Keberadaan virus corona memang menghebohkan dunia. Virus yang terindikasi muncul dari Wuhan, China tersebut kabarnya sudah menyebar ke sejumlah negara.
Dalam beberapa minggu terakhir, eksistensi virus corona jadi perhatian publik. Virus yang dikabarkan sudah merenggut ratusan nyawa tersebut membuat negara-negara di dunia, termasuk Indonesia meningkatkan kewasapadaannya.
Di sisi lain, virus corona ternyata punya dampak besar terhadap ketersediaan masker di sejumlah kota di Indonesia. Masker jenis N95 yang biasanya mudah didapatkan di toko maupun apotek mulai langka dan sulit didapatkan.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya terjadi pembelian masker secara besar-besaran. Ketika stok di kota besar habis, para pembeli beralih ke kota-kota kecil.
Rizky Agustian, pemilik salah satu apotek di Kota Bojonegoro membenarkan jika ketersediaan masker mengalami penurunan cukup drastis. Dalam seminggu terakhir, jumlah masker di apoteknya menipis dengan cepat.
“Kemarin ada yang beli langsung beberapa box. Sekarang tinggal satu box. Itu pun untuk dijual eceran,” ujar Rizky kepada Jurnaba.co
Menurut penelusuran Rizky, banyaknya orang yang mencari masker memang diakibatkan oleh virus corona. Namun bukan untuk dipakai sendiri, melainkan dijual kembali. Jadi jangan heran jika harga masker sekarang semakin melambung tinggi.
Orang-orang berlomba-lomba untuk membeli masker dalam jumlah yang banyak. Mereka bahkan tetap berani membayar mahal walaupun harga satu box masker naik hingga 10 kali lipat.
Satu box masker yang biasanya dijual sebesar Rp 18 ribu, kini bisa mencapai Rp 100 ribu lebih. Menurut Rizky, masker-masker tersebut akan dikirim ke China dan beberapa negara lain yang dikabarkan sudah terserang virus corona.
Menurut laporan Tempo, China membutuhkan 50-60 juta masker per hari dalam rangka mencegah penularan lebih luas di tengah-tengah masyarakatnya. Jumlah yang sangat besar tersebut tentu tak bisa dipenuhi oleh China sendiri.
“Saya dapat informasi jika banyak yang nyari masker untuk dijual kembali ke China. Di marketplace pun harga sudah sangat tinggi,” tambah Rizky.
Tak cuma langka di toko maupun apotek, masker juga sulit ditemui di berbagai marketplace maupun toko online yang ada di Indonesia. Macam Shopee, Tokopedia dan Bukalapak. Kalaupun ada, harganya sudah melambung tinggi.
Tim Jurnaba.co mencoba menelusuri ketersediaan masker di beberapa apotek yang ada di Kota Bojonegoro. Contohnya apotek di Jalan Diponegoro, Jalan Panglima Sudirman, dan Jalan Teuku Umar.
Semua apotek yang didatangi tersebut tak melayani pembelian dalam bentuk box atau jumlah besar. Mereka hanya menyediakan masker yang dijual satuan. Harga satuannya pun mengalami peningkatan lebih dari 100 persen dari harga normal.
Fenomena langkanya masker ini tentu tak boleh terus-terusan terjadi. Pemerintah harus turun tangan dan sudah siap dengan rencana antisipasi. Jangan sampai stok masker di Indonesia habis tak bersisa, gara-gara upaya meraup untung seketika.