Hidup adalah belajar. Kita bisa belajar dari siapapun, apapun, di manapun, dan kapanpun. Baru-baru ini, pohon bambu mengajarkan saya cara bertahan hidup.
Di tempat tinggal saya. Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro, terdapat banyak sekali pohon bambu. Pohon bambu di dekat tempat tinggal saya, jumlahnya cukup banyak.
Rumah saya, dekat dengan kali. Di mana, rimbunan pohon bambu menempel di tiap tepinya. Sejuk, tentu saja. Memicu permenungan, kadang-kadang. Hehe
Saya senang sekali menghabiskan waktu di rumah. Mengamati kali. Sesekali menambatkan perhatian pada pepohonan bambu.
Udaranya segar. Lingkungannya masih alami. Orang-orangnya baik-baik. Di desa, waktu begitu lambat bergerak, tapi menyenangkan. Barangkali, Itu yang membikin saya betah tinggal di desa.
Saya sering mengamati pohon bambu. Pohon yang mirip rumput tapi ukurannya teramat raksasa itu, tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.
Meski kau siram dan pupuki tiap hari, pertumbuhannya tak akan terlihat signifikan. Tumbuhnya hanya beberapa puluh sentimeter saja.
Tapi, kau tahu, setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu teramat dahsyat. Ukurannya tak lagi hitungan sentimeter, melainkan meter.
Lantas, apa yang terjadi pada pohon bambu?
Nabs, ternyata, selama 5 tahun pertama, pohon bambu mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar, bukan pada batang. Itu artinya, pohon bambu mempersiapkan pondasi yang sangat kuat.
Sehingga, ia bisa menopang brutalnya pertumbuhan ranting dan cabang selama bertahun-tahun kemudian. Pohon bambu yang tak punya akar kuat, selain mudah tersapu angin, juga gampang tergusur longsor bantaran kali.
Barangkali, itu alasan kenapa pohon bambu adalah pohon yang, konon, lebih kuat dibanding pohon jati. Sebab ia fleksibel. Tak kaku melawan angin. Sehingga tak mudah dirobohkan.
Pohon bambu itu, Nabsky, seolah memberitahu pada saya bahwa saat mengalami hambatan dan kegagalan, bukan berarti kita tak mengalami perkembangan. Melainkan, justru sedang mengalami pertumbuhan dan penguatan dari dalam.
Semua butuh proses. Pohon bambu yang terkenal kuat melawan angin, dan tangguh menahan longsor, harus tumbuh secara pelan selama 5 tahun pertama kehidupannya.
Semua butuh berproses. Pohon bambu yang bisa menari-nari saat diterpa angin, telah memperkuat akarnya selama 5 tahun pertama kehidupannya.
Jika kini kau merasa tak maksimal, bisa jadi, tubuh dan ototmu sedang memperkuat akarnya. Sehingga, kelak saat didera angin kehidupan, kau bisa menari-nari secara fleksibel layaknya pohon bambu.