Ingat, sengeri-ngerinya hari Senin, masih lebih ngeri dimarahi pacar yang lagi PMS. Sebab, kemarahannya mendadak dan tak berbasis kalender Masehi.
Bagi manusia di muka bumi, Senin adalah tanda perjuangan dimulai. Perjuangan mencari nafkah, mencari ilmu, dan, tentu saja, mencari kepastian. Hari Senin seakan jadi simbol berakhirnya kebahagiaan pasca runtuhnya puing bahagia Jumat-Sabtu-Minggu yang selo-sentosa.
Bagi influencer, (eh freelancer, ding) seperti saya, hari Senin juga terasa begitu berat. Saya meyakini gelombang semangat hari Senin sangat memacu adrenalin untuk bangun pagi.
Untung saja, tidak seperti PNS atau Instansi yang memaksa makhluk hidup untuk berseragam yang setiap Senin pagi harus dikeler demi menghormati tiang bendera, freelancer kayak saya cukup bangun untuk menghormati diri sendiri. Sebab, nasionalisme sudah ada di dalam hati.
Meski tak ikut upacara bendera, freelancer kayak saya tetap bangun pagi. Karena, berangkat ngopinya lebih pagi dibanding hari-hari yang lain. Itu keistimewaan hari Senin. Ia bisa memicu orang untuk bangun lebih awal.
Oke, balik lagi ke bagaimana menyiasati hari Senin yang menyebalkan. Nabs, bagi kamu yang selalu bingung bertemu dengan hari Senin. Caranya mudah, berikut kiat-kiat menghadapi hari Senin yang saya dapat dari permenungan sesaat.
1. Waktu saja fana, apalagi cuma Senin
Bukannya sok-sok indie atau sok-sok fourtwnty, tapi jangan terpaku pada waktu. Jika waktu saja fana, apalagi cuma Senin. Kan Senin bagian dari waktu. Artinya, Senin sangat fana sekali. Dan tidak perlu ditakuti.
Sebab, sesungguhnya yang terbaik adalah menyelesaikan sesuatu dengan cepat dan tepat. Cepat disini tidak termasuk dalam rotasi waktu, namun bagaimana kamu bisa memanfaatkan waktu agar tidak terbuang sia-sia.
Yang membuat resah dan bingung di hari Senin adalah dikejar deadline. Semua bos, ketua, supervisor, manager atau jabatan yang berada di atas kita, selalu ingat pekerjaan yang belum kelar, biasanya pada hari Senin. Jadi, sebelum kamu dimarahi, selesaikanlah. Maka Seninmu akan bahagia.
2. Pertahankan semangat weekend Maksudnya, menjaga stabilitas kebahagiaan di Jumat atau Sabtu sore, kala kamu pulang kerja dan akan mengisi weekend. Jumat dan Sabtu sore adalah puncak kebahagiaan. Kalau bisa menjaganya sampai Senin, niscaya seninmu terasa seperti Jumat atau Sabtu.
Hmm, ingat ya, Nabs, jangan terlalu boros membuang kebahagiaan, irit saja. Kenapa harus irit? Karena hemat pangkal kaya. Ingat, kaya tak hanya harta, bahagia juga aset kekayaan. Jadi kalau kamu ngirit bahagia, ia juga nggak cepat habis.
Disiplin kekayaan sama halnya disiplin kebahagiaan. Jika kamu bisa me-manaje kebahagiaan secara baik, tidak boros dan tidak membuangnya sia-sia, sudah pasti bahagia akan selalu menyertaimu. Bahkan, di hari Senin yang menyebalkan itu.
3. Bersyukur masih ketemu Senin
Terdengar sangat religius ya. Tapi, bersyukur memang cara mujarab untuk menyiasati hari Senin. Bagaimana tidak, Tuhan yang Maha Esa dan baik, masih memberi kesempatan padamu untuk menjumpai hidup.
Tuhan sangat baik karena masih membangunkanmu di hari Senin. Coba bayangkan, wahai pemuda yang kurang bersyukur, andai kamu tidak bangun di hari Senin, lalu tiba-tiba skip di hari Selasa atau Rabu, atau 309 tahun kemudian baru dibangunkan, bukankah kamu akan menjadi pemuda Ashabul Kahfi?
Jadi, bersyukurlah. Hari Senin itu tak menakutkan. Yang membuat takut hanya perasaanmu saja. Ingat, sengeri-ngerinya hari Senin, masih lebih ngeri dimarahi pacar yang lagi PMS. Sebab, kemarahannya mendadak dan tak berbasis kalender Masehi.