisasi. Tak terkecuali juga dalam sebuah struktur organisasi. Individu, jadi dayung yang mampu membikin perjalanan perahu lancar, sekaligus oleng tak karuan.
Serupa quark dan lepton (sesuatu yang lebih kecil dari atom), individu bagian terkecil dari kelompok. Nah, mungkin karena kecil dan nggak bisa diurai jadi bagian yang lebih kecil lagi — emang mau mengurai individu jadi apa sih, Ferguso? potongan tubuh? — ia justru memiliki peranan penting.
Kemampuan individu memang penting. Tapi, kemampuan individu pula kerap menjadikan sebuah perahu menjadi genting. Sebab, organisasi serupa adonan masakan.
Jika ada unsur individu yang perannya kurang, bisa berdampak pada rasa masakan. Sebaliknya, jika ada individu yang perannya terlalu berlebihan, tentu masakan bisa terlalu manis dan eneg.
Memang segala sesuatu harus ideal dan seimbang. Tapi sial, dalam hidup, mencari keseimbangan layaknya mencari jodoh yang-serius-untuk-diajak-menikah: ada yang bilang sulit ada yang bilang tidak mudah.
Jangankan mengkolaborasikan dan menyeimbangkan individu-individu di dalam sebuah organisasi, memahami satu individu saja susah. Ya mirip kayak pas kamu memahami keinginan si dia gitu.
McClelland’s Theory of Needs atau konsep Teori Kebutuhan individual yang dikembangkan David McClelland memaparkan, di setiap organisasi, ada tiga kebutuhan individu yang bermain. Tiga kebutuhan tersebut bisa dimaknai sebagai picu motivasi.
Yakni kebutuhan pencapaian (need for achievement), kebutuhan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation). Tiga kebutuhan inilah, yang secara psikologis, membentuk individu beserta kepentingan masing-masing.
Jika mau dibedah secara dangkal, tiga kebutuhan tersebut memiliki anak kebutuhan-anak kebutuhan yang tidak sedikit. Ihwal itu tentu sangat positif. Sebab mampu memicu pergerakan diri. Tapi, tidak sedikit yang berubah jadi negatif.
Kepentingan Masing-masing dan Kekacauan Individual yang tidak Masing-masing
Seperti yang diungkapkan McClelland pada Teori Kebutuhan, kebutuhan individu juga memicu adanya kepentingan yang digendong. Nah, jika kepentingan ini terlalu besar dan menabrak kepentingan organisasi, tentu berdampak pada kekacauan individual.
Meski menyandang kata individual di belakangnya, kekacauan individual tidak hanya berdampak secara individu. Tapi juga kelompok. Satu individu yang kacau bakal membikin satu rumah menerima dampak kekacauan.
Jadi, adagium “mengacaukan diri sendiri untuk mengacaukan negara” tentu bukan isapan jempol semata. Banyak masalah di dunia ini yang dipicu dari permasalahan pribadi, kepentingan pribadi. Dan dari sana pula, konflik kepentingan lahir.
Nah, kekayaan intelektual yang dimiliki individu, tidak akan berdampak pada kemajuan apa-apa jika individu tersebut memiliki kekacauan individual yang sulit dikondisikan. Kekacauan individual, tentu sangat banyak contohnya dan bisa dicari sendiri bukan?
Sering telat ke kantor atau sering susah dihubungi atau sering tidak konsen saat diajak rapat — yang berdampak pada tidak lancarnya projek atau tidak sesuainya tenggat produk — tentu contoh kecil dari apa yang disebut sebagai kekacauan individual.